IAI Muhammadiyah Resmi Merger dengan UM Bima, Jadi Fakultas Agama Islam

0
51
IAI Muhammadiyah Bima resmi berubah menjadi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Bima. (Taufiqurrahman/KLIKMU.CO)

Bima, KLIKMU.CO – Institut Agama Islam (IAI) Muhammadiyah Bima resmi menjadi Fakultas Agama Islam (FAI) pada Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima). Perubahan itu sesuai dengan SK Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas Nomor 966 Tahun 2023, Jumat (8/12).

Penggabungan IAI Muhammadiyah Bima menjadi Fakultas Agama Islam pada UM Bima dengan enam program studi sarjana dan satu program magister.

Terdiri atas Program Studi Ekonomi Syariah, Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakshiyyah), Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD). Adapun satu program magister adalah Pendidikan Agama Islam.

Dalam sejarahnya, perjalanan panjang IAI Muhammadiyah Bima berawal dari usaha yang telah lama dilakukan oleh para pimpinan Muhammadiyah Bima. Pada 12 Januari 1968 didirikan Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima) dengan dibukanya Fakultas Agama Jurusan Dakwah dan pada tahun 1975 dibuka Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama, serta Fakultas Hukum.

Untuk efisiensi dan efektivitas kerja serta tuntutan pemenuhan akreditasi, Universitas Muhammadiyah Bima hanya berlangsung sekitar 6 tahun. Selanjutnya berubah menjadi Institut Agama Islam Muhamadiyah Bima yang mengelola dua fakultas, yaitu Fakultas Tarbiyah Dan Fakultas Ushuluddin. Sementara itu, Fakultas Hukum dari UM Bima kemudian berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Muhammadiyah Bima yang mengalami perubahan bentuk menjadi Universitas Muhammadiyah Bima berdasarkan keputusan Kemendikbudristek RI No 144/E/0/2022 pada tanggal 11 Maret 2022.

Perkembangan selanjutnya, IAIM berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Muhammadiyah Bima dengan dikeluarkannya Surat Keputusan dari Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1995 tentang perubahan bentuk dari institut menjadi sekolah tinggi yang mengelola dua jurusan, yaitu Tarbiyah dan Ushuluddin.

Untuk Jurusan Tarbiyah, sejak tahun 2001 telah dibuka Program Studi Diploma Dua (D-2) PGSD/MI berdasarkan SK Kopertais No 408/SK/KOP.IV/2001. Kemudian D-2 PGTK/RA tahun 2002 berdasarkan SK No 504/SK/KOP.IV/2002 dan D-2 PGPAI pada tahun 2003 berdasarkan SK No 358/SK/KOP-IV/2003.

STAI Muhammadiyah Bima sejak 2006 hingga 2010 menyelenggarakan satu jurusan, yaitu Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Pada tahun 2011 mendapatkan izin operasional membuka Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Pada tahun 2014 kembali dipercaya untuk membuka dua program studi, yaitu Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA) dan Ekonomi Syariah.

Upaya perubahan status dari STAI menjadi IAI Muhammadiyah Bima digarap selama 6 bulan atas kerja keras tim alih status dan mendapatkan SK Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2974 Tahun 2015 tentang perubahan bentuk dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) menjadi Institut Agama Islam (IAI) Muhammadiyah Bima sejak tanggal 22 Mei 2015.

Bersamaan dengan adanya SK Perubahan Status, IAI Muhammadiyah Bima menyelenggarakan tiga fakultas. Yaitu Fakultas Tarbiyah dengan Program Studi PAI, PBA, PGRA, PGMI; Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan Program Studi Ekonomi Syariah; danFakultas Syariah dengan Program Studi Hukum Keluarga (Al-Ahwal al-Syakhsyiah) yang mendapatkan izin operasional sejak September 2015.

Dengan penggabungan dari kampus milik persyarikatan Muhammadiyah di wilayah Kota Bima, hal itu tentu menjadi episentrum kemajuan Muhammadiyah lewat amal usaha di bidang pendidikan wilayah Nusa Tenggara Barat.

Rektor IAI Muhammadiyah Bima Hendra MSi berharap, dengan penggabungan IAI Muhammadiyah Bima menjadi Fakultas Agama Islam pada Universitas Muhammadiyah Bima, ke depan dapat menjadi kampus yang islami dan mengedepankan moralitas dan intelektualitas.

“Ke depan dengan penggabungan ini, Universitas Muhammadiyah Bima dapat menjadi bagian yang mencerahkan umat, membangun negeri yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofur,” terang Hendra.

Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Bima Assoc Prof Dr Ridwan SH MH menyampaikan, dengan penyatuan IAI Muhammadiyah Bima ke Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima), hal itu membangkitkan kembali sejarah panjang pendidikan di Bima NTB. Sejak tahun 1968 ide besar dari para pendiri Muhammadiyah Bima yang menghadirkan Universitas Muhammadiyah Bima (UMB) kini telah tercapai.

“Diharapkan dengan penyatuan ini, Universitas Muhammadiyah Bima akan terus berkembang dan mampu setara dengan universitas negeri yang lulusannya mampu bersaing. Kami yakin UM Bima dapat menjawab tuntunan zaman dan tetap menjaga nilai-nilai perjuangan para pendahulu dengan mewujudkan kampus UM Bima menjadi kampus unggul, humanitas, dan religiusitas,” paparnya.

(Taufiqurrahman/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini