Cermin Diri #307: Perihal Istiqlal

0
68

KLIKMU CO-

Oleh: Mushlihin*

Saya dan empat puluhan penumpang bis menuju masjid Istiqlal bakda asar dari Bogor. Sopir salah jalur. Atap bis menyerempet jembatan layang. Bis mundur. Kemacetan mengular. Kernet mengurainya dibantu beberapa relawan. Sopir berterima kasih dan memberikan uang seratus ribu kepada relawan.

Pas azan isya, kami tiba di luar pagar masjid Istiqlal, Jakarta. Juru parkir berebut mengarahkan kami ke kawasannya. Kami mengalah. Mereka meminta biaya Rp. 175.000. Sesudah itu seorang Satpam datang. Kami dikawal memasuki Istiqlal. Di posnya kami ditanya jumlah anggota dan asal. Walaupun ujungnya ia minta sumbangan Rp. 50.000.

Kami berjalan ke tempat wudhu. Kami melepas sandal. Usai wudhu kami salat jamak qashar magrib dan isya. Nabi bersabda bahwa dalam perjalanan batasan waktu jamak atau qashar yaitu 19 hari. Sedangkan dalam kondisi bencana batasannya adalah hilangnya kesukaran dan kesempitan. Rasulullah menghendaki agar tidak menyulitkan seseorang pun dari umatnya. Hadis tersebut diriwayatkan Bukhari dan Muslim.

Bakda salat kami berdiskusi bersama. Sebab masjid diselenggarakan dengan prinsip kebersamaan dan keseimbangan yang memadukan ilmu, iman serta amal. Lantas kami keluar masjid. Tiga pasang sandal kulit milik anggota kami raib. Kami melapor ke Satpam. Beliau bermaksud memberikan sandal jepitnya. Lantaran masjid berfungsi sebagai pusat pelayanan dan pemberdayaan umat.

*Sekretaris PRM Takerharjo Solokuro Lamongan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini