Diresmikan, Masjid KH M Anwar Zain Diambil dari Tokoh Ulama dan Politisi Muhammadiyah Surabaya

0
229
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr Syamsudin MAg bersama jajaran PDM Surabaya foto bersama di dalam Masjid KH M Anwar Zain. (Yuda/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr Syamsudin MAg mengungkapkan, penggunaan KH M Anwar Zain untuk masjid Pusdam Surabaya diambil dari nama tokoh Muhammadiyah Surabaya yang juga sebagai ulama dan politisi. Harapannya, warga Muhammadiyah dapat meneladani kiprah tokoh ini dalam keilmuan, kesederhanaan, serta semangat juangnya.

Dia lantas menceritakan, ketika KH M Anwar Zain wafat dan dimakamkan di pemakaman Tembok Surabaya, jumlah pelayat luar biasa banyak. Bahkan para tukang becak yang mangkal di sekitar Pasar Tembok bertanya-tanya siapa yang meninggal dunia ini. Kemudian dijawab oleh sesama teman profesi tukang becak bahwa yang meninggal dunia itu ulamanya Muhammadiyah.

“Mendengar jawaban itu, langsung yang bertanya menjawab, kalau begitu beliau juga kiai kita semua sehingga bergegas ikut mengantarkan jenazah ke pemakaman,” ujarnya saat peresmian Masjid KH M Anwar Zain Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya, Rabu (10/7/2024).

Ketua MPID PDM Surabaya Andi Hariyadi yang mendengar kisah tersebut langsung menghubungi Sofwan Hadi sebagai tokoh Muhammadiyah yang sempat berinteraksi dan mendampingi dakwah KH M Anwar Zain.

Kepada Andi, Sofwan menuturkan, KH M Anwar Zain pernah didatangi kader-kader Muhammadiyah yang aktif di partai politik (PPP). Termasuk Sofwan sendiri meminta nasihat ke KH M Anwar Zain terkait pencalegan.

“Menurut beliau, silakan berjuang melalui partai politik dan jangan sampai kader yang aktif di Muhammadiyah untuk duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Namun ternyata justru kader yang aktif di Muhammadiyah duduk di kursi DPRD. Bisa jadi ini untuk menjaga independensi Muhammadiyah atau juga karena masih terbatasnya kader kita sehingga almarhum Muslimin BBA, Syarful Mudawam, Cholil Subari, dan Slamet Hariyanto menduduki kursi DPRD I Jatim dan DPRD II Surabaya,” kisahnya.

Sofwan yang diawal reformasi juga menjadi DPRD II dari PAN Surabaya mengisahkan, KH M Anwar Zain saat menjadi Ketua PWM Jatim pernah diundang pengajian di kampungnya Kiai Muchid anggota Tarjih di Desa Kramat, Duduksampeyan, Gresik.

“Ternyata aksesnya masih jalan makadam. (Tapi) KH M Anwar Zain siap menghadiri kegiatan tabligh di pelosok desa hingga malam dan beliau tidak pilih-pilih untuk memberikan dakwahnya. Sehingga masyarakat desa kagum akan kegigihan dan senang dengan materi dakwahnya yang segar,” tuturnya.

KH M Anwar Zain juga memiliki pola hidup sangat sederhana dan bersahaja meski pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Masyumi.

Misalnya, untuk menyambung kebutuhan hidupnya, dia membuka toko di Jalan Pemuda Surabaya. Ia memiliki jaringan yang luas dan berteman dengan banyak orang karena memang mudah bergaul dengan sesama. Ia begitu akrab penuh persaudaraan. Di antaranya dengan Shobirin Kanwil Depag Jatim yang saling membantu dalam kegiatan dakwah Muhammadiyah.

KH M Anwar Zain sama hidup. (Foto dokumentasi buku Siapa & Siapa 50 Tokoh Muhammadiyah Jawa Timur)

Andi Hariyadi yang juga sebagai tim riset sejarah Muhammadiyah berkisah bagaimana interaksinya dengan KH M Anwar Zain. Hal itu bermula ketika Andi diajak ayahnya untuk mengikuti ceramahnya di beberapa tempat. Dia masih ingat bahwa dakwah KH M Anwar Zain menggunakan bahasa yang mudah diterima, santun, dan mengagumkan karena jamaah diajak untuk bisa berpikir dan bersyukur atas nikmat karunia Allah SWT.

”Kata beliau, jika ada jamaah yang merokok ditanya berapa panjangnya rokok dan sehari menghabiskan berapa batang rokok serta sudah berapa lama merokoknya. Pernahkah dihitung sudah berapa kilometer rokok yang dihisap melalui paru-paru kita dan berapa banyak uang yang digunakan untuk belanja rokok. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini dapat menyadarkan kita sejauh mana kita bersyukur kepada Allah,” tuturnya.

Saat menjadi anggota Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Tegalsari, Andi bersama beberapa pimpinan bersilaturahmi ke rumah KH M Anwar Zain. Mereka disambut penuh hangat dan ada obrolan yang masih ingat bahwa ketika beraktivitas di Muhammadiyah, misal ada masalah dengan sesama anggota, jangan berpisah, tetapi tetap jaga persaudaraan. Sebab, bisa jadi dengan adanya masalah tersebut akan bisa menambah amal usaha kita.

“Kami mendengar nasihat itu seperti tersentak dan tidak mungkin ada penambahan aset ketika masih bersengketa,” ujarnya.

Kemudian, KH M Anwar Zain menjelaskan di banyak tempat ketika ada masalah internal bisa menambah aset. Hal itu karena adanya keinginan bersama untuk mengelola sebuah amal usaha sehingga permasalahan itu tinggal dikuatkan untuk mengembangkan aset yang ada dengan penambahan aset baru.

“Semangat seperti inilah yang harus dijaga untuk bersama-sama berfastabiqul khairat. Setelah mendengar tausiah tersebut, semakin memperluas wawasan kita dan tujuan dalam bermuhammadiyah,” ujarnya.

“KH M Anwar Zain yang pernah menjadi santrinya KH Mas Mansur terlihat begitu kuat semangat juangnya untuk berdakwah di Muhammadiyah dan jangan putus asa ketika ada masalah. Justru ada peluang dakwah untuk diselesaikan bersama,” tandasnya.

(Andi/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini