Dewan Pendidikan Kota Batu Monev MPLS dan Matsama di Sejumlah Sekolah, Ini Temuannya

0
62
Ketua Dewan Pendidikan Kota Batu Dr Atok Miftachul Hudha MPd memimpin monev MPLS dan Matsama di Kota Batu. (Istimewa/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Dewan Pendidikan Kota Batu (DPKB) turun lapang untuk melaksanakan monev (monitoring dan evaluasi). Monev dilakukan untuk mendapatkan data akurat tentang pelaksanaan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di SMP dan Matsama (Masa Taaruf Siswa Mardasah) di MTs Tahun Ajaran 2024/2025.

Ketua Dewan Pendidikan Kota Batu Dr Atok Miftachul Hudha MPd turun langsung bersama jajarannya pada Rabu (17/7/2024).

Hasilnya, semua sekolah melaksanakan tupoksi pelaksanaan MPLS dan Matsama sesuai dasar hukum dari Kemendikbudristek untuk SMP dan Kemenag untuk MTs.

“Ada 30 item yang kami monev, mulai dasar hukum pelaksanaan MPLS dan Matsama, SK kepanitiaan, perincian tugas panitia, program kerja panitia, skenario dan jadwal MPLS dan Matsama, daftar hadir pesera MPLS dan Matsama, materi yang wajib diberikan, hingga menemukan catatan penting sebagai temuan dan rekomendasi,” tutur Atok.

Atok menjelaskan, dalam monev ini, pihaknya ingin melihat langsung fakta di lapangan terkait bagaimana MPLS dan Matsama dikemas di setiap sekolah di Kota Batu.

“Untuk itu, kita perlu hadir dan melihat langsung pelaksanaannya di lapangan. Bahkan kami meminta setiap sekolah yang kami kunjungi menghadirkan dua peserta didik baru laki-laki dan perempuan secara acak untuk kita wawancarai langsung berkaitan dengan kegiatan MPLS maupun Matsama yang mereka ikuti,” kata pria yang juga dosen UMM tersebut.

Ketika ditanyakan temuan apa saja dalam monev yang dilakukan oleh DPKB, Atok menyebut ada temuan dari sisi teknis. Di antaranya, pelaksanaan MPLS terfasilitasi sesuai ketersediaan sarana-prasarana dan fasilitas yang dimiliki masing-masing sekolah.

Ada yang dilaksanakan di halaman sekolah untuk stadium general. Ada yang di hall sekolah. Ada yang di aula. Ada pula yang dilaksanakan di kelas gabung.

“Rata-rata peserta didik baru belum mengenal dengan baik nama-nama pimpinan sekolah dan jajaran dewan guru di sekolah barunya. Hal ini wajar karena mereka baru hadir di sekolah secara resmi tiga hari ini. Dan rata-rata mereka merasa senang mengikuti rangkaian MPLS maupun Matsama,” tutur Atok.

Karena itu, Atok menyarankan ada sejumlah hal yang perlu dipikirkan oleh sekolah, Dinas Pendidikan Kota Batu, Dinas Perhubungan Kota Batu, dan dinas terkait. Yakni, transportasi peserta didik baru yang ada di SMP Negeri 5 Kota Batu yang berlokasi di Desa Sumberbrantas Bumiaji yang jauh dari fasilitas transportasi umum.

Meskipun ada satu kendaraan bantuan CSR, belum mencukupi untuk kebutuhan transportasi antar jemput peserta didik yang berjarak jauh rumahnya menuju lokasi sekolah.

“Selain itu, kami juga menemukan data bahwa di SMP Diponegoro Kecamatan Junrejo telah melakukan asesmen awal dari 43 peserta didik baru yang diterima 6 anak masuk kategori ABK-2025. Ternyata ini satu-satunya sekolah yang siap menerima peserta didik baru ABK meskipun tidak memiliki guru bersertifikasi pendamping peserta didik ABK,” lanjut Atok yang ditemani jajaran DPKB seperti Oka, Sujud, Jujuk, Wayan, Agus, dan Rahmatullah.

“Ini harus menjadi pemikiran kita bersama. Anak ABK harus mendapat layanan pendidikan yang layak dan setara dengan peserta didik reguler lainnya. Ini PR kita bersama, wali kota, Dinas Pendidikan, Dewan Perwakilan Rakyat, masyarakat, maupun pemerhati pendidikan di Kota Batu khususnya,” tegas Atok.

(Husama/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini