KLIKMU.CO – Membludaknya siswa mitra warga dalam sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sekolah negeri di Surabaya menimbulkan berbagai persoalan.
Dipastikan beban ngajar guru di sekolah berplat merah itu akan bertambah. Juga tidak kondusifitas kelas selama proses belajar mengajar, menjadi problem tersendiri. Sebab, jumlah per rombel semula 32 siswa bertambah menjadi 42 siswa.
Dampak lain yang ditimbulkan adalah guru sertifikasi sekolah swasta terancam tunjangan profesi pendidik (TPP) tidak cair. Pasalnya jumlah beban mengajar kurang dari 24 jam.
Rahmat (37) guru swasta di pinggiran Surabaya timur mengeluhkan akan kebijakan Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Surabaya saat ini. Sejauh ini sekolahnya baru mendapatkan murid untuk satu rombel, itupun masih kurang kalau per rombelnya jika diisi 32 siswa.
“Saya bingung, nanti harus menambah jam mengajar kemana?,” katanya menghela nafas. Mestinya yang mitra warga sekolah negeri juga diberikan kepada swasta.
Berbeda dengan Rahmat,Anis Sami Pujiastuti guru Muhammadiyah 15 Surabaya nasibnya masih mujur. Sebab, sekolahnya sejauh ini sudah memenuhi 4 rombel.
Anis tidak menampik adanya dampak dari program mitra warga meski penurunan tidak terlalu signifikan. Dia mengaku pihak sekolahnya sudah melakukan program mitra warga sejak tahun 2016 silam.
“Untuk gratis full itu diberikan pada mereka benar-benar tidak mampu. Kami juga melakukan survey di lapangan,” kata perempuan yang saat ini sebagai Kepala SMP Muhammadiyah 15 Surabaya.
Bagaimana bisa gratis? Anis menjelaskan, mereka bisa gratis karena di sekolahnya diberlakukan subsidi silang. Selain itu, pihaknya mengklasifikasi beberapa katagori siswa diantanya siswa umum atau reguler, siswa sedang dan siswa yatim.
“Caranya, untuk katagori pembiayaan siswa sedang kami berikan keringanan biaya. Adapun siswa mitra warga, kami bantukan dari siswa reguler. Dari sini kami menerima siswa mitra warga yang mendapatkan pendidikan gratis,” katanya kepada KLIKMU.CO, Sabtu (14/7) dengan menyebut bahwa program yang dijalankan adalah subsidi silang.
Untuk membantu siswa tidak mampu tadi pihaknya mengusulkan ke Lazismu (Layanan Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah Kota Surabaya).
“Dan ketika idul fitri sebagian zakat kami alihkan kepada mitra yang full tadi,” pungkas Anis. (dul)