Ibrah Kehidupan #272: Mohammad Natsir, Ulama sekaligus Intelektual, dan Politikus Ulung (Bagian -1)

0
66

KLIKMU CO-

Oleh: Kyai Mahsun Djayadi*

Pada serial “Ibrah Kehidupan” berikut ini, akan saya tampilkan beberapa tokoh/Ulama asal Indonesia yang cukup inspiratif, dan kiprah baik pemikirannya maupun perjuangannya tidak diragukan lagi bagi umat dan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah Mohammad Natsir.
Nama lengkapnya: Mohammad Natsir, panggilan popularnya “Pak Natsir”.
Dari sumber Wikipedia, Mohammad Natsir dilahirkan di Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra barat pada tanggal 17 Juli 1908 dari pasangan Mohammad Idris Sutan Saripado dan Khadijah.


Pada masa kecilnya, Natsir sekeluarga hidup di rumah Sutan Rajo Ameh, seorang saudagar kopi yang terkenal di kota itu. Oleh pemiliknya, rumah itu dibelah menjadi kedua bagian: pemilik rumah beserta keluarga tinggal di bagian kiri dan Mohammad Idris Sutan Saripado tinggal di sebelah kanannya. Ia memiliki 3 orang saudara kandung, masing-masing bernama Yukinan, Rubiah, dan Yohanusun. Jabatan terakhir ayahnya adalah sebagai pegawai pemerintahan di Alahan Panjang, sedangkan kakeknya merupakan seorang ulama. Ia kelak menjadi pemangku adat untuk kaumnya yang berasal dari Maninjau, Tanjung Raya, Agam dengan gelar Datuk Sinaro nan Panjang.


Mohammad Natsir mulai mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat Maninjau selama dua tahun hingga kelas dua, kemudian pindah ke Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Adabiyah di Padang. Setelah beberapa bulan, ia pindah lagi ke Solok dan dititipkan di rumah saudagar yang bernama Haji Musa.


Selain belajar di HIS di Solok pada siang hari, ia juga belajar ilmu agama Islam di Madrasah Diniyah pada malam hari. Tiga tahun kemudian, ia kembali pindah ke HIS di Padang bersama kakaknya. Pada tahun 1923, ia melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) lalu ikut bergabung dengan perhimpunan-perhimpunan pemuda seperti Pandu Nationale Islamietische Pavinderij dan Jong Islamieten Bond.
Setelah lulus dari MULO, ia pindah ke Bandung (jawa barat) untuk belajar di Algemeene Middelbare School (AMS) hingga tamat pada tahun 1930. Dari tahun 1928 sampai 1932, ia menjadi ketua Jong Islamieten Bond (JIB) Bandung. Ia juga menjadi pengajar setelah memperoleh pelatihan guru selama dua tahun di perguruan tinggi. Ia yang telah mendapatkan pendidikan Islam di Sumatra Barat sebelumnya juga memperdalam ilmu agamanya di Bandung, termasuk dalam bidang tafsir Al-Qur’an, hukum Islam, dan dialektika. Kemudian pada tahun 1932, Natsir berguru pada Ahmad Hassan, yang kelak menjadi tokoh organisasi Persatuan Islam.
Pada 20 Oktober 1934, Mohammad Natsir menikah dengan Nurnahar di Bandung. Dari pernikahan tersebut, Natsir dikaruniai enam anak yakni: Sitti Muchlisah, Abu Hanifah, Asma Farida, Hasnah Faizah, Aisyatul Asriyah, dan Ahmad Fauzi. Mohammad Natsir juga diketahui menguasai berbagai bahasa, seperti Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Arab, dan Esperanto.


Mohammad Natsir juga memiliki kesamaan hobi dan memiliki kedekatan dengan Douwes Dekker, yakni bermain musik. Natsir suka memainkan biola dan Dekker suka bermain gitar. Mohammad Natsir juga sering berbicara dalam bahasa Belanda dengan Dekker dan sering membicarakan musik klasik Ludwig van Beethoven dan tulisan karya Boris Leonidovich Pasternak, novelis kenamaan Rusia pada masa itu.
Kedekatannya dengan Dekker, menyebabkan Dekker mau masuk Masyumi. Ide-ide dari Mohammad Natsir dengan Dekker tentang perjuangan, demokrasi, dan keadilan dinilai sehaluan dan banyak yang sejalan. Mohammad Natsir adalah seorang ulama, politikus, dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan pendiri sekaligus pemimpin partai politik Masyumi, dan tokoh Islam terkemuka Indonesia. Di dalam negeri, ia pernah menjabat menteri dan Perdana Menteri Indonesia, sedangkan di kancah internasional, ia pernah menjabat sebagai presiden Liga Muslim Dunia (World Muslim League) dan ketua Dewan Masjid se-Dunia.

IBRAH DARI KISAH INI:
Mohammad Natsir, atau yang lebih dikenal dengan panggilan “Pak Natsir” seorang tokoh Islam berasal dari Solok Sumatera barat, pindah ke pulau Jawa tepatnya di Bandung meniti karir dan kwalitas diri, dan kemudian mulai menanjak dan menonjol namanya di kancah perpolitikan Nasional. Pak Natsir dikenal sebagai ulama dan intelektual yang berkwalitas tinggi. Selain memiliki basic agama Islam yang mendalam, juga aktif di berbagai organisasi pergerakan pelajar/ mahasiswa.
Mohammad Natsir oleh sejarah dicatat sebagai seorang ulama, politikus, dan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Mohammad Natsir ternyata sebagai manusia biasa juga mempunyai hobbi musik. Dan yang tak kalah pentingnya Pak Natsir mempunyai hobbi menulis buku, artikel, atau bahan-bahan seminar dan diskusi lainnya.


Bangsa Indonesia, pernah memiliki tokoh dan pejuang yang tangguh serta patut menjadi teladan bagi generasi ke generasi. Perilau, ucapan dan pidatonya di berbagai kesempatan sungguh sangat menginspirasi generasi muda untuk meningkatkan kwalitas diri.
Insyaa Allah.

*Direktur Ma’had Umar Ibnu Khattab UMSurabaya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini