Dosen UIN Alauddin Terpilih sebagai Pemakalah Terbaik Konferensi Internasional di Malaysia

0
22
Haidir Fitra Siagian PhD (kiri) dan Dr Usman Jasad (dua dari kiri) menjadi pemakalah terbaik dalam konferensi internasional komunikasi Pusat Kajian Media dan Komunikasi Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan Universiti Kebangsaan Malaysia. (Haidir/KLIKMU.CO)

Makassar, KLIKMU.CO – Dua akademisi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar kembali membawa harum nama almamaternya di kancah internasional. Keduanya adalah Dr Usman Jasad dan Haidir Fitra Siagian PhD yang merupakan dosen Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).

Makalahnya yang berjudul “University Student’s Engagement with Ulama’s Political Messages in Social Media” terpilih menjadi salah satu makalah terbaik dalam konferensi internasional komunikasi yang dilaksanakan oleh Pusat Kajian Media dan Komunikasi Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan Universiti Kebangsaan Malaysia.

Konferensi internasional dua tahunan ini diikuti peserta dari berbagai negara. Terdiri atas dosen, peneliti, dan praktisi dalam bidang komunikasi. Berlangsung selama tiga hari, 14-16 November 2023 di Kampus UKM Bangi, Selangor Darul Ehsan, Malaysia.

Atas prestasi tersebut, keduanya mendapat penghargaan internasional yang diserahkan oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian FSSK UKM, Prof Madya Dr Emma Miza Wati Mohammad, dalam acara penutupan konferensi di Dewan Kuliah FSSK Kamis (16/11) lalu.

Kabar gembira ini telah sampai kepada Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis PhD. Melalui pesan singkatnya, dia memberikan apresiasi atas prestasi yang ditorehkan membantu upaya meningkatkan citra positif UIN peringkat internasional.

Dalam makalahnya, keduanya membahas interaksi mahasiswa dengan pesan-pesan politik ulama yang disampaikan melalui media digital. Di mana partisipan dalam penelitian ini memandang perlunya ulama membahas persoalan politik bangsa dan negara.

“Tujuannya adalah untuk memberikan peringatan kepada para politisi dan penyelenggara negara agar serius menjalankan amanah. Menghindari perbuatan korupsi dan mengambil sumbangan masyarakat secara tidak sah,” tutur Haidir.

“Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak ada partisipan yang dengan sengaja mendengar ceramah yang bertemakan politik. Meskipun demikian, mereka tidak keberatan ketika ulama membahas politik berdasar ajaran agama Islam,” imbuh Usman.

(Haidir Fitra Siagian/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini