Dakwah Bil Medsos, Saatnya Nasyiah Produksi Konten Menarik tentang Fikih Wanita

0
504
Para peserta antusias menyimak materi Dakwah Bil Medsos yang diselenggarakan PWNA Jatim. (Erfin/Klikmu.co)

KLIKMU.CO –  Seiring perubahan zaman, pola dakwah tentu juga ikut mengalami pergeseran. Dakwah yang dahulu dilakukan di mimbar-mimbar kini dapat dilakukan di mana saja. Tak terkecuali di media sosial sebagai wahana baru informasi masyarakat.

Karena itu, Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur melaksanakan Pelatihan Dakwah Bil Medsos dengan tema besar “Dari Dakwah Kekinian untuk Fikih Wanita Berkemajuan”. Pelatihan ini dilakukan secara daring melalui Zoom meeting dan dilaksanakan selama dua hari pada Sabtu dan Ahad, 12-13 Februari 2022.

Acara ini menghadirkan dua narasumber Dra Rukmini Amar wakil ketua PWA Jawa Timur dan Yudistira seorang content creator. Peserta yang mengikuti acara pelatihan ini lebih dari 100 yang terbagi dalam 6 kelompok dan masing-masing didampingi fasilitator untuk dapat mengerjakan tugas selama pelatihan.

Ketua PWNA Jawa Timur Aini Syukria dalam sambutan pembuka menyampaikan bahwa fikih adalah hukum yang akan meluas yang meliputi bagaimana kita hablum minallah dan hablum minannas. Tentunya, fikih juga akan berkembang, namun beberapa ada yang tidak dapat diubah.

”Fikih salah satu dasar dalam berdakwah, sementara dakwah adalah sumber pustaka dalam kehidupan. Karena itu, penting bagi warna Nasyiah untuk paham akan fikih,” paparnya.

“Kajian Islam juga sangat luas yang dapat diterapkan dalam beberapa bidang seperti bidang pendidikan, ekonomi, dan lain-lain. Serta yang paling utama adalah kebermanfaatan dakwah, bermanfaat untuk diri sendiri, untuk umat dan masyarakat, karena sebaik-baik manusia adalah dia yang bermanfaat untuk sesame,” tambahnya.

Pada sesi materi, Dra Rukmini Amar menyinggung tentang makna albirru manittaqo. Albiru memiliki makna baik secara totalitas, yaitu antara hubungan individu dengan Tuhan, hubungan  individu dengan sesama manusia, serta individu dengan alam sekitar. Sementara manitaqo memiliki arti kebajikan bagi orang yang bertakwa.

“Berarti albirru manittaqo secara umum memiliki tugas kebaikan secara totalitas, dengan keimanan yang terus menerus dilakukan menjadi sebuah  keikhlasan,” ujarnya.

Selain itu, Rukmini menambahkan, al biro manitaqo merupakan sebuah rujukan dalam membuat kegiatan. Warga Nasyiah haruslah bersih karena sebagai perwujudan totalitas menjaga hubungan individu dengan yang ada di sekitarnya. Karena itu, dalam penyampaiannya ia memberikan materi yang minimal harus diketahui warga Nasyiah, yaitu dengan tema besar Fikih Reproduksi Wanita Bab Thaharah (Hadas & Najis).

Sementara itu, content creator Yudistira memaparkan teknis membuat konten dan aplikasi apa yang biasa digunakan. Menurutnya, dalam membuat konten ternyata tidak harus satu konten untuk satu penayangan. Namun, dalam membuat konten prosesnya dapat didaur ulang.

“Artinya, satu konten dapat diunggah ke beberapa platform yang diinginkan asal tidak menghilangkan pesan yang ingin disampaikan,” tuturnya.

Dalam penyampaiannya, para peserta diberi penjelasan tentang langkah-langkah dalam membuat konten, seperti proses preproduksi dengan mempersiapkan konsep atau skrip dan mempersiapkan alat. Dilanjutkan dengan proses produksi dengan fokus tempat pengambilan gambar agar bisa bagus. Terakhir adalah posproduksi, yaitu editing dan finishing sebelum diunggah.

Di akhir penyampaiannya, Yudistira mendemonstrasikan serta memperkenalkan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi Capcut untuk editing video.

Para peserta tampak sangat antusias dengan penyampaian oleh kedua pemateri. Sesi tanya jawab juga interaktif karena peserta dapat diberikan kesempatan untuk bertanya langung maupun chat di kolom komentar.

Misalnya, pada salah satu penanya saat sesi Yudistira, peserta menanyakan tips agar konsisten unggah konten. “Bisa membuat time schedule dalam membuat konten agar bisa kontinu,” saran Yudistira. (Sindi Nur Diansyah/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini