KLIKMU.CO – Sebagai Ketua Negara-negara Kelompok 20 (G-20), Presiden Jokowi terus mendorong pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina yang dalam empat bulan terakhir mengalami krisis peperangan. Sejumlah rencana telah diagendakan untuk mengakhiri konflik bersentaja yang telah menewaskan ribuan nyawa dan menyebabkan krisis global tersebut.
Ia yang saat berita ini diturunkan masih berada di Jerman untuk menghadiri pertemuan anggota Champions Group of the Global Crisis Response Group (GCRG) telah memutuskan untuk melanjutkan lawatan ke Moskow dan Kyiv untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dan Presiden Volodymyr Zelenskiy. Jokowi mengatakan akan mendesak Putin untuk menyetujui gencatan senjata.
“Perang harus dihentikan dan rantai pasokan pangan global perlu diaktifkan kembali,” kata Jokowi sebelum bertolak dari Jakarta ke Jerman sebagaimana dikutip Reuters.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan CNBC, Rabu (22/6/2022), mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menegaskan komitmennya untuk terlibat dalam mengatasi kenaikan harga pangan dan energi dunia yang meroket lantaran ketersediaan pasokan yang terus berkurang dan memicu inflasi akibat perang. Sebagaiman diketahui, sebelum perang, Ukraina merupakan negara penghasil gandum terbesar di dunia.
“Produk pangan dan pupuk dari Rusia dan Ukraina perlu diintegrasikan kembali ke pasar global, meskipun perang. Hal ini diperlukan untuk mengamankan koridor gandum dari Ukraina dan membuka ekspor makanan dan pupuk dari Rusia,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Ahad (26/6/2022).
Meski pihak Istana belum membeberkan secara resmi jadwal kunjungan Jokowi ke kedua negara tersebut, namun pemerintah Rusia telah menginformasikan bahwa pemimpin Indoensia tersebut akan tiba di Moskow pada Kamis (30/6/2022).
Jokowi memang dalam posisi tak mudah menjalankan presidensi G-20 di tengah krisis perang yang ada. Sejumlah negara mengancam akan absen dalam pertemuan KTT G-20 yang akan dilangsungkan di Bali pada November tahun ini jika Presiden Putin hadir dalam pertemuan tersebut.
Menurut Wahid Supriadi mantan duta besar Indonesia untuk Rusia periode 2016-2020, selain akan membujuk kedua negara melakukan gencatan senjata, misi Jokowi adalah mendapatkan konfirmasi pemimpin Rusia dan Ukraina untuk hadir pada KTT G-20 di Bali. Wahid mengatakan bahwa Presiden Jokowi menjalin hubungan yang sangat baik dengan pemimpin kedua negara tersebut.
“Itu tidak mudah, tapi itu bukan tidak mungkin,” ungkap Wahid sebagaimana dilansir VOA.
Namun demikian, pernyataan bernada psimistis juga dilontarkan Ben Bland direktur Program Asia Pasifik di Chatam House. Ia mengatakan bahwa peluang Indonesia untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina sangat kecil.
“Tetapi, sebagai salah satu negara berkembang terbesar di dunia dan mitra persahabatan Rusia dan Ukraina, Indonesia adalah suara penting di panggung global,” tandasnya. [AIKaffa]
Keterangan gambar: Presiden Jokowi bersama sejumlah pemimpin negara, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: AP)