Cermin Diri #318: Amanat Pembina Upacara Singkat

0
121

KLIKMU CO-

Oleh: Mushlihin*

Saya didapuk sebagai pembina upacara. Tempatnya di halaman Madrasah Aliyah Muhammadiyah Takerharjo. Waktunya Kamis 1 Desember 2022 jam 07.00. Lho, kok bukan Senin. Itulah keunikannya. Madrasah ini libur umum Jumat. Apelnya Sabtu. Upacaranya saban tanggal satu. Pesertanya pun terpadu, yakni seluruh murid MTs dan MA Muhammadiyah Takerharjo. Diantaranya ada anak, keponakan, dan sepupu saya.

Tata upacaranya sebagai berikut. Masing-masing pemimpin menyiapkan barisan. Pemimpin upacara memasuki lapangan. Penghormatan kepada pemimpin upacara dipimpin barisan yang paling kanan. Laporan masing-masing barisan kepada pemimpin upacara.

Selanjutnya saya sebagai pembina upacara dimohon memasuki lapangan. Penghormatan kepada pembina upacara dipimpin oleh pemimpin upacara. Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara siap dimulai.

Kemudian pengibaran bendera merah putih diiringi lagu Indonesia Raya. Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara. Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara dan diikuti oleh peserta upacara. Hikmat sekali.

Lantas pembacaan teks pembukaan UUD 1945 dengan cukup lancar. Pembacaan janji pelajar Muhammadiyah pun sempurna. Pertama, Berjuang menegakkan agama Islam; Kedua, Hormat dan patuh kepada orang tua atau guru; Ketiga, Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu; Keempat, Bekerja keras, mandiri dan berprestasi; Kelima, Rela berkorban dan menolong sesama; Keenam, Siap menjadi kader Muhammadiyah dan bangsa.

Saya diminta memberi amanat singkat selaku pembina upacara. Pasukan diistirahatkan. Saya terharu dengan petugas upacara, meskipun terdapat kekurangan tapi tidak ditertawakan oleh peserta. Saya menyampaikan hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas. Bahwasannya Rasulullah bertemu dengan iblis dan menanya. Siapa yang engkau senangi? Iblis menjawab. Orang yang tidak jujur, curang, sombong, bakhil, zalim, pezina, pencuri, dan peminum khamar. Hindari larangan Allah. Sebab itu merupakan racun, hal yang hina, menghilangkan cahaya pada wajah, mengurangi rezeki, hati beku dan susah menerima nasehat atau kebajikan.

Setelah pembacaan doa, pemimpin upacara laporan kepada pembina upacara bahwa upacara telah selesai. Penghormatan kepada pembina upacara dipimpin oleh pemimpin upacara. Pembina upacara meninggalkan lapangan.

Penghormatan kepada pemimpin upacara dipimpin oleh pemimpin barisan yang paling kanan. Pemimpin upacara meninggalkan lapangan upacara. Barisan dibubarkan. Alhamdulillah tidak ada yang pingsan.

*Guru MA Muhammadiyah 8 Takerharjo Solokuro Lamongan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini