Surabaya, KLIKMU.CO – Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya menyampaikan empat program andalannya dalam rapat kerja pimpinan yang dilaksanakan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur, Sabtu-Ahad (22-23/7).

Di antara empat program unggulan itu, yang cukup menarik adalah optimalisasi Senior Care dan Generasi Al-Qur’an 45.
Ketua MPKS PDM Surabaya Ferry Yudi Antonis Saputro SHI MPdI memaparkan, optimalisasi Senior Care itu dinamakan Lansia Care Setaman. Lansia Care Setaman itu adalah akronim dari sehat, takwa, dan bermanfaat.
Menurutnya, Lansia Care Setaman merupakan salah satu program unggulan karena saat ini banyak sekali pejuang-pejuang kita yang lanjut usia.
“Tentunya tidak hanya keluarga persyarikatan yang perlu diberi edukasi, mohon maaf, untuk di pengujung sisa usianya. Bagaimana di sisa-sisa usianya itu senantiasa sehat, bertakwa, dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar,” tutur Ferry.


“Insya Allah ini merupakan program yang luar biasa. Sebab, dua tahun yang lalu sempat di-launching oleh Ibu Menteri (Menteri Sosial Tri Rismaharini, Red) yang saat ini akan kita mulai launching kembali karena dulu sempat tidak jalan,” imbuh pria yang juga Wapemred KLIKMU.CO itu.
Ferry menambahkan, bersyukur saat ini sudah ada binaan yang berjalan setiap hari Jumat di Jalan Ubi Wonokromo. Kegiatan dimulai pukul 10.00 WIB, lalu dilanjutkan dengan kajian.
Ada juga senam lansia, salat Duhur berjamaah, lalu ditutup dengan makan bersama. Apabila ada rezeki dari para donator, mereka juga akan mendapat sembako.
Kedua, program lanjutan generasi Al-Qur’an 45. Yakni, menyiapkan generasi kader-kader yang memiliki kemampuan hafalan Al-Qur’an untuk generasi emas pada tahun 2045 mendatang.
Ketiga, penguatan kelembagaan secara kualitas. Sebab, menurut Ferry, menjadi pengurus panti itu kurang diminati siapapun, hanya dilihat sebelah mata.
“Maka dari itu, akan kita tata dari sisi profesionalismenya. Jadi, dimulai dari penguatan SDM dan lembaganya. Jika ingin menjadi kepala panti, harus memiliki sertifikat diksuspala,” terangnya.
Selain itu, pihaknya mengajak untuk studi banding ke Kementerian Sosial atau Dinsos Provinsi Jawa Timur. Tujuannya, menata lembaga kesejahteraan sosial anak yang ada di Surabaya, khususnya milik Muhammadiyah, menjadi lebih profesional lagi.
Keempat, penguatan jaringan akses tentang pendidikan. Sebab, selama ini anak-anak SMA yang ada di panti setelah lulus diterminasi atau dikembalikan ke keluarganya. Padahal, zaman sekarang modal ijazah SMA saja tidak cukup.
“Tetapi, paling tidak harus ada S1. Itu salah satu penguatan jaringan tidak hanya untuk dunia pendidikan. Tapi, untuk satu tahun fokus kita penguatan jaringan di jalur pendidikan. Tentunya nanti merambah kewirausahaan dan lain sebagainya,” pungkas Ferry yang juga guru agama Islam di SMP Negeri 16 Surabaya. (Nashiiruddin/AS)