Deretan Kontroversi Kepala BPIP Yudian Wahyudi: Dulu Larang Mahasiswa Bercadar, Kini Paksa Paskibra Lepas Jilbab

0
76
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi. (Dokumentasi BPIP)

KLIKMU.CO – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi baru-baru ini mencuri perhatian publik dengan kebijakan kontroversialnya.

Ia mengeluarkan aturan melalui BPIP yang melarang anggota Paskibraka putri untuk mengenakan hijab saat upacara pengukuhan dan pengibaran bendera Merah Putih di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Kebijakan ini langsung memunculkan berbagai kritik dari masyarakat, yang menilai keputusan tersebut sebagai bentuk pembatasan kebebasan beragama.

Meski kemudian, Yudian merevisi kebijakannya. Intinya, personel Paskibraka putri boleh menggunakan jilbab pada saat upacara kenegaraan 17 Agustus. Meski begitu, tuntutan agar presiden mengevaluasi kepala BPIP tak berhenti begitu saja.

Menilik rekam jejak, sebelum di posisi barunya di BPIP, Yudian Wahyudi pernah menjabat sebagai Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dari tahun 2016 hingga 2020.

Selama masa jabatannya sebagai rektor, ia juga pernah mengeluarkan kebijakan yang memicu polemik. Yudian menerapkan kebijakan yang cukup kontroversial dengan melarang mahasiswi menggunakan cadar di lingkungan kampus.

Keputusan ini tercatat dalam Surat Keputusan B-1031/Un.02/R/AK.00.3/02/2018 tertanggal 20 Februari 2018, yang dikeluarkan sebagai bagian dari upaya pembinaan mahasiswi bercadar.

Meskipun akhirnya kebijakan tersebut kemudian dicabut akibat menimbulkan ketidaknyamanan di lingkungan kampus.

Yudian beralasan bahwa larangan tersebut bertujuan untuk menjaga ideologi kampus serta mempermudah proses kegiatan belajar mengajar.

Latar belakang Yudian Wahyudi sendiri sejak usia 12 tahun, ia sudah menjalani pendidikan di pesantren. Hal itu menunjukkan kedekatannya dengan nilai-nilai keagamaan.

Ia juga pernah belajar mengaji di Balikpapan, Kalimantan Timur, memperluas pemahaman keagamaannya.

Yudian lahir dari keluarga dengan latar belakang militer. Ayahnya adalah seorang tentara yang bertugas di Balikpapan pada tahun 1948, saat masa revolusi. Ayahnya memasukkannya ke pesantren sebagai upaya untuk mendidik anak yang dikenal cukup nakal dan suka terlibat dalam tawuran.

Dengan latar belakang pendidikan dan keluarga yang kompleks ini, kebijakan-kebijakan Yudian Wahyudi mengenai penggunaan cadar hingga hijab justru sangat bertolak belakang dan sering menimbulkan kegaduhan umat beragama.

(Tamimul Ula/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini