Hiasan Talenan Warnai Ujian Praktik Seni Budaya Spempat

0
198
Fidella Anindya beserta siswa kelas 9B lainnya kompak menjemur talenan dalam rangka ujian praktik kelas 9. (Nadia Larasati/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Suasana lorong lantai 2 SMP Muhammadiyah 4 Surabaya (Spempat) penuh talenan. Talenan itu dijemur di atas pagar pembatas dengan dilapisi alas koran bekas. Tampak siswa kelas 9B sibuk dengan talenan yang di atasnya sudah terdapat secarik kertas. Mereka rela berpanas-panasan dalam rangka mengikuti ujian praktik seni budaya, Senin (20/2).

Fidella Anindya, siswa kelas 9B, mengatakan bahwa pada ujian praktik seni budaya ini ia beserta teman-temannya diarahkan untuk membuat hiasan dinding dari talenan. Talenan polos yang berwarna cokelat muda itu mereka olah dengan lem, gambar berwarna, dan minyak goreng.

“Meskipun kena panas matahari pagi, kami harus semangat selesaikan karya ini. Waktunya hanya 90 menit,” ujar Fidella Anindya.

Ada beberapa langkah dalam membuat hiasan talenan ini. Pertama, siswa diarahkan untuk melapisi talenan polos dengan lem fox. Kedua, setelah lem kering, talenan kembali dilapisi lem.

“Setelah lem dioles untuk kedua kalinya, barulah gambar yang kami bawa ini ditempelkan tetap di tengah. Kebetulan saya bawa gambar kucing,” lanjut Fidella Anindya.

Setelah gambar tertempel pada talenan, siswa menjemurnya di pagar pembatas lorong lantai 2. Mereka menunggu lem kering dan gambar tertempel sempurna.

“Setelah kering, gambar yang sudah tertempel saya olesi minyak goreng. Selanjutnya, kertas putih ini saya klenthek perlahan sehingga tinggal gambar kucing saja yang menempel,” jelas Fidella Anindya.

Yeni Charismawati, guru seni budaya, mengatakan bahwa dalam kegiatan ujian praktik ini ia mengarahkan siswa agar memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitarnya. Menurutnya, siswa tidak terbebani karena bahannya yang murah dan mudah didapat.

“Kami sudah sepakat dengan siswa untuk ujian praktik ini harus berpikir sederhana. Alhamdulillah, siswa membuat karya sederhana berupa hiasan talenan yang ditempel gambar yang disukai,” ujar Yeni Charismawati.

Menurutnya, gambar yang dipilih untuk talenan merupakan pilihan siswa. Guru hanya memfasilitasi dan membebaskan pilihan siswa.

“Pembebasan memilih gambar adalah salah satu wujud pembelajaran diferensiasi,” pungkas Yeni Charismawati. (Nadia Larasati/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini