Haedar Nashir: Syekh Yusuf Qaradhawi Pemikir Moderat dan Maju, Umat Islam Sangat Kehilangan

0
81
Syekh Yusuf Qaradhawi semasa hidup. (Antara/Twitter @alqaradawy)

KLIKMU.CO – Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir turut merasa kehilangan atas wafatnya Syekh Yusuf Qaradhawi. Tak hanya itu, umat Islam sedunia juga kehilangan ulama besar yang berpikiran moderat dan maju itu.

“Ulama yang kini tinggal di Doha Qatar tersebut dalam beberapa tahun terakhir mempengaruhi pemikiran wasathiyah Islam,” kata Haedar pada Selasa (28/9/2022).

Menurut Haedar, transformasi pemikiran Yusuf Qaradhawi yang semula lebih puritan menjadi maju menunjukkan perkembangan pemikiran Islam yang selalu dinamis dan tidak statis.

“Yusuf Qaradhawi ketika berkunjung ke PP Muhammadiyah di Jakarta tiga dekade lalu dengan tegas menyatakan hisab itu qothiy (pasti), sedangkan rukyat itu dhanny (meragukan, banyak kemungkinan) sangat mencerdaskan dan mencerahkan umat,” tuturnya.

Umat Islam sedunia memang ketika berhadapan dengan hukum alam yang pasti, lebih-lebih menyangkut hari dan tanggal atau bulan dan tahun meniscayakan ilmu yang pasti dan kepastian agar segala transaksi dan regulasi hidup sehari-hari itu memiliki kepastian.

Kecuali untuk hal-hal yang abstrak, sosial, dan ranah hidup yang metafisika. Jika ingin merebut masa depan lebih-lebih pebgetahuan alam semesta perlu ilmu pengetahuan yang pasti dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara lebih objektif.

“Syekh Yusuf Qaradhawi juga melalui karya-karyanya terbaru banyak mempromosikan pandangan keislaman yang wasathiyyah. Diajak umat Islam agar maju dan tengahan dalam beragama, serta tidak fanatik dan ekstrem. Termasuk dalam ideologi dan politik, beliau memiliki pandangan yang tengahan dengan dasar argumentasi nash yang kuat,” paparnya.

Karyanya tentang jihad yang sangat tebal juga memahamkan tentang jihad multiaspek yang memerlukan pemahaman dan konteks yang luas.

Bersama dengan itu, Syekh Yusuf juga mengajak umat Islam untuk hadir dan mampu menjawab tantangan zaman yang kompleks saat ini.

“Beliau ulama klasik yang mampu membaca dan berwawsan maju di tengah kehidupan modern dengan pandangan inklusif dan kosmopolitan,” terang Haedar lagi.

Karena itu, ulama dan kader Islam muda di manapun saat ini penting belajar dan mengikuti jejak hidup dan pemikiran ulama besar ini.

“Bila ulama sepuh berpikir keislaman yang maju dan tengahan, maka terasa jumud manakala ulama-ulama muda Islam saat ini masih ada yang berpikiran konservatif dan eksklusif,” tandasnya. (AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini