KLIKMU CO-
Oleh: Gus Imsap*
Muhammadiyah tanpa dipimpin kader itu seperti jasad tanpa ruh. Ada wujud nya namun tak ada kehidupannya. Ada kegiatannya namun hilang substansi Muhammadiyah nya. Kader militan Muhammadiyah teruji dari mulai dia bertafakkur, bertadabbur, bertutur hingga berbaur.
Bertafakkur dilihat dari pangkal berfikirnya. Pangkal berfikir jika harus dengan nilai ketauhidan murni, niat ikhlas dan dengan pikiran yang cerdas. Tidak ada tendensi harta, jabatan atau dunia karena hal itu mengotori pola berfikirnya.
Bertadabbur yang dimaksud ialah kader Muhammadiyah harus siap, mau dan mampu untuk selalu memperhatikan kondisi umat atau warganya, merenungkan setiap saat tanpa mengenal kondisi dan tempat atas sesuatu dibalik berbagai perkara ataupun fenomena yang terjadi. Sehingga dalam proses tadabbur nya melahirkan kebijakan-kebijakan yang membangun, berkemajuan, adil, dan penuh Rahmat bagi alam.
Bertutur bagi kader Muhammadiyah adalah dilihat dari kemampuan berkomunikasi atau berpitutur. Sifat bertutur identik dengan sifat Tabligh. Kemampuan berkomunikasi, santun dalam bicara dan tegas dalam bersuara. Kemampuan bertutur dapat mengubah lawan menjadi kawan, benci menjadi cinta dan bertikai menjadi damai.
Berbaur, kemampuan untuk bisa berbaur dalam segala lini kehidupan atau segmen sosial. Pemimpin atau kader Muhammadiyah saatnya mau dan mampu untuk turun ke bawah. Mendengarkan masukan, keluhan atau curhatan umat di bawahnya. Melihat sendiri situasi dan kondisi umat saat ini. Bukan pemimpin yang hanya duduk di meja saja tanpa tahu kondisi riil di bawahnya.
Muhammadiyah Jawa timur harus dipimpin kader Muhammadiyah yang beraqidah, militan, tangguh, cerdas dan teruji kwalitas kepemimpinannya.
Selamat mencari sosok terbaik untuk menjadi pengurus harian Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, pilihlah dengan hati nurani, pemetaan track record organisasi, kemampuan disiplin ilmu yang teruji serta yang paling penting Kader Persyarikatan 1912 sejati
*Kepala sekolahnya para pemimpin