Formula Baru IPM untuk Menyongsong Kepemimpinan yang Berdampak

0
39
Muhammad Harish Ishlah di PKMTM III PWM IPM Jatim. (Kaysan/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Mewaspadai penurunan minat berorganisasi pasca-pandemi Covid-19, Muhammad Harish Ishlah menekankan ini era kepemimpinan, bukan keilmuan. Hal itu disampaikan dalam materi PKMTM III dengan tema “Menyongsong Kepemimpinan yang Berdampak” di Gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sidoarjo, Sabtu (28/9/2024).

Setelah dilakukan survei terhadap pimpinan-pimpinan daerah IPM, dapat dinyatakan bahwa sebagian besar pimpinan daerah tidak mengalami peningkatan atau bahkan penurunan minat kader yang memiliki keinginan untuk berkontribusi.

Harish lantas membawa peserta kembali ke masa lalu dan membahas alasan hadirnya SPI (Sistem Perkaderan IPM) Kuning dengan Gerakan Pelajar Berkemajuan (GPB), yang sebelumnya adalah SPI Hijau dengan Manifesto Gerakan Kritis Transformatif (GKT).

Berkemajuan artinya harus memiliki karakter dan berdampak karena itulah berkemajuan disebut sebagai buah dari keilmuan.

“Tahun 2012-2024 merupakan masa keilmuan. Maka 2024 masa pengujung dari masa keilmuan. Artinya, masa keilmuan harus diakhiri dan ilmu tersebut akan menjadi batu loncatan berupa aksi, namun bukan berarti kita berhenti untuk menuntut ilmu,” jelas Harish.

Situasi ini sempat membuat Azaki Khoirudin selaku perumus SPI Kuning merasa perlu adanya formulasi baru yang dapat dijadikan pedoman oleh IPM dalam proses kaderisasi.

Logikanya, pemimpin sudah pasti berilmu. Karena jika tidak, mereka tidak akan bisa mewadahi IPM. Trah organisasi kepemudaan adalah melahirkan pemimpin bukan risetor yang wajib mencetak akademisi.

Maka dari itu, PP IPM mencoba merumuskan Sistem Perkaderan IPM yang baru. Namun, pada saat Muktamar Medan 2023 rumusan tersebut dinyatakan sebagai unfinished SPI karena tidak adanya unsur filosofis (paradigma) yang jelas.

Perumusannya terlalu cepat yang hanya memakan 1 tahun, adanya cacat administrasi, perumusan dan pembentukan tim yang tidak inklusif, dan tagline #PerkaderanUntukSemua.

“Tahun 2024 SPI Baru atau SPI Putih sudah melakukan pembaharuan yang kini sudah memiliki unsur filosofis, kefasilitatoran, dan teknis pelaksanaan,” terangnya.

Menurut Harish, unsur filosofis atau corak paradigma yang dimaksud ada 6, yaitu SPI Era Baru (putih), periode komprehensif, berparadigma Maslahah Mursalah, teologi Al Insyirah, borderless society sebagai epistemologi sosial, dan Islam holistik sebagai wacana Islam.

(Florence/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini