KLIKMU.CO – Perkemahan Hizbul Wathan Pandu Athfal SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya 2018 digelar lebih menarik. Berbagai kegiatan edukatif dan atraktif disajikan dengan menyenangkan.
Sejumlah 272 peserta dari kelas V Sekolah Teladan Nasional itu ambil bagian pada acara yang tahun ini dihelat di Bumi Perkemahan Agro Mulia Prigen Pasuruan, Kamis-Sabtu (29-31/3).
Muhammad Syaikhul Islam, MHI Wakil Kepala Sekolah dalam sambutan pada Apel Pembukaan mengungkapkan bahwa kegiatan rutin tahunan ini ditujukan untuk mencetak generasi Islam Indonesia yang tangguh dan perwira.
“Ini adalah kawah candradimuka bagi para Pandu Athfal untuk menempa diri menjadi pribadi yang tangguh, perwira, dan bertanggung jawab,” ujarnya.
Bendahara Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jatim itu juga berharap agar peserta dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan semangat dan disiplin.
“Kami berharap, selepas kegiatan Perkemahan ini nanti, ada perubahan sikap ke arah positif pada peserta. Move On lebih baik, Lebih religius, disiplin, mandiri, dan percaya diri,” imbuhnya.
Nur Fuad, S.Fil.I. Pembina Hizbul Wathan sekolah bergelar The Outstanding School itu menjelaskan bahwa tahun ini panitia menyajikan menu kegiatan yang berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya.
“Kami mengadopsi Kurikulum Perkemahan dari Hizbul Wathan dan kami tambah dengan kurikulum lokal yang menitikberatkan pada character building dan lifeskill,” kata pria asli Lamongan tersebut.
Materi-materi baru itu, lanjut Fuad, adalah peserta diajak belajar membuat sajian makanan tradisional getuk dari ketela yang dikukus lantas diberi toping rasa dan disajikan dengan cara khas peserta. Selain itu, peserta juga diajak belajar cara mendaur ulang kertas bekas menjadi sesuatu yang bernilai seperti hiasan kulkas dan souvenir lainnya.
“Anak-anak juga membuat hasta karya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar. Ini melatih kecerdasan eksploratif dan kecintaan mereka pada alam,” tambahnya.
Selanjutnya, peserta juga wajib mencicipi materi lain berupa pelatihan pembuatan kompos dan berbudidaya tanaman mangga, yakni grafting sambung pucuk. Metode ini sangat efektif memangkas usia pertumbuhan pohon mangga menuju usia produktifnya.
Fakhri Damar salah satu peserta mengaku sangat senang dengan ragam kegiatan yang diikutinya. Dia bersama beberapa teman dalam timnya bergotong royong melakukan grafting sambung pucuk pada tanaman mangga yang diajarkan Yazid sang Pemandu pos itu.
“Saya senang sekali mengikuti kemah ini. Kegiatannya seru-seru. Baru saja, saya dan teman seregu menyambung pohon mangga ini. Kata pemandu, pohon mangga ini nanti tidak membutuhkan waktu 10 tahun untuk berbuah, tapi cukup 3 tahun saja. Diperkirakan, hasil buahnya juga lebih enak,” ujarnya sembari menunjukkan hasil kerjaannya. (Mooz/ICOOL)