Di Balik Bahagia

0
19
Fathan Faris Saputro, Anggota MPID PDM Lamongan. (Pribadi/KLIKMU.CO)

Oleh Fathan Faris Saputro, Koorditor Divisi Pustaka dan Informasi MPID PDM Lamongan

Fiersa Besari pernah mengatakan, “Jangan cuma lihat senangnya, coba rasakan sedihnya. Hidup siapa pun tidak ada yang sempurna.” Ucapan ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan yang tampak di permukaan sering kali menyembunyikan kesulitan dan perjuangan yang tidak terlihat.

Setiap individu memiliki kisahnya sendiri, dengan momen bahagia disertai ujian dan cobaan. Kita diajak untuk lebih peka dan memahami bahwa di balik setiap senyum mungkin ada tangis yang pernah atau sedang dialami.

Pernyataan ini sejajar dengan makna ayat dalam Al-Baqarah: 186, di mana Allah berfirman, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Ayat ini menegaskan bahwa Allah selalu dekat dengan hamba-Nya, mendengar setiap doa dan permohonan. Ketika menghadapi kesulitan, kita diajak untuk kembali kepada-Nya, menguatkan iman, dan meyakini bahwa setiap ujian pasti mengandung hikmah.

Kebahagiaan sejati tidak hanya tecermin dari hubungan kita dengan Allah, tetapi juga dari interaksi kita dengan sesama manusia. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad mengungkapkan bahwa Islam mengajarkan kita untuk menjalin hubungan baik dengan Allah dan berbuat baik semaksimal mungkin kepada seluruh manusia.

“Islam itu tidak hanya menjalin hubungan dengan Allah, tetapi juga harus berbuat baik semaksimal mungkin kepada seluruh manusia, baik dengan harta, tenaga, atau sikap seperti tersenyum,” kata Dadang. Dengan demikian, kebahagiaan juga ditemukan dalam tindakan kecil yang menunjukkan kebaikan dan kasih sayang kepada orang lain.

Menebarkan senyum, berkata dengan santun, tidak menyakiti orang lain, dan bersikap rendah hati adalah bentuk-bentuk kebaikan yang diajarkan dalam Islam.

Seperti yang disampaikan Dadang, “Dari kata-kata yang santun jelas sedekah, tidak menyakiti orang, rendah hati, tidak merasa pintar atau hebat sendiri, dermawan, dan memiliki khusnul khuluq, yaitu wajah yang sejuk yang tidak mengesankan kita sebagai orang kasar atau sadis.” Setiap tindakan baik ini tidak hanya membawa kebahagiaan bagi orang lain, tetapi juga memberikan kebahagiaan batin bagi diri kita sendiri.

Memahami dan menghargai kesulitan orang lain adalah langkah pertama menuju kebahagiaan yang lebih mendalam dan bermakna. Dengan merasakan apa yang dirasakan orang lain, kita akan lebih menghargai perjalanan hidup kita sendiri. Empati ini memungkinkan kita menjalin hubungan yang lebih kuat dan tulus, yang pada akhirnya memperkaya kehidupan kita. Kita belajar bahwa kebahagiaan tidak hanya tentang menikmati momen indah, tetapi juga tentang berbagi beban dan kebahagiaan dengan orang lain.

Kebahagiaan sejati tidak hanya berasal dari momen manis dalam hidup, tetapi juga dari kemampuan kita menghadapi dan melewati ujian dengan hati tulus dan sikap penuh kasih. Setiap tantangan adalah kesempatan untuk tumbuh dan belajar.

Dengan menghadapi kesulitan secara positif dan penuh kasih, kita mengembangkan ketahanan dan kebijaksanaan yang memperkaya hidup kita. Ini juga mengajarkan bahwa kebahagiaan bukanlah tujuan akhir, melainkan perjalanan yang harus dinikmati setiap saat.

Berusaha untuk selalu berbuat baik adalah kunci menemukan kebahagiaan abadi. Melakukan perbuatan baik tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga memberikan makna pada hidup kita sendiri. Kebaikan yang kita sebarkan akan kembali kepada kita dalam bentuk kebahagiaan dan kepuasan batin.

Dengan demikian, menjadi pribadi yang selalu berbuat baik tidak hanya membuat kita lebih bahagia, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan penuh kasih.

Menjadi individu yang lembut dan rendah hati adalah kualitas penting untuk mencapai kebahagiaan sejati. Dengan kepekaan terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain, kita dapat memberikan dukungan dan pengertian yang mereka butuhkan.

Sikap rendah hati membantu kita menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya, tanpa rasa sombong. Kombinasi kepekaan dan kerendahan hati ini mempermudah kita menjalin hubungan tulus dan bermakna, yang pada gilirannya membawa kebahagiaan lebih dalam.

Kenikmatan sejati bukannya singkat, melainkan sesuatu yang mampu kita ciptakan dan pertahankan sepanjang hidup kita. Dengan memahami dan menghargai kesulitan orang lain, berbuat baik, serta mengembangkan kepekaan dan kerendahan hati, kita membangun fondasi kuat untuk kebahagiaan abadi.

Kebahagiaan ini tidak hanya dirasakan oleh kita sendiri, tetapi juga oleh orang-orang di sekitar kita, menciptakan siklus positif yang terus berlanjut. Mari kita berusaha menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari, sehingga kita dapat menikmati kebahagiaan yang sejati dan abadi. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini