Oleh: Dr Nurbani Yusuf MSi
KLIKMU.CO
Seorang berkepala plontos, berjenggot lebat, bermata cekung, bersarung di selempang berdiri dan berkata: Wahai Rasulullah bertakwalah kepada Allah. Dalam riwayat lain: Wahai Rasulullah berbuat adillah.
Nabi saw bersabda: celakalah engkau!!
Islam tak anjurkan kritik, tapi nasihat: tawa shoublhaq, tawa shawbissaber, dan tawa shawbil marhamah.
Adab bernasihat: langsung di depan orangnya dengan santun dan lemah lembut. Nasihat yang tidak disampaikan langsung disebut gibah.
Suatu ketika, Ali bin Abi Thalib pernah mengirim emas kepada Rasulullah saw, dengan wadah kulit yang disepuh dengan daun emas itu belum dibersihkan dari tanah tambangnya. Kemudian Nabi saw membaginya kepada 4 orang: Uyainah bin Hishn, Al-Aqra’bin Habis, Zaid Al-Khoil, dan yang keempat ada 2 orang: Alqamah bin Ulatsah atau Amir bin Thufail.
Ada salah seorang sahabat yang mengatakan, “Kami lebih berhak untuk menerimanya daripada mereka itu.” Komentar ini pun didengar oleh Rasulullah saw dan bersabda:
“Apakah kalian akan mencelaku padahal aku adalah manusia kepercayaan Zat yang berada di atas? Padahal wahyu dari langit datang kepadaku siang-malam.”
Tiba-tiba berdirilah seseorang, matanya cekung, pipinya menonjol, dahinya nonong, jenggotnya lebat, kepala gundul, dan sarungnya tersampir. Dia mengatakan, “Wahai Rasulullah, bertakwalah kepada Allah.” Spontan Rasulullah saw marah dan menjawab:
“Celaka kau, bukankah aku penduduk bumi yang paling bertakwa kepada Allah.”
Saking kencangnya mereka dalam beragama, sehingga melupakan banyak aturan Islam. Mengafirkan kaum muslimin dan memberontak pemerintah yang sah. Nabi saw menggambarkan, seperti anak panah yang melesat sangat kencang hingga tembus binatang sasarannya.
Sayidina Ali juga kerap diprotes oleh sekumpulan khawarij: “Wahai Ali kenapa pemerintahanmu tidak sebaik masa Abu Bakar ra dan Umar? Sayidina Ali ra menjawab: Pada masa khalifah: Abu Bakar ra dan Umar ra yang dipimpin adalah para sahabat terbaik. Amanah dan paham. Termasuk aku.
Sedang masa pemerintahanku, yang aku pimpin adalah orang-orang seperti kamu. Yang tidak mau mendengar selain pemimpinmu sendiri dan menggunakan ayat Al-Quran untuk menghakimi kepada sesama saudaramu yang berbeda.”
Kritik dan demo adalah tradisi khawarij yang diwarisi kaum liberal-sekuler.
Kepada raja lalim Fir’aun laknatullah, Nabi Musa as dan Harun as diperintah lemah lembut:
“Pergilah kalian berdua kepada Firaun karena sesungguhnya dia telah melampaui batas, dengan kata-kata yang lembut dan santun, kemudian Allah mendoakan kepada Firaun: “Semoga Firaun kembali ingat dan takut.” Thaha 43:44.
1 Comment