Ciptakan Sepatu Pintar, Tim Scientist Boy Mudipat Raih Medali Perak di Thailand

0
20
Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya Edy Susanto MPd (kiri) membersamai Duta Robotika Mudipat (Tim Scientist Boy) yang berhasil meraih medali silver. (Yuda/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO –  SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (SD Mudipat) kembali meraih prestasi di bidang robotika. Kali ini Duta Robotika Mudipat, Tim Scientist Boy, berhasil memperoleh medali perak (silver medal) di ajang inovasi internasional tingkat umum di Bangkok, Thailand, pada event International Intellectual, Invention, Innovation dan Technology Exposition 2024 in Thailand Inventor’s Day 2024.

Tim Scientist Boy beranggota Iswara Muhammad Krisna, Rayyan Alkhalifi Bayuandra, Arya Alvariza Risqialamsyah, Satria Wikrama Janitra Aryasatya, dan Aditya Arya Maulana Irawan. Mereka semuanya murid kelas IV.

Tim Scientist Boy membuat inovasi bernama Arture Shoes Smartfuture Shoes, Safety Shoes to Help the Elderly Better. Yakni, sepatu pintar yang berfungsi untuk mendeteksi orang tua jatuh dan bisa tracking lokasi yang jatuh.

Tim Scientist Boy meraih medali perak setelah bersaing dengan 3 ribu peserta dari 30 negara pada lomba yang digelar National Research Council of Thailand, Minister of Higher Education, Scientist, Research and Inovation, pada 2 hingga 6 Februari lalu di Event Hall 100-200, Bangkok International Trade and Exhibition Centre, Bangkok, Thailand.

Kepala Mudipat Edy Susanto MPd sangat bangga serta mengapresiasi  para siswa kelas IV SD Mudipat yang berhasil meraih medali perak setelah berkompetisi dengan orang-orang dewasa.

Menurut dia, ini merupakan kelebihan yang luar biasa. Meski, mereka harus berkompetisi dengan orang dewasa dan memberikan paparan ciptaannya di hadapan juri dalam bahasa Inggris.

“Alhamdulillah anak-anak berhasil meraih medali perak. Teknologi yang diciptakan anak-anak ini sangat bermanfaat membantu bagi orang tua saat jatuh. Maka dengan teknologi yang diciptakan anak-anak ketika salah satu anggota keluarga yang sudah lanjut usia tiba-tiba jatuh, dari sepatu pintar yang dipakai dan telah dipasangi seperangkat teknologi ciptaan anak-anak akan mengirimkan notifikasi pada HP yang telah terpasang aplikasi tersebut. Notifikasi dengan memberitahukan lokasi jatuh sesuai map,” jelasnya.

Edy menjelaskan, ke depan pihak sekolah dan orang tua para siswa akan mendaftarkan pada Kementerian Hukum dan HAM untuk mendapatkan HAKI (Hak atas Kekayaan Intelektual).

“Dan akan memproduksi secara massal setelah mendapatkan Haki serta berharap ada bantuan dari pemerintah dalam pemasarannya,” tegasnya.

Sementara itu, Pembina Ekstrakurikuler Robotika Endik Setyawan SSi menambahkan, ide penciptaan sepatu pintar ini berasal dari anak-anak sendiri.

“Awalnya, salah satu anggota tim mempunyai kakek atau nenek terjatuh pada saat jalan-jalan. Karena posisi tempat jatuh tidak ada yang mengetahui sehingga pertolongan pertamanya agak terlambat, hingga ada salah satu tetangga yang memberitahukan,” terangnya.

”Nah, dari situ tercetuslah ide supaya anak-anak bisa membuat alat inovasi berupa sepatu yang bisa dipakai orang tua. Bila terjatuh bisa diketahui oleh pihak keluarga di mana lokasi jatuhnya. Maka dengan sepatu pintar ini ketika ada anggota keluarga yang sudah lanjut usia dan terjatuh dapat segera diketuai, bahkan posisi jatuhnya juga bisa dideteksi,” imbuhnya.

Endik menjelaskan, kesulitan dalam proses pembuatan sepatu pintar adalah saat perakitan komponen. Sebab, ada beberapa komponen yang harus diimpor dari luar negeri sehingga harus menunggu pemesanannya.

“Untuk pengembangannya, yang pertama jangkauannya bisa lebih luas lagi dan kedua saat ini notifikasi dari HP yang masih berupa angka dari jarak tempat terjatuh. Namun, ke depan aplikasinya bisa menunjukkan map atau peta secara riil posisi jatuhnya,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Ketua Tim Scientist Boy Iswara Muhammad Krisna menjelaskan, cara kerja sepatu pintar cukup mengaktifkan tombol on pada rangkaian elektronik yang ditaruh di atas sol sepatu dan di bawah alas sepatu dalam.

“Kemudian mengaktifkan aplikasi Arduino dan menunggu tanda hingga ada pemberitahuan berupa suara bit-bit dua kali, maka sepatu pintar dan aplikasinya sudah bekerja,” paparnya.

“Maka, bila penggunanya terjatuh, HP yang memasang aplikasi Arduino akan memberikan notifikasi dan menunjukkan lokasi jatuh. Tapi, pemberitahuannya saat ini masih berupa angka yang menunjukkan jarak antara HP dan pengguna sepatu dengan jarak hingga sekitar 1 km,” tandasnya.

(Yuda/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini