KLIKMU.CO – Tanyakan kepada Bung Tomo kenapa tetap berperang dengan sekutu kalau Kota Surabaya harus hancur lebur? Tanyakan kepada Pak Nas kenapa Bandung harus dijadikan lautan api? Tanyakan kepada Sultan HB IX kenapa harus ada Serangan Oemoem 1 Maret? Tanyakan kepada nuranimu kenapa kamu terus mempertanyakan para pejuang, tapi tak pernah mempertanyakan para penjajah?
Hal itu disampaikan Ustadz Carlos Abu Hamzah MPdI dalam pengajian rutin Shubuh Masjid Remaja Muhammadiyah di ruang lantai 2 Masjid Remaja Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Tanah Kali Kedinding , Jalan Kalilom Lor 3/41, Kenjeran, Surabaya, Ahad (6/6/2021).
Carlos Abu Hamzah menjelaskan, ternyata mereka memang direkrut oleh Belanda dari masyarakat pribumi. Fungsinya untuk membasmi, menangkap, dan membantai saudara sebangsanya sendiri.
“Jadi, Belanda itu berhasil menjajah Nusantara ratusan tahun lamanya bukan karena Belanda banyak, bukan! Belanda itu negerinya seperti Jawa Barat, kecil sekali sebenarnya, meskipun sedikit, tetapi tentaranya kuat,” katanya.
Lantas, kenapa lama di Nusantara? Ia menerangkan, bukan karena banyaknya tentara Belanda, namun karena banyak warga pribumi yang mau menjadi jongosnya Belanda. Atau, mereka mau diperalat Belanda hanya untuk menangkapi saudaranya sendiri yang kemudian disebut Belanda sebagai pemberontak.
Menurut Ustadz Carlos, mereka sedang memperjuangkan, melawan kolonial Belanda. Mereka melawan kezaliman penjajah Belanda. Tetapi, narasi sebenarnya warga pribumi adalah pemberontak. Sehingga Belanda itu disebut Londo Ireng.
“Kenapa saya tampilkan ini dulu kepada jamaah. Karena tiga sampai lima tahun belakangan ini muncul lagi, tapi bukan Londo Ireng, tetapi muncul yang namanya ‘Yahudi Pesek’. Penyerangan kepada saudara kita di Palestina ternyata orang-orang Indonesia yang lebih pro kepada penjajah Yahudi daripada membela saudaranya sendiri. Ini contoh nyata,” ujarnya.
Karena itu, jihad itu ada jihad ofensif dan jihad defensif. Kalau mereka menyerang kita, kita wajib untuk melawan mereka penjajah. Setiap perempuan dan laki-laki wajib berangkat ke Surabaya dulu untuk melawan penjajah. “Siapa yang tidak berangkat, maka itu adalah antek-antek penjajah,” ucapnya.
Menurutnya, ada sebuah narasi yang bunyinya: kenapa Hamas tetap meluncurkan roket-roket ke Israel kalau harus menjadikan ibu-ibu dan anak-anak Palestina jadi korban serangan Israel.
“Anak-anak muda harus memiliki mental kuat, karena ini perang suci, mati terhina atau mati syahid. Maka itu yang ditanamkan dalam hati para pemuda pada waktu itu sehingga Surabaya berhasil mengusir penjajah,” tegasnya. (Habibie/AS)