Fortasi SD Aisyiyah Kamila: Implementasi Ayat Al-Quran dan Deklarasi Anti-Bullying

0
136
Empat siswa baru SD Kamila Aisyiyah menunjukkan cap tangan dalam deklarasi anti-bullying. (Ibbaniyev SA/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Forum Taaruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) atau lebih dikenal dengan Masa Pengenalan Lingkungan Siswa (MPLS) SD Aisyiyah Kamila Kota Malang berlangsung selama tiga hari, mulai Senin (15/7/2024) sampai Rabu (17/7/2024).

Fortasi SD Aisyiyah Kamila dikemas dengan berbagai kegiatan menarik dan unik. Salah satu tradisi unik SD Aisyiyah Kamila adalah belajar ayat implementatif. Karena Fortasi ini berhubungan dengan masa pengenalan peserta didik terhadap lingkungan sekolah, SD Aisyiyah Kamila pun mengenalkan konsep taaruf yang ada dalam Al-Quran surah Al-Hujurat ayat 13.

Ayat tersebut memiliki arti: “Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujarat 13)

Kegiatan Fortasi ini diikuti oleh peserta didik dari kelas I hingga kelas VI. Mereka didampingi guru-guru dan orang tua/wali peserta didik kelas I.

Pada Fortasi kali ini, peserta didik baru kelas I mengenakan pakaian adat dari berbagai provinsi di Indonesia. Lantas, apa alasan peserta didik mengenakan pakaian adat?

Kepala SD Aisyiyah Kamila Reni Nur Farida menjelaskan, dengan berbusana adat daerah yang bermacam-macam ini, hal itu menggambarkan keberagaman dalam surah Al-Hujurat ayat 13. Yakni, bermacam-macam bangsa dan suku yang diciptakan oleh Allah SWT agar saling mengenal.

“Begitu pun di SD Aisyiyah sendiri, masa taaruf ini bukan hanya perkenalan antara guru dan peserta didik, namun beserta dengan para orang tua/wali murid,” tuturnya.

Pada hari pertama (15/7), seluruh siswa baru dikenalkan dengan surah Al-Hujurat ayat 13 yang menjadi dasar Fortasi. Kemudian, seluruh guru memperkenalkan diri kepada peserta didik baru agar mereka mengetahui nama-nama guru yang akan membantu mereka untuk menemui dan menjelajahi pengetahuan dan keterampilan selama di SD Aisyiyah Kamila.

Para guru pun mempunyai inisiatif menarik dengan mengadakan makan bersama seluruh warga sekolah. Mulai peserta didik kelas I sampai kelas VI, orang tua/wali peserta didik, hingga guru-guru SD Aisyiyah Kamila yang dilaksanakan di halaman sekolah.

“Tujuan ramah tamah ini tentunya untuk membangun keakraban antarwarga sekolah,” jelasnya.

Selanjutnya, pada hari kedua (16/7), seluruh guru dan peserta didik melanjutkan acara yang sangat penting, yakni mendeklarasikan gerakan anti-bullying di lingkungan sekolah dengan menampilkan drama yang menggambarkan perbuatan bullying.

Drama itu diperagakan oleh peserta didik dan mendatangkan pendongeng untuk bercerita tentang dampak bullying yang merugikan sesama.

Selain itu, seluruh warga sekolah melaksanakan aksi cap tangan atau yang disebut dengan finger’s promise. Hal itu dilakukan dalam bentuk penolakan segala bentuk kekerasan di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.

Menurut Dyah Avica Sekarwati, salah satu guru SD Aisyiyah Kamila, sekolah menjadi wadah penting untuk menyalurkan segala informasi terkait dengan bullying. Sekolah juga memiliki peran penting untuk mencegah, mengatasi, dan menyelesaikan permasalahan bullying.

“Dengan adanya kegiatan deklarasi anti-bullying di sekolah, semoga kami sebagai guru dapat bertindak baik dan dapat menciptakan lingkungan belajar tanpa kekerasan apa pun,” tegasnya.

Dari kegiatan deklarasi anti-bullying ini, diharapkan juga seluruh warga sekolah saling bekerja sama menjaga ketertiban sekolah untuk menciptakan ruang belajar yang penuh inspirasi dan kondusif.

(Ibbaniyev SA/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini