Oleh: M. Alfian Hidayatullah
KLIKMU.CO
Tulisan ini ditujukan kepada warga persyarikatan Muhammadiyah, khususnya Muhammadiyah dalam lingkup Cabang Tambaksari. Daerah yang dinobatkan sebagai kecamatan terpadat di Kota Surabaya dengan jumlah penduduk mencapai 239.272 jiwa tahun 2020 tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pengurus Muhammadiyah di daerah tersebut.
Sebagai warga yang berkedudukan di Kecamatan Tambaksari, siapa yang tidak tahu tentang Gelora 10 November atau biasa disebut dengan Gelora Tambaksari yang berada di Jalan Karanggayam yang secara letak geografis ikut dalam kelurahan atau Pimpinan Ranting Muhammadiyah Tambaksari. Stadion yang cukup bersejarah ini merupakan homebase Persebaya Surabaya pada masa itu. Dan biasanya digunakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tambaksari dalam penyelenggaraan lokasi shalat Idul Fitri dan Idul Adha.
Selain itu, ada pula di Jalan Gersikan dikenal dengan Pasar Gersikan yang beroperasi hanya pada sore hari dan begitu dekat lokasinya dengan Panti Pesantren Muhammadiyah Tambaksari, salah satu panti tertua dan legend di Surabaya.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar serta gerakan tajdid tentunya harus hadir di tengah masyarakat yang berbagai macam kultur dan budayanya sehingga Islam yang dipahami oleh Muhammadiyah dapat dicerna dan diterima oleh masyarakat. Demikian sedikit pengantar singkat seputar Tambaksari dan Muhammadiyah di lingkungan Tambaksari sebatas apa yang penulis ketahui.
Berbicara tentang pemimpin, setiap masyarakat menginginkan dan mendambakan sosok pemimpin yang ideal dan cocok sesuai dengan kultur dan budaya di wilayah tersebut. Setiap pemimpin pun mempunyai karakter dan sifat kepemimpinan yang akan diterapkannya ketika dia memimpin.
Maka dari itu, dua objek ini harus bisa disatukan dalam visi dan tujuan yang sama untuk membangun masyarakat Islam yang maju dan berdaya.
Momentum Musycab (Musyawarah Cabang) yang diselenggarakan hanya 1 kali dalam lima tahun setiap periodesasinya. Jangan sampai diselenggarakan hanya untuk kegiatan rutinitas lima tahunan dan penggugur kewajiban dalam melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dalam penyelenggaraan Musycab. Seharusnya, warga Muhammadiyah Tambaksari sudah mempunyai grand design atau gambaran sosok pemimpin lima tahun Muhammadiyah ke depan di Tambaksari.
Penulis di sini berharap sosok pemimpin yang terpilih dalam Musyawarah Cabang Ke-13 di Pacet Mojokerto pada 10-11 Juni 2023 setidaknya mencakup enam kriteria.
Pertama, sosok pemimpin yang tentunya paham akan kultur dan budaya masyarakat Tambaksari sehingga program yang dilaksanakan nanti adalah program-program sesuai dengan kebutuhan warga Muhammadiyah Tambaksari.
Kedua, sosok yang humanis tidak kaku, yaitu yang asyik dalam berkomunikasi dan bersosial dengan masyarakat sehingga nilai dakwah yang menggembirakan bisa masuk dan diterima oleh masyarakat Tambaksari. Sebab dakwah sendiri harus menyenangkan dan menggembirakan sasaran dakwah yang dituju.
Ketiga, sosok yang berpikir untuk Muhammadiyah di masa yang akan dating, bukan hanya satu periode, yaitu memikirkan bagaimana roda kaderisasi Muhammadiyah di Tambaksari ini dapat berjalan dengan baik dan mampu dalam melihat dan mengarahkan kader Muhammadiyah sesuai dengan passionnya.
Keempat, sosok yang mau dan mampu membawa Muhammadiyah untuk bersinergi dengan lintas organisasi yang berada dalam lingkup Tambaksari sehingga Muhammadiyah sebagai gerakan Islam mampu menunjukkan rasa toleransi dan persaudaraan antarsesama muslim.
Kelima, sosok yang mampu menggerakkan amal usahanya. Tambaksari mempunyai kurang lebih 10 masjid dan musala, 1 panti pesantren, dan 3 sekolah, yaitu TK, SD, dan SMP. Amal usaha yang sudah berdiri dan berjalan ini tinggal dikembangkan dan dikelola dengan manajemen yang baik dan maju sesuai dengan zamannya. Misalnya, seluruh masjid Muhammadiyah di Tambaksari harus mempunyai ciri khas dan wajib memberikan fasilitas wifi untuk jamaahnya. Selain itu, fungsi masjid bukan hanya untuk kegiatan rutin seperti shalat dan kajian, tapi digunakan juga untuk pemberdayaan umat.
Keenam, sosok yang mempunyai jiwa entrepreneur atau bahasa agama adalah jihad ekonomi. Sudah saatnya Muhammadiyah Tambaksari membuat amal usaha dalam bentuk yang lain seperti sekolah sepak bola, supermarket, warkop, dan lain-lain dalam bentuk apapun. Sehingga Muhammadiyah Tambaksari bisa mandiri dalam hal finansial, bukan hanya menggantungkan kepada sekolah, panti, dan masjid.
Sebenarnya masih banyak harapan penulis untuk kepemimpinan Muhammadiyah Tambaksari di periode yang akan dating. Namun enam poin itu dirasa sudah cukup jika nantinya PCM Tambaksari saling bersinergi dan kompak tidak hanya fokus urusan internal dan pembahasan program yang selesai dalam rapat periodik. Namun ada tindakan yang harus diwujudkan bersama.
Tambaksari Bangkit! (*)
Kader Muhammadiyah Tambaksari