Empat Variabel Penilaian Masjid Muhammadiyah

0
51
Ketua LPCR PM PWM Jawa Timur Dr Hasan Ubaidillah SE MM sedang memberikan tausiah. (Nashiiruddin/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCR-PM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya mengadakan kegiatan bertajuk “Rilis dan Pembinaan Masjid Muhammadiyah Se-Surabaya untuk Memakmurkan Masjid yang Unggul dan Berkemajuan”.

Acara tersebut dihadiri pemateri Dr Hasan Ubaidillah SE MM Ketua LPCR PM PWM Jawa Timur. Juga takmir dan pengurus masjid Muhammadiyah se-Surabaya. Kegiatan dipusatkan di Masjid Dakwah, Jalan Kemlaten Baru Utara No 43 Kebraon, Kompleks Perguruan Muhammadiyah Karangpilang, Kamis (9/11).

Sementara itu, Ketua LPCR-PM PDM Kota Surabaya M. Jahja Sholahuddin SPd dalam sambutannya berpesan kepada peserta bahwa untuk memakmurkan masjid semua harus bergerak bersama-sama.

“Banyak sekali permasalahan yang terjadi pada masjid-masjid kita ini. Hari ini merupakan agenda kegiatan berkelanjutan setelah kita melakukan visitasi akreditasi masjid,” ujarnya.

Variabel Penilaian Masjid

Menurut dia, ada beberapa masjid di Surabaya yang masih kurang dalam segi penilaian. Ada empat variabel yang harus diterapkan untuk mendapatkan nilai yang baik.

Pertama, masjid harus ada kalimat Muhammadiyah. Berarti itu milik Muhammadiyah. Kedua, masjid itu harus ada susunan pengurusnya. 

“Menyetujui pimpinan ranting dan pimpinan cabang Muhammadiyah karena terkadang masjid itu pengurusnya Muhammadiyah, tetapi ada yang tidak mau takmir dan pengurusnya diganti,” katanya.

Ketiga, masjid harus ada laporan keuangannya. Terakhir, masjid harus ada kegiatan.

“Paling tidak satu bulan satu atau dua kali. Jika salah satu variabel itu tidak dimiliki masjid, nilainya akan berkurang. Malam ini akan ada pembinaan karena ini merupakan kelanjutan dari akreditasi beberapa bulan yang lalu,” bebernya.

Sementara itu, Ketua LPCR PM PWM Jawa Timur Dr Hasan Ubaidillah SE MM menjelaskan, kita bicara Surabaya, sudah banyak sekali berita-berita mulai penjaga warkop yang berjualan sabu-sabu, pesta gay di Surabaya, Surabaya surganya kaum LGBT, dan juga tempatnya para gangster.

“Mereka semuanya sudah berani secara terang-terangan. Ini bukan sebuah isu karena sudah dimuat pada media-media yang kredibel. Inilah problem sosial kita yang ada di lingkungan kita. Salah satu yang bisa mengurangi dan untuk menyelesaian persoalan konflik sosial seperti ini salah satunya adalah masjid,” ungkapnya.

Makanya, salah satu ayat Al-Quran yang menjadi pedoman dan juga landasan kita di dalam surah At-taubah ayat 18:

Artiya: Sesungguhnya yang pantas memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir mendirikan salat menunaikan zakat. Serta tidak takut kepada siapa pun selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

“Insya Allah kita semua sama-sama sudah familier dengan ayat ini. Sesungguhnya orang yang makmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang berkaitan kepada Allah dan hari akhir. Serta penegakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk,” katanya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, tanda orang yang beriman kepada Allah adalah orang-orang yang memakmurkan masjid. Bagaimana masjid itu makmur?

Maka, teknisnya itu adalah menegakkan shalat dan menunaikan zakat hanya kepada Allah. Dalam Al-Quran itu memakmurkan masjid menjadi sarat utamanya adalah menjaga shalat sehingga takmir masjid itu mempunyai kewajiban mengorganisasi masyarakat untuk bersama-sama menegakkan shalat.

“Kalau kita sudah mempunyai semangat berjemaah, kemudian di dalam jamaah itu kita diminta untuk menegakkan shalatnya. Membantu supaya bisa saling bersinergi yang kuat melalui sosial dan ekonomi, maka bisa disebut itulah orang yang memerdekakan masjid,” jelasnya.

Tata Kelola Masjid

Hasan Ubaidillah menjelaskan, ada beberapa tata kelola dalam masjid. Salah satunya adalah ideologi. Yakni, keyakinan mengubah cara pikir atau mindset kita tentang takmir masjid.

Menurut dia, ada tujuh orang yang akan diridhai oleh Allah. Salah satunya adalah orang-orang yang selalu hatinya di masjid dan memakmurkan masjid.

“Maka, kita mempunyai keyakinan kita akan masuk surga karena kita langsung di-SK sama Allah SWT. Program apapun tidak akan bisa berjalan kecuali kalau kita mengubah mendset kita,” tuturnya.

Selanjutnya, posisi kita harus memahami dan mengetahui posisi masjid kita ini seperti apa. Kita juga harus memfasilitasi anak muda untuk ke masjid dan mengajak warga sedekah ke masjid. Bisa diadakan kegiatan kajian binakeluarga, konsultasi, dan sebagainya.

“Apa yang kita lakukan selama ini jika dengan benar, maka Allah akan mengurus kita nanti. Semoga Surabaya akan menginspirasi kota-kota lain untuk menghidupkan masjid kita,” pungkasnya.

(Nashiiruddin/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini