Cermin Diri #273: Wisuda TPA Muhammadiyah Menangis Terharu

0
144
Foto diambil dari dokumen pribadi penulis

KLIKMU CO-

Oleh: Mushlihin*

Sungguh senang. Saya bahkan tersanjung diundang wisuda khataman Alquran TPA Muhammadiyah 22 Takerharjo tahun pelajaran 2021/2022. Temanya menyongsong generasi Qurani yang gemilang.

Saya tiba jam sembilan. Tangisan haru para wisudawan tak terbendung. Utamanya usai lagu ummi dan musikalisasi puisi. Anak menghampiri orang tua. Mereka saling berpelukan.

Kemudian wisudawan kembali ke panggung untuk menyanyi. Wisudawan nampak sangat memesona. Mereka berpakaian putih hitam. Berselendang kuning keemasan bertuliskan nama mereka. Berkalung logo TPA (Taman Pendidikan Alquran).

Panitia memberikan sambutan. Intinya memohon maaf. Pasalnya banyak kesalahan dan kekurangan. Misalnya cinderamata untuk wisudawan terbaik pecah.” Maklum manusia tidak pernah luput dari dosa dan salah,” kata ustazah Marliyatin S.Pd sebagai ketua panitia.

Sambutan santriwati yang bernama Nurma juga berkesan di hati. Pantun jenaka disisipkan. Apalagi sambutan kepala TPA, M.Khozin, S.Ag.S.Pd malah cukup menohok. Guru DPK tersebut tak tergantikan sejak belasan tahun. Alasannya ustazah rebutan emoh (tidak bersedia diangkat sebagai kepala TPA).

Drs H. Amirul Mu’minin, MA selaku Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Takerharjo memberikan penguatan kepada wali, santri dan ustazah serta kepala TPA. Beliau menyambut gembira terselenggaranya acara yang meriah ini. Ketua PRM itu berujar, siapa pun yang menyempatkan waktu untuk TPA, pekerjaannya kelar. Allah mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan).

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, KH. Muhammad Tsabit turut memberikan pembinaan. Bahwasanya “kullu nafsin dzaiqatul maut.” Kita adalah calon mayit. Orang yang sadar sebagai calon mayit, maka tidak akan melakukan pekerjaan kecuali yang baik.

Beliau menegaskan, wazan jangan sering diganti, agar bacaan Alquran tidak rusak. Lagian kiai yang kerap mengaji tersebut mengingatkan. Jangan mengeluh sebagai ustazah sebab gajinya rendah. Dipanggil ustazah merupakan penghargaan.

Selain itu qolqolah, ayat sajadah, dan ikhfa, harap selalu dipraktekkan. Lebih dari itu ustaz yang menjadi imam salat harus memperhatikan makhraj karena dapat menggugurkan sah salat.

Sekali lagi, saya amat senang mengikuti wisuda khataman TPA Muhammadiyah 22 Takerharjo. Saya dapat berkumpul di rumah Allah (Graha Aisyiyah) bersama pembaca dan penghafal Alquran. Saya dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, dihadiahi foto dan disangoni berkat.

*Mushlihin, sekretaris PRM Takerharjo Solokuro Lamongan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini