Surabaya, KLIKMU.CO – Usai mengikuti pelatihan tentang Pentingnya Keterampilan Literasi di Kelas Awal yang digelar di Newstart Hotel beberapa waktu yang lalu, Ustadzah Anis dan Ustadzah Eka menggelar diseminasi di kelas 1A, Kamis (3/11/2022).
Desiminasi adalah kegiatan penyebaran informasi yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar memperoleh informasi, menerima, dan akhirnya dapat mengubah perilaku sasaran.
Adapun perubahan yang diharapkan dari desiminasi adalah akan terjadi pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Kegiatan diseminasi tersebut merupakan amanat bagi para pemateri agar apa yang telah didapat pada kegiatan pelatihan beberapa hari yang lalu bisa tersalurkan ilmunya ke ustadz dan ustadzah SD Muhammadiyah 26 yang dihadiri oleh seluruh guru dan pendamping kelas 1 hingga kelas 3.
“Dengan adanya kegiatan desiminasi diharapkan mampu saling bertukar informasi, yang akhirnya menciptakan inovasi. Setiap guru yang telah mengikuti pelatihan harus melakukan diseminasi,” ujar kepala sekolah SD Muhammadiyah 26 Ustadzah Yunita.
Dalam menjawab tantangan zaman dan penuh dengan kemajuan teknologi dewasa ini, dibutuhkan sumberdaya manusia yang memiliki kecapakan dan kemampuan untuk dapat bersaing dengan bangsa lain.
Termasuk kemampuan berliterasi yang memadai, yang mana bukan hanya sekedar bebas dari buta aksara, melainkan juga bagaimana warga suatu bangsa untuk mampu bersaing dan berdampingan dengan bangsa lain melalui kemampuan berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif dan komunikatif sehingga dapat menang dalam persaingan global.
Penguasaan 6 (enam) literasi dasar yang meliputi literasi baca-tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial dan literasi budaya dan kewargaan merupakan pintu masuk untuk mengembangkan budaya literasi bangsa melalui penyediaan bahan bacaan dan peningkatan minat baca anak yang perlu dipupuk sejak usia dini, sebagai bagian penting dari penumbuhan budi pekerti yang tentunya mulai dari lingkungan keluarga.
“Terdapat tahapan penting yang harus dilakukan sebelum para guru mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran di kelas. Pertama yaitu penerapan asesmen awal pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi. Dengan melakukan asesmen di awal pembelajaran, guru dapat mengumpulkan dan mengolah informasi untuk kemudian mengelompokkan para siswa berdasarkan tingkat capaian dan kemampuan yang serupa,” tutur ustadzah Anis.
“Setelah mengetahui data dan kondisi para murid, guru dapat memberikan intervensi pengajaran dan beragam aktivitas pembelajaran sesuai dengan level pembelajaran tersebut, bukan hanya melihat dari usia dan kelasnya. Guru mengajarkan kemampuan dasar yang perlu dimiliki peserta didik dan menelusuri kemajuannya,” tambahnya.
Sementara itu, Ustadzah Eka menjelaskan mengenai pembelajaran berdiferensiasi. Ia mengungkap bahwa banyak orang berpikir menerapkan suatu metode pembelajaran bukanlah hal yang mudah karena harus membuat perencanaan dan kegiatan pembelajaran yang berbeda-beda untuk semua peserta didik di kelas.
Pembelajaran terdiferensiasi membuat para guru fokus pada siswa-siswanya. Oleh karena itu, guru harus membuat keputusan yang masuk akal untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Seorang guru menurutnya, harus paham apa yang harus dia capai. Guru juga harus melihat kecenderungan murid seperti apa, harus merespons kebutuhan belajar, dan harus memperkirakan seberapa siap murid saat menerima pembelajaran tertentu.
“Guru harus memastikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid. Tidak terlalu sulit dan juga tidak terlalu mudah,” tutur ustadzah Eka. (Dewi/Yuda/AS)