Oleh: Drs Najib Sulhan MA
Ketua PCM Mulyorejo, Surabaya

Perkembangan pendidikan akan terus bergerak. Kurikulum pun sering berganti nama. Namun, sesungguhnya konsepnya tidak pernah berubah. Kerangka utama pendidikan abad ke-21 mencakup tiga hal, yaitu penguatan karakter, pembudayaan literasi, dan pengembangan kompetensi terhadap beragam potensi. Ketiga konsep ini berakar dari Al-Qur’an dan Hadits.
Bicara soal penguatan karakter, hal ini merupakan tugas Rasulullah ke dunia, yaitu menyempurnakan akhlak manusia (liutammima makarimal akhlak). Umar bin Khattab mengatakan, “Belajarlah adab, kemudian belajarlah ilmu” (ta addabu tsumma ta’allamu). Imam Malik juga berpesan, “Pelajarilah adab sebelum belajar ilmu” (ta addabu qobla an tata’allamal ‘ilma). Betapa pentingnya akhlak, adab, moral, dan karakter.
Pembudayaan literasi merupakan konsep tentang mendengar, melihat, yang diolah di hati, dan bisa berbuah aksi. Di Australia disebut dengan “Y Card”, yaitu sounds like, looks like, dan feels like. Dasarnya ada dalam Surah An-Nahl ayat 78. Ini bukan sekadar transfer of knowledge, tetapi transformation of knowledge. Inilah salah satu hasil yang diharapkan dari pendekatan deep learning.
Demikian juga terkait pengembangan kompetensi. Sesungguhnya, seorang guru harus memiliki kekuatan fisik, juga pikiran, dan yang tidak kalah penting adalah amanah dalam menjalankan tugas. Konsep ini tergambar dalam Al-Qur’an Surah Al-Qashash ayat 26.


Gagasan Mendikdasmen Prof Dr Abdul Mu’ti MEd sangat brilian. Bukan mendahulukan penamaan kurikulum, tetapi yang diutamakan adalah pendekatan dengan menentukan kerangka kerjanya, hingga tujuan yang akan dicapai.
Dalam kerangka kerja deep learning ada empat hal yang menjadi perhatian. Pertama, kerangka pembelajaran yang mengedepankan praktik pembelajaran, lingkungan belajar yang kondusif, pemanfaatan digital, dan pembangunan kemitraan dalam pembelajaran.
Kedua, pengalaman belajar dengan tiga siklus yang perlu diperhatikan, yaitu memahami—apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan, merupakan bentuk literasi (Q.S. An-Nahl: 78). Selanjutnya, mengaplikasikan, yaitu mewujudkan praktik dari apa yang telah dipahami. Kemudian merefleksikan apa yang sudah dilakukan, tentu untuk perbaikan berkelanjutan.
Ketiga, prinsip pembelajaran yang meliputi tiga hal: mindful learning atau pembelajaran berkesadaran—guru sadar akan kondisi murid dan membuat persiapan matang, sehingga murid juga sadar dan berkeinginan untuk belajar; meaningful learning, yaitu proses pembelajaran yang memberikan kebermanfaatan nyata dalam kehidupan siswa; serta joyful learning, yaitu penyajian materi dengan cara yang menyenangkan.
Keempat, ada target lulusan yang dikenal sebagai dimensi profil lulusan. Ada delapan target dari pendekatan deep learning ini: iman dan takwa, kewargaan, berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, kemandirian, dan kesehatan. Jika kerangka kerja ini diterapkan dengan sungguh-sungguh, hasilnya akan luar biasa. (*)