Oleh: Andi Hariyadi

KLIKMU.CO
Penderitaan warga Palestina di Gaza tak akan habis ditulis dalam rangkaian huruf dan tak akan mampu terungkapkan dalam rangkaian ucapan kata. Karena kekejaman Zionis sudah melampaui huruf dan kata, bahkan melampaui kejernihan nurani dan akal sehatnya.
Kekejaman Israel di Palestina semakin menggila, apalagi setelah mendapat dukungan negara sekutunya, semakin sempurnalah kekejaman yang dilakukan pada warga Gaza. Tidak peduli orang tua, wanita, dan anak-anak menjadi sasaran pembantaian yang begitu mengerikan dan di luar batas kemanusiaan. Ribuan jiwa meninggal dunia dengan berbagai cara yang mengerikan, ribuan jiwa luka luka meregang kesakitan, sarana tempat tinggal dan berbagai fasilitas vital hancur berantakan, Gaza menjadi bukti senyata nyatanya genosida.
Sampai 1 Mei 2024 akibat perang di Gaza, ada 34.568 orang meninggal dunia dan itu masih terus bertambah serta 76.465 orang yang luka juga terus bertambah.


Genosida di Gaza oleh Zionis Israel dengan dukungan sekutunya benar-benar membutakan akal sehat. Darah dan air mata serta reruntuhan puing tidak juga menyadarkan akan beratnya derita warga Gaza, justru dianggap kesuksesan dan kemenangan jika bisa membunuh serta di-publish secara arogan.
Peran Amerika Serikat beserta sekutunya terhadap persoalan Palestina semakin memperparah, dusta-dustanya hingga mulutnya berlumuran darah tidak menyadarkannya juga. Genosida di Gaza adalah produk ideologi politik yang sesat, serakah, dan tidak beradab karena pembunuhan massal begitu mudahnya dilakukan. Senjata mesin otomatis dan hujan bom untuk pembunuhan adalah ritual sesat, mereka memuja nafsu meski harus membunuh. Negara yang beradab sangat menentang penjajahan dan genosida serta merusak tatanan kedamaian dunia.
Omong kosong kedamaian lahir dari pelaku genosida, justru ketololan karena potensi kesadaran telah mati, sehingga membunuh secara brutal tanpa memperhatikan nilai nilai kemanusiaan. Tidak akan terjadi kedamaian jika menerapkan genosida karena akan semakin brutal kekejamannya. Bagaimana mungkin bisa hidup berdampingan jika mindset-nya masih merasa dirinya yang paling mulia dan yang lainnya dianggap hina sehingga layak untuk dibantai dan dihabisi.
Zionis Israel berkeyakinan sebagai bangsa mulia, lebih tinggi derajatnya dari bangsa lainnya, tetapi bebas melakukan genosida justru menyadarkan kepada kita bahwa klaim sepihak semakin menunjukkan betapa hinanya apa yang selama ini dilakukan.
Gerakan warga bangsa di dunia yang mengutuk kekejaman Zionis Israel pada warga Gaza mulai tampak aksinya. Kesadaran global yang mengutuk genosida di Gaza semakin merebak dan membukakan mata hati dan akal sehatnya untuk peduli dan simpati pada warga Gaza, melihat tragedi pembantaian, kelaparan akibat kekurangan makanan, kedinginan akibat minim pakaian, rusak dan hancurnya rumah sakit untuk layanan kesehatan semakin memperparah penderitaan.
Aaron Bushnell sebagai tentara Amerika Serikat yang mengetahui keadaan beratnya penderitaan warga Gaza memprotes kebijakan negaranya dengan cara bunuh diri dengan membakar tubuhnya di depan kantor Duta Besar Israel di Washington DC Amerika Serikat pada 25 Februari 2024 lalu untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan menentang terjadinya genosida di Gaza.
Aksi-aksi menentang genosida di Gaza terus berkelanjutan untuk menunjukkan simpati dan peduli, serta menuntut Zionis Israel dan para negara sekutunya telah melakukan kejahatan perang dan genosida di Gaza.
Andi Hariyadi
Ketua Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi PDM Surabaya, Pemimpin Redaksi KLIKMU.CO