16 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Berita

Di Simposium Washatiyyat Islam, Ratusan Tokoh dan Cendekiawan Muslim Rumuskan Konsepsi Peradaban Dunia

Konsepsi Tengahan: Sholikhul Huda bersama sejumlah narasumber dan peserta Simposium Wasathiyyat Islam sesaat setelah acara berakhir. (Foto: Huda)

KLIKMU.CO – Simposium Wasatiyyat Islam Kerjasama Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerjasama Antar-Agama dan Peradaban dengan UMSurakarta berlangsung di Gedung Siti Walida Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu (21/4).

Hadir dalam acara tersebut, Prof. Azyumardi Azra (Mantan Rektor UIN Jakarta), Dr. Dahlan Rais, (PP Muhammadiyah), Prof. Zakiyudin Baidhawi (Guru Besar IAIN Salatiga) , Prof. Fauzan Saleh (Guru Besar IAIN Kediri), Prof. Bambang Setiaji, Ph.D. (Rektor Univ. Muhamadiyah Kaltara), Dr. Sofyan Anif (Rektor UMSurakarta), Piet H. Khaidir, MA (Pengasuh Pesantren Al-Islah Lamongan), Ahmad Muttaqin, Ph.D. (Ketua DPP ASAI), dan Sholikhul Huda, M.Fil.I. (PPAIK UMSurabaya), serta sejumlah tokoh lainnya.

Mereka hadir atas Undangan Prof. Dr. Din Syamsuddin, MA Kepala Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerjasama Antar-Agama dan Peradaban untuk mendiskusikan dan merumusakan Wasatiyyat Islam (Moderasi Islam) untuk Peradaban Dunia sebagai usulan Indonesia untuk Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia tentang Wasatiyyat Islam di Bogor,  Selasa-Kamis (1-3/5) mendatang.

Dalam sambutannya, Prof. Din mengutarakan bahwa realitas masyarakat Indonesia sekarang rawan akan terjadinya potensi konflik horizontal yang disebabkan faktor agama.

Menurut Din, terjadinya konflik agama biasanya tidak murni disebabkan oleh faktor agama. Tetapi, lebih nonagama, seperti kesenjangan sosial, ekonomi, dan politik yang kemudian menjadikan agama sebagai dalih pembenarannya.

“Maka, untuk menjaga potensi konflik dibutuhkan dialog dan rumusan implementatif terkait teologi Wasatiyyah Islam (Moderasi Islam) karena rawan akan konflik tersebut tidak bisa ditutup-tutupi,” ujar mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut.

Karena itu, lanjut Prof. Din, forum tersebut memiliki posisi penting untuk menampung dan mendudukkan gagasan-gagasan dari para cendekiawan, baik dari dalam dan luar Muhammadiyah.

Dalam rumusan buku Wasatiyyah Islam untuk peradaban Dunia, Din menjelaskan, bahwa konsepsi dan implementasi, disebutkan Wasatiyyah Islam merupakan konsep utama yang terkait dengan ajaran Islam dan pengalamannya untuk membentuk pribadi dan karakter muslim. Konsep ini melekat dengan konsep Ummatan Wasathan.

Sementara itu, Piet Hizbullah Khaidir menyampaikan perlu adanya tambahan terkait basis gerakan Wasatiyyah Islam, yaitu untuk keadilan global dan networking gerakan toleransi.

Menurut Piet, pilihan tujuan dari gerakan Wasatiyyah Islam dapat mengambil sebagai gerakan kesadaran dari kelompok ekstrim kanan atau kiri Islam, atau pilihan gerakan alternatif sebagai counter opini baru dari dua kutub ekstrimitas Islam tersebut.

Tidak kalah penting, menurut Sholikhul Huda, konsepsi Wasatiyyah Islam sudah bagus. Akan tetapi, perlu diformulasikan secara serius bagaimana fungsionalisasi Wasatiyyah Islam dalam praktik kehidupan bermasyarakat.

“Artinya, perlu aksi membumikan Wasatiyyah Islam, seperti bagaimana mempraktikkan politik wasatiyyah, ekonomi wasatiyyah, hukum wasatiyyah, pendidikan wasatiyyah, budaya sosial wasatiyyah, dan sebagaiya,” paparnya. (Huda/Kholiq)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *