Ibrah Kehidupan #254: Nyai Ahmad Dahlan, Pesan Moral Nyai Ahmad Dahlan Menjelang Akhir Hayat Sang Pahlawan Nasional (-4 Habis)

0
316

KLIKMU CO-
Oleh : Kyai Mahsun Djayadi*

Sebagaimana KH Ahmad Dahlan, maka Nyai Ahmad Dahlan pun berjuang tanpa lelah bahkan sudah dalam keadaan sakit tetap semangat memperjuangkan dakwah Islam lewat Muhammadiyah dan Aisyiyah.


Kiprah perjuangan Nyai Ahmad Dahlan, termasuk perjuangan merebut kemerdekaan sangat diakui oleh sejarah. Nyai Ahmad Dahlan mempunyai hubungan yang dekat dengan tokoh-tokoh perjuangan merebut kemerdekaan, seperti Bungkarno, Bung Hatta, Jendral Soedirman, Ki Bagus Hadikusumo, dan lain-lain.


Dalam kondisi yang sudah semakin tua, pernah Nyai Ahmad Dahlan berpesan kepada generasi muda kader-kader Muhammadiyah : “Aku titipkan Muhammadiyah dan Aisyiyah kepadamu sebagaimana almarhum KH Ahmad Dahlan menitipkannya. Menitipkan berarti melanjutkan perjuangan umat Islam Indonesia, ke arah perbaikan hidup bangsa Indonesia yang berdasarkan cita-cita luhur mencapai Kemerdekaan”.


Adapun di antara pokok-pokok pikiran yang bernuansa pesan moral yang lain adalah sebagai berikut :
Pertama, Menolak adagium kultur Jawa “Wong Wadon kui Suwargo Nunut, Neroko Katut”. Bahwa seorang wanita itu bisa masuk surga karena numpang ikut laki-laki/ suami, dan bisa masuk neraka pun juga karena numpang ikut laki-laki/ suami.


Bagi Nyai Ahmad Dahlan, ajaran islam menegaskan bahwa wanita mempunyai hak dan kewajiban yang sama di samping laki-laki. Wanita mempunyai hak hidup dan memperoleh kemajuan dengan cara yang baik. Dan kelak mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah swt.


Kedua, Amar Makruf Nahi Munkar. Prinsip ini sering ditandaskan di setiap kesempatan. Konsistensi ucapannya tersebut secara pribadi direalisasikan antara lain dengan penolakannya yang keras kebijakan pemerintah penjajah Jepang yang mewajibkan anak-anak sekolah untuk membungkuk menghadap ke timur (arah matahari, pada kaisar Tenno Haika). Hal itu adalah bentuk kesyirikan.


Ketiga, Sepi Ing Pamrih. Ajaran ini berasal dari falsafah jawa “sepi ing pamrih rame ing gawe”. Maksudnya dalam melakukan suatu pekerjaan harus ikhlas. Dalam melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial dan kemasyarakatan hendaklah dilakukan dengan ikhlas, sepenuh hati, hanya mengharap ridha Allah swt.
Hal tersebut secara konsisten dibuktikan dengan berbagai kegiatannya baik di lingkungan Yogyakarta maupun ke luar Yogyakarta.

Nyai Ahmad Dahlan, sang tokoh perjuangan, wafat pada hari jum’at tanggal 31 mei 1946 jam 13.00 wib di kediamannya kampung Kauman Yogyakarta. Beliau wafat setelah 23 tahun wafatnya KH Ahmad Dahlan.
Nyai Ahmad Dahlan, tokoh pergerakan, pejuang merebut Kemerdekaan itu, dimakamkan di makam kauman (belakang masjid Gede) setelah dishalatkan di masjid Gede, dan dihadiri antara lain oleh Mr. AG. Pringgodigdo sekretaris negara atas nama presiden Soekarno, dan KH Muhammad Rasjidi menteri Agama.
Atas jasa-jasa yang telah dilakukan Nyai Ahmad Dahlan untuk agama, bangsa dan Negara, Pemerintah Republik Indonesia di bawah presiden Soeharto menganugerahkan gelar “Pahlawan Nasional” kepadanya melalui SK Presiden RI No. 042/TK/Tahun 1971, tanggal 22 September tahun 1971.

IBRAH DARI KISAH INI :
Nyai Ahmad Dahlan, sama dengan suaminya KH Ahmad Dahlan, tokoh pergerakan, pejuang merebut kemerdekaan RI, kerja-kerja sosial dan kemanusiaan yang dilakukan berbasis agama benar-benar telah mencerahkan, menunjukkan arah hidup baru kepada masyarakat ke arah perbaikan hidup yang lebih baik dan sejahtera.


Nyai Ahmad Dahlantetap konsisten (istiqamah) berdakwah sepeninggal suaminya sampai akhir hayatnya. Banyak pesan-pesan moral yang ia sampaikan kepada para genersi muda yang intinya himbauan agar perjuangan berbasis agama untuk nusa dan bangsa harus terus dilanjutkan. Tidak ada perjuangan tanpa cobaan dan tantangan. Semuanya harus dihadapi dengan teguh, sabar, dan ikhlas.


Nyai Ahmad Dahlan adalah sosok teladan bagi kita semuanya khususnya warga persyarikatan untuk tetap semangat dalam memperjuangkan satu keyakinan, di manapun kita berada, kapanpun, dan dalam profesi apapun kita. Sebagaimana firman Allah : Barang siapa yang bersungguh-sungguh berjuang di jalan-Ku, maka Aku akan menunjukkan jalan-jalan mereka menuju Aku.

*Ketua DPD PAN Kota Surabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini