KLIKMU.CO- Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Abu Bakar menceritakan hijrahnya bersama Nabi.
Kami berjalan siang dan malam hingga tibalah kami di pertengahan siang. Jalan yang kami lalui sangat sepi, tidak ada seorang pun yang lewat.
Kumelemparkan pandangan ke segala penjuru, apakah ada satu sisi yang dapat kami dijadikan tempat berteduh.
Akhirnya, pandanganku terhenti pada sebuah batu besar yang memiliki bayangan. Kami putuskan untuk istirahat sejenak disana.
Aku ratakan tanah sebagai tempat istirahat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, lalu kuhamparkan sehelai jubah kulit dan mempersilahkan beliau untuk tidur di atasnya. Istirahatlah wahai Rasulullah.
Beliau pun beristirahat.
Setelah itu, aku melihat keadaan sekitar. Apakah ada seseorang yang bisa dimintai bantuan.
Aku pun bertemu seorang penggembala kambing yang juga mencari tempat untuk berteduh.
Aku bertanya kepadanya, “Wahai anak muda, engkau budaknya siapa?” Ia menyebutkan nama tuannya, yaitu salah seorang Quraisy yang ternyata sangat kukenal dia.
Aku bertanya lagi, “Apakah kambing-kambingmu memiliki susu?” “Iya.” Jawabnya polos. “Bisakah engkau perahkan untukku?” pintaku. Ia pun mengiyakannya.
Setelah diperah. Aku membawa susu tersebut kepada Nabi dan ternyata beliau masih tertidur. Aku tidak ingin jika aku sampai membuatnya terbangun.
Aku biarkan beberapa lama beliau tidur.
Saat beliau terbangun aku sodorkan ke hadapannya satu wadah (mangkuk) susu segar, dan aku berkata, “Minumlah wahai Rasulullah”.
Beliau pun minum susu tersebut sampai aku merasa puas melihatnya.
Setelah kami merasa cukup beristirahat, aku menawarkan kepada Rasulullah apakah bisa kita lanjutkan perjalanan ini? Beliau mengiyakannya.
Kamipun melanjutkan perjalanan menuju Yatsrib.
IBRAH DARI KISAH INI :
Rasa-rasanya kita tidak bisa membayangkan, seorang Abu Bakar yang pedagang kaya, mau bersusah payah dan berpeluh, menjadi pelayan Nabi saw., tak kenal lelah yang disertai semangat untuk menjaga keselamatan dan keamanan Nabi saw.
Ia ridha dan puas apabila Rasulullah tercukupi kebutuhannya, aman, dan tenang.
Kader dan aktifis 1912 selayaknya memiliki integritas serta loyalitas yang tinggi, serta siap mengamankan kebijakan pimpinan dengan penuh kesungguhan serta keikhlasan.
Kyai Mahsun Jayadi Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya