Gufron: Kurban Simbol Perjuangan Mengangkat yang Tertindas dan Terzalimi

0
614

KLIKMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tebet, Jakarta menggelar Shalat Idul Adha 1443 H, Sabtu (9/7/2022). Shalat Id yang dilaksanakan di halaman Masjid Al-Muhajirin Tebet Barat berlangsung khidmat dihadiri ribuan umat Islam.

Bertindak sebagai khatib Gufron Amirullah Sekretaris Majelis Dikdasmen PW Muhammadiyah DKI Jakarta. Dalam uraiannya, ia mengajak kepada jamaah untuk mengambil ibrah dari kisah hidup Nabi Ibrahim AS dan menjadikannya teladan dalam membangun kesalehan keluarga.

Menurut Ketua LPPM UHAMKA itu, perayaan Idul Adha beserta ibadah kurban mengingatkan manusia kepada keimanan, kesabaran, kejujuran, serta ketaatan Nabi Ibrahim AS yang dikasihi Allah karena keimanan yang sangat kuat dan ketakwaan yang sangat tinggi.

“Nabi Ibrahim AS mendapatkan perintah menyembelih anak semata wayang yang dimilikinya (Ismail AS). Keduanya melaksanakan dengan kesungguhan dan kesabaran,” kata Gufron.

Peristiwa dramatik yang diabadikan dalam QS ash-Shaffat: 102 tersebut, lanjut Gufron, dapat diambil hikmah bahwa ajaran Islam memberikan anjuran kepada umat manusia agar bisa mengorbankan kepemilikan, bahkan yang dicintai.

Dai Muhammadiyah Jakarta itu menandaskan bahwa kurban sebenarnya bukan sekadar sedekah berupa seekor domba kepada fakir miskin. Kurban bukan pula ajang pesta makan daging, tetapi kurban merupakan simbol pengorbanan atas yang tak berdaya.

“Kurban adalah simbol perjuangan mengangkat para korban, yaitu mereka yang tertindas dan terzalimi. Tertindas oleh buzzer, terzalimi oleh ulah para koruptor,” ujarnya.

Gufron juga mengatakan, fenomena dehumanisasi di era ketercerabutan sangat terasa yang ditandai dengan munculnya budaya sensational (sensing culture). Suatu budaya yang menggambarkan kondisi jiwa yang kosong. Manusia modern mengalami kegersangan ruhani (lost of soul), disorientasi makna, dan kejutan masa depan (future shock).

“Negeri ini butuh anak-anak bangsa yang memiliki karakter kuat dengan keberanian luar biasa layaknya seorang Ismail AS, kerelaan dan keikhlasan sejatinya Siti Hajar, keteguhan segenap hati serta jiwa sang ayah bernama Ibrahim AS,” tandasnya.

Keberhasilan Nabi Ibrahim AS mendapatkan karunia anak saleh seperti Ismail AS, kata Gufron, adalah karena ia sendiri berhasil mendidik dan membentuk dirinya menjadi seorang hamba yang saleh. Dalam lingkup ruang yang lebih luas, kalau para pemimpin menginginkan masyarakat atau rakyatnya saleh (berperilaku baik) maka para pemimpinnya harus memberi teladan terlebih dahulu.

Pada momen hari raya Idhul Adha ini, ia juga mengajak kepada seluruh jamaah agar dapat dijadikan sarana reflektif untuk evaluasi diri. “Apakah di antara kita yang sejak awal menjadi orangtua atau pemimpin sudah berusaha untuk belajar dan berusaha menjadi orang tua dan pemimpin yang saleh?” ujarnya.

“Orang tua yang menghendaki generasi penerusnya mendapatkan kesuksesan di dunia dan akhirat, menjadi anak-anak yang berkualitas lahir dan batin, maka semestinya orang tua mau mengawalinya dengan membentuk kesalehan diri sendiri,” pungkasnya. [AIKaffa]

Keterangan gambar: Ustadz Dr. Gufron Amirullah, M.Pd. Ketua LPPM UHAMKA saat menyampaikan khutbah Idul Adha 1443 H di halaman Masjid Al-Muhajirin, Tebet Barat, Tebet, Jakarta, Sabtu (9/7/2022). (Foto: Koleksi pribadi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini