Haedar Nashir Apresiasi Pembangunan Gedung Muhammadiyah Tandes dan RS PKU Surabaya

0
265
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir foto bersama jajaran PWM Jatim dan PDM Surabaya. (Yuda/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Peresmian gedung Perguruan Muhammadiyah Tandes menandai era baru bagi pergerakan dakwah Muhammadiyah di wilayah Surabaya Barat.

Gedung yang terdiri atas 6 lantai ini menjadi salah satu ikon baru bagi Muhammadiyah di Surabaya. Gedung yang di lantai satunya ini difungsikan untuk masjid ini menjadi salah satu sarana pendidikan yang megah di daerah Tandes.

Peresmian ini dilakukan langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi. Selain Perguruan Muhammadiyah Tandes, Haedar Nashir juga menandatangani prasasti School of Tahfidz Perguruan Muhammadiyah Tandes serta prasasti Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya.

Dalam tausiahnya, Haedar Nashir mengungkapkan rasa bahagianya atas proses pengembangan yang dilakukan oleh Muhammadiyah Cabang Tandes.

“Ini satu kebahagiaan bagi saya karena bisa datang di cabang yang memiliki spirit yang luar biasa. Dan selamat untuk pimpinan Muhammadiyah Cabang Tandes dan seluruh pimpinan amal usaha yang telah melakukan pengkhidmatan,” kata Haedar memberikan selamat.

Bagi Haedar, gedung yang diresmikan ini merupakan wujud nyata dari pimpinan cabang dan amal usaha dengan menunjukkan usahanya untuk maju dan unggul sebagai persyarikatan.

“Ini semua menunjukkan bagaimana Muhammadiyah Tandes terus maju dan ingin membangun keunggulan persyarikatan Muhammadiyah,” lanjut Haedar.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menandatangani prasasti Gedung Perguruan Muhammadiyah Tandes dan RS PKU Surabaya disaksiskan Ketua PWM Jatim Sukadiono dan Ketua PDM Surabaya M. Ridlwan. (Miftahul Muslim/KLIKMU.CO)

Haedar juga mengapresiasi atas perkembangan pesat RS PKU Muhammadiyah Surabaya.

“Saya berikan apresiasi yang sangat tinggi karena ini termasuk peninggalan sejarah,” katanya.

Haedar menceritakan, Poliklinik Muhammadiyah awalnya berada ada di Yogyakarta pada tahun 1923. Namun, tahun itu Muhammadiyah belum memiliki dokter. Kiai Haji Ahmad Dahlan kemudian menerima bantuan dokter dari Belanda dan bangsawan.

Setahun kemudian, atau 1924, Muhammadiyah mendirikan poliklinik di Surabaya yang diketuai dr Soetomo.

“Muhammadiyah mendirikan rumah sakit termasuk dalam implementasi dakwah surat al-Maun. Muhammadiyah ingin menolong siapa pun tanpa memandang ras, agama, suku, dan golongan,” terangnya.

Selain mengandung ajaran cinta kasih, Al-Maun juga berorientasi pada kemanusiaan. Dari surat al-Maun, Muhammadiyah mendirikan tiga gerakan, yakni rumah sakit untuk membantu orang yang sakit, rumah miskin untuk membantu orang-orang miskin, dan rumah yatim yang jadi cikal bakal panti asuhan Muhammadiyah.

“Itu adalah implementasi surat al-Maun yang diterapkan oleh Kiai Dahlan dan Kiai Sudja’ untuk membentuk gerakan Muhammadiyah yang berkemajuan,” tandasnya.

(Miftahul Muslim/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini