Dilantik, Qabilah Hizbul Wathan UAD Akhirnya Punya Nama Resmi

0
25
Qabilah Hizbul Wathan Universitas Ahmad Dahlan dilantik oleh rektor. (AR/KLIKMU.CO)

Yogyakarta, KLIKMU.CO – Qabilah Hizbul Wathan (HW) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) resmi dilantik pada Selasa (29/8) di Ruang Amphitarium Gedung UAD Kampus 4. Pelantikan ini dihadiri oleh rektor, BPH UAD, Kwarpus, Kwarwil, Kwarda HW, beserta unsur pimpinan dekanat dan ormawa di lingkungan UAD. Selain pelantikan, ada orientasi pengurus dan anggota Qabilah HW UAD.

Rangkaian acara pelantikan dimulai dengan pembacaan nama-nama pengurus Qabilah HW UAD dan pembacaan ikrar anggota yang dipimpin oleh Kwarpus Ramanda Endro. Kemudian dilanjutkan penyematan secara simbolis lencana kepada ketua dan pengurus Qabilah.

Drs Parjiman MAg, Ketua Qabilah HW UAD yang baru dilantik, menyampaikan terima kasih kepada pengurus Kwarpus sampai Kwarda atas arahan dan pendampingan yang diberikan selama ini.

“Kami menghaturkan ucapan terima kasih atas bimbingan para ramanda (Kwarpus, Kwarwil, Kwarda) sekalian. Harapan kami inisiasi pendirian Qabilah ini, selain melestarikan sejarah, semua anggota Qabilah HW juga dapat berperan di masing-masing tempat tinggal,” ungkap Parjiman.

Nama Qabilah HW UAD

Sementara itu, Rektor UAD Dr Muchlas MT memberikan pesan dalam momen pelantikan tersebut. Menurut rektor, cerminan HW itu gembira dan apa pun yang dilakukan HW selalu ceria.

“Hari ini suatu kebahagiaan bagi saya sendiri pertama kali dalam hidup menggunakan pakaian HW,” terang Muchlas.

Lebih lanjut, Muchlas memberikan gambaran sekaligus arahan pada pengurus dan anggota Qabilah HW saat itu. “Kami berharap para anggota Qabilah HW dapat menjalankan nilai-nilai HW. Dalam prinsip yang dipegang HW ‘sedikit bicara, banyak bekerja” memungkinkan harapannya bakal ada perubahan kinerja di UAD berkat dukungan nilai-nilai HW ini,” ujar Muchlas.

Selain itu, sebagai homebase kegiatan Qabilah HW, menurut Muchlas, UAD tentu berusaha semaksimal mungkin mendukung hidupnya ortom (organisasi otonom) dan Qabilah HW agar terus dikembangkan dan maju.

Di akhir sambutannya, Muchlas memberikan nama untuk Qabilah HW UAD karena memang belum memiliki nama resmi.

“Karena belum punya nama, saya sendiri di akhir sambutan ini akan menamai Qabilah Hizbul Wathan UAD dengan nama R.M. Hajid,” ujarnya.

Menurutnya, penamaan tersebut berdasarkan kilas sejarah dari penamaan Hizbul Wathan yang diberikan oleh R.M. Hajid tahun 1920 yang sebelumnya masih menggunakan istilah nama Pedvinder Muhammadiyah.

Siapkan Generasi Tangguh Masa Depan

Kwarpus Endra Widyarsono turut mengapresiasi atas pelantikan Qabilah HW UAD. Menurutnya, suatu keistimewaan pelantikan ini dihadiri oleh para tokoh dan sesepuh HW.

“Ini bentuk dukungan dan harapan bahwa UAD bukan hanya berada di pusat kota HW, namun UAD diharapkan jadi penggerak dan pusat pengembangan HW di perguruan tinggi,” kata Endra.

Dia menjelaskan bahwa HW pernah mengalami tidur panjang selama 38 tahun. Sejak divakumkan pada 1961 dan dibangkitkan lagi pada 1999, HW tetap konsisten berdiri pada dasar gerak yang sama sejak awal berdirinya, yaitu berdasarkan surah An-Nisa ayat 19. Ayat itu menjelaskan bahwa umat Islam harus menyiapkan generasi yang tangguh untuk masa depan.

“Ayat inilah yang kemudian hari menjadi prinsip dasar gerakan kepanduan HW,” tegasnya.

Endra melanjutkan, setidaknya ada lima poin penting dalam derap langkah Qabilah HW UAD ke depan. Pertama, kita perlu menyiapkan generasi tangguh melalui proses kaderisasi yang berkesinambungan. Kedua, pentingnya merawat sejarah HW sekaligus sejarah Muhammadiyah.

Ketiga, membangun sinergi dengan para pelaku sejarah HW agar tidak terputus masa depan dan masa lalu dengan menciptakan ruang dialog dan sinergi antara senior dan junior dalam transfer pengalaman dan pembelajaran. Keempat, UAD bisa digadang menjadi “the real modern Scout” sebagai pusat laboratorium pengembangan studi kepanduan di Indonesia. Kelima, kerja sama (MoU) antar-PTMA menjadi simpul HW berkembang semakin pesat.

Terkait dengan nomor 4, Qaobilah HW UAD memang memiliki agenda awal pada bidang diklat yang akan mencoba merancang semacam Pusat Studi Kepanduan Hizbul Wathan yang sejauh ini belum ada di Indonesia. Pendirian pusat studi tersebut diharapkan menjadi pusat laboratorium pengembangan, pelatihan, pendidikan, dan penelitian kepanduan milik Muhammadiyah yang dikenal dengan Hizbul Wathan.

Pada sesi berikutnya, di tengah acara berlangsung, putra bungsu pahlawan Jenderal Sudirman, Teguh Sudirman, turut hadir dan memberikan sambutan singkatnya.

“Keteladanan Jenderal Sudirman itu patut dicontoh. Di kala dibutuhkan kehadirannya oleh negara, walaupun beliau sedang keadaan sakit keras, jiwa raga tetap berkorban demi bangsa dan negara. Bahkan nilai-nilai HW yang beliau bawa banyak mengilhami aturan dan prinsip tentara di Indonesia pada waktu itu,” jelasnya.

Lebih lanjut, Teguh mencoba menarik jiwa kesatria yang dimiliki oleh Jenderal Sudirman agar dapat diilhami oleh semua anggota HW di seluruh Indonesia.

Pada sesi berikutnya dilakukan orientasi pembekalan oleh tiga narasumber yang diundang oleh Qabilah HW UAD. Muchlas Abror menyampaikan materi “Kebijakan PP Muhammadiyah Membangkitkan HW di Persyarikatan Muhammadiyah”. Budi Sudijiono memberikan materi “Organisasi HW: Konsep Kepanduan Modern & Peran di PTMA”. Kemudian Prof Sarbiran menyampaikan materi “Peran & Tanggung Jawab PTMA dalam Mengembangkan Pandu HW”. (AR/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini