KLIKMU CO
Oleh: Mushlihin
Saya kadung bersepeda jam 6. Hujan turun rintik-rintik. Saya berteduh. Adik menghidangkan bolet dan wedang.
Sesudah hujan agak reda saya berpamitan. Saya pun menuju rumah ibu dan disuguhi gimbal jagung. Hujan deras. Saya bersabar hingga jam 10. Istri menelpon. Saya segera pulang memakai capil wedok untuk melindungi kepala.
Setiba di rumah saya makan nasi goreng yang telah dihidangkan istri sejak pagi. Lalu saya mandi, berpakaian yang terbaik dan memakai minyak wangi serta menjemur handuk.
Selanjutnya saya berangkat salat Jumat. Hujan belum berhenti padahal azan berkumandang. Saya mengingat doa agar hujan berhenti. Bunyinya sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ عَلَى اْلآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ.
“Ya Allah! Turunkan hujan di sekitar kami, dan jangan timpakan hujan di atas kami. Ya, Allah! Turunkanlah hujan di daratan tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah dan tanah subur tempat tumbuhnya pepohonan.
Saya baca doa tersebut sepanjang perjalanan. Lumayan saya tidak basah kuyup. Saya lantas cuci kaki dan masuk masjid. Saya salat dua rakaat singkat-singkat. Lalu berkhutbah dengan mengucapkan pujian, syahadat, salawat, membaca satu ayat Alquran, dan tausiyah supaya bertakwa. Selain itu saya mengajarkan doa agar hujan berhenti.
Usai salat Jumat hujan belum berhenti. Takmir menghidangkan makan siang. Sesudah itu saya mohon izin karena ada rapat wali murid di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Takerharjo, walaupun gerimis. Saya memakai jas. Saya juga terus berdoa. Ya Allah jangan engkau timpakan hujan di atas kami. Walhasil hujan tidak membahayakan.
*Guru MA Muhammadiyah 8 Takerharjo Solokuro Lamongan