25 Oktober 2024
Surabaya, Indonesia
Opini

Hari Santri Nasional dan Memori Pondok yang Menguar di Al Mizan

Alfain Jalaluddin Ramadlan Alumni Pondok Pesantren Al Mizan Muhammadiyah Lamongan. (Pribadi/KLIKMU.CO)

Oleh: Alfain Jalaluddin Ramadlan
Alumni Pondok Pesantren Al Mizan Muhammadiyah Lamongan

Tulisan ini saya tulis sepesial untuk memperingati Hari Santri Nasional ke-10, mulai 22 Oktober 2015- 22 Oktober 2024.

Alfain Jalaluddin Ramadlan, seorang santri yang lahir 13 Desember 2000 di Lamongan, tepatnya di Desa Godo, Kecamatan Lare, Kabupaten Lamongan.

Saya memulai perjalanan spiritual dan pendidikannya di Pondok Pesantren Al Mizan Muhammadiyah pada tahun 2016.

Pada saat itu, saya masih berusia 16 tahun, penuh rasa ingin tahu dan semangat untuk belajar. Saya datang dari keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan agama sehingga keputusan untuk mondok bukanlah hal yang asing saya.

Dengan backpack berisi buku dan alat tulis, saya melangkah memasuki area pondok. Harapan dan rasa takut bercampur aduk.

Saya merasa bersemangat sekaligus cemas. Ini adalah lingkungan baru yang harus saya jalani sambil saya mengenang hari-hari awalnya.

Pada satu minggu pertama, saya mengikuti masa ta’aruf santri. Alhamdulillah di kegiatan itu saya mendapat penghargaan perdana di pondok pesantren, yaitu dengan meraih peserta terbaik pada acara itu.

Hidup di Pondok Pesantren

Di Pondok Pesantren Al Mizan, saya menjalani rutinitas harian yang padat. Setiap hari dimulai dengan shalat Subuh berjamaah, dilanjutkan dengan Diniyah pagi. Kemudian pada jam 07.00 WIB masuk sekolah di MA Muhammadiyah 9 Al-Mizan Lamongan.

Setelah sekolah diberikan waktu untuk istirahat sampai menjelang Ashar, kemudian dilanjutkan dengan shalat Ashar berjamaah dan dilanjutkan dengan tahsin dan hafalan Qur’an.

Setelah itu, dilanjutkan dengan mengikuti ekstrakurikuler yang saya ikuti (futsal) terkadang berlatih silat. Walaupun di Al Mizan ada banyak ekstrakurikuler mulai dari voli, futsal, basket, memanah, robotik, qiroah, kaligrafi, gambus, hadroh, drum band, jurnalistik, media, dan lain sebagainya.

Kemudian, setelah itu pada jam 17.00 WIB dilanjutkan dengan kumpul kamar untuk evaluasi kamar dan menambah hafalan mufrodat.

Setelah itu dilanjutkan dengan shalat Maghrib berjamaah dilanjutkan dengan kumpul kamar terkadang evaluasi kamar dan terkadang berlatih ceramah bergantian, kemudian shalat Isya. Setelah itu, dilanjutkan dengan Belajar Diniyah Malam sampai pukul 20.15 WIB.

Setelah Diniyah melanjutkan dengan belajar malam bersama sampai pukul 21.30. Kemudian dilanjutkan dengan istirahat sampai menjelang shalat Tahajud.

Di sinilah, saya belajar tidak hanya tentang ilmu agama, tetapi juga tentang kedisiplinan dan tanggung jawab.

Tantangan dan Kesulitan

Namun, perjalanan saya tidak selalu mulus. Di tahun-tahun awal, saya menghadapi tantangan berat, terutama dalam beradaptasi dengan kehidupan di pondok.

Terkadang, saya merasa homesick dan rindu keluarga. Terlebih saat melihat teman-teman yang pulang ke rumah. Namun, dukungan dari teman-teman dan para pengasuh membuat saya tetap semangat.

Saya belajar bahwa kesulitan adalah bagian dari proses. Setiap tantangan yang saya hadapi membuat saya lebih kuat.

Selama empat tahun di Pondok Pesantren Al Mizan, alhamdulillah saya mengalami pertumbuhan yang signifikan, baik secara spiritual maupun akademis. Terutama di public speaking karena dua kali selama satu minggu selalu mengikuti muhadhoro dan menjadi penceramah.

Salah satu momen penting dalam perjalanan pendidikan saya terjadi pada tahun 2018, ketika saya terpilih menjadi Sekretaris Umum PR IPM Al Mizan Putra dan dengan waktu yang sama menjabat sebagai Ketua ASBO PC IPM Lamongan Kota, dan menjadi Dewan Pembantu Pembina Hizbul Wathan Al Mizan Qobilah Buya AR Sutan Mansur.

Jabatan ini mengajarkan saya tentang kepemimpinan dan bagaimana bekerja sama dengan orang lain. Saya belajar untuk mendengarkan dan memahami pandangan orang lain. Walaupun di SMP sudah pernah menjabat sebagai Ketua Umum PR IPM SMP Muhammadiyah 8 Godog.

Menginspirasi Santri Lain

Sebagai pemimpin di organisasi, saya berusaha untuk menjadi teladan bagi santri lainnya. Saya lewat IPM mengadakan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan spiritualitas di pondok.

Saya ingin memberikan sesuatu yang berarti bagi teman-teman. Melalui berbagai kegiatan, saya berharap kami semua bisa tumbuh bersama.

Menjelang Kelulusan

Menjelang kelulusan pada tahun 2019, saya merenungkan kembali perjalanan yang telah dilalui. Saya merasakan bahwa pengalaman mondok telah membentuk karakternya menjadi pribadi yang lebih baik.

 Saya belajar banyak hal, dari disiplin, tanggung jawab, hingga kepemimpinan. Semua itu akan saya bawa ke kehidupan selanjutnya. Sesuai dengan visi Al Mizan adalah menjadikan santrinya sebagai kader pemimpin, mubaligh, dan ulama.

Pada saat wisuda, saya merasa haru. Saya mengenang semua kenangan indah dan pahit yang telah saya lalui bersama teman-teman.

Selama mondok di Al Mizan, alhamdulillah saya selalu mendapatkan peringkat 2 di Diniyah pondok, dan sering mengikuti perlombaan untuk mewakili Pondok Pesantren Al Mizan Muhammadiyah Lamongan.

Pada tahun 2016 pernah mengikuti lomba ME Confest di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo bersama kontingen futsal dan Hizbul Wathan Al Mizan dan berhasil membawa juara umum I.

Kemudian pernah mewakili pondok untuk lomba futsal di tingkat kabupaten hingga Jawa Timur. Selain itu, juga pernah mengikuti lomba pencak silat di Banyuwangi bersama kontingen Tapak Suci Al Mizan, dan berbagai macam lomba lainnya.

Harapan untuk Masa Depan

Setelah menyelesaikan pendidikan di Pondok Pesantren Al Mizan, saya memiliki impian besar. Saya bercita-cita untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, dengan harapan bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Saya ingin mendalami ilmu agama kembali. Dengan ilmu yang saya peroleh, saya ingin menjadi agen perubahan di masyarakat. Akhirnya setelah lulus, saya daftar kurus Nahwu Shorof selama satu bulan di pondok Darun Nuhad Petiyen, kemudian melanjutkan pengabdian di Al Mizan selama satu tahun.

Pada tahun 2020 saya masuk di Universitas Muhammadiyah Lamongan untuk mengambil S1 di Program Studi S1 Ekonomi Syariah, sambil menjadi pengajar di Pondok Al Mizan. Dan alhamdulillah lulus pada tahun 2024 dengan nilai IPK 3,75.

Selama kuliah S1, saya pernah menjabat sebagai Ketua Umum Tapak Suci UM Lamongan, Ketua Umum Hizbul Wathan UM Lamongan, Ketua Umum UKM Al Mujaddid UM Lamongan, dan aktif di BEM UM Lamongan.

Setelah lulus S1, kemudian langsung melanjutkan S2 di Universitas Muhammadiyah Surabaya di Program Studi Hukum Ekonomi Syariah.

Dan alhamdulillah setelah menjadi lulusan Pondok Pesantren Al Mizan, saya mengemban amanah di berbagai ortom. Menjadi Wakil Sekretaris LSBO PDM Lamongan (2022/2027), anggota MPID PCM Laren (2022/2027), anggota Bidang Pustaka dan Literasi Kwarwil HW Jawa Timur (2023/2028), anggota bidang Dakwah dan kajian Ilmu Al Islam dan Kemuhammadiyahan Kwarda HW Kabupaten Lamongan (2023/2028), dan Anggota Bidang Pengembangan Cabang Pimda 026 Tapak Suci Kabupaten Lamongan, dan Ketua Bidang RPK PC IMM Kabupaten Lamongan, dan lain sebagainya.

Semoga pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan selama mondok dapat menginspirasi santri generasi berikutnya.

Pondok adalah tempat yang sangat berharga. Di sini, kita tidak hanya belajar agama, tetapi juga belajar hidup.

Kesimpulan

Kisah perjalanan di Pondok Pesantren Al Mizan Muhammadiyah ini adalah contoh nyata dari proses pembelajaran yang menyeluruh.

Dari seorang anak yang penuh rasa ingin tahu, saya tumbuh menjadi pemuda yang berkomitmen untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Melalui berbagai tantangan dan pengalaman yang dihadapi, saya menunjukkan bahwa pendidikan, baik akademis maupun spiritual, adalah fondasi yang kuat untuk membangun masa depan yang cerah.

Dengan semangat yang tinggi dan tekad yang kuat, saya  siap melangkah menuju babak baru dalam hidup saya.

Harapan di Hari Santri

Terakhir, di Hari Santri Nasional ini, mari kita merayakan dengan semangat dan dedikasi santri dalam menjaga dan meneruskan nilai-nilai agama serta kebudayaan bangsa.

Harapan saya adalah agar santri semakin diberdayakan, tidak hanya sebagai pelajar, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Semoga santri dapat terus mengasah pengetahuan dan keterampilan, mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan zaman.

Saya juga berharap agar lembaga pendidikan pesantren mendapatkan dukungan yang lebih besar dari pemerintah dan masyarakat, sehingga dapat berkembang dan berkontribusi lebih maksimal.

Mari bersama-sama menjaga semangat ukhuwah dan saling mendukung dalam mewujudkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kaya akan nilai moral dan spiritual. Dengan tekad dan kerja keras, santri akan menjadi pelopor perdamaian, toleransi, dan keadilan dalam masyarakat. Selamat Hari Santri Nasional! (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *