Ibrah Kehidupan#236: Jalaluddin Muhammad Akbar, Mengakhiri Masa Pemerintahan Sekaligus Masa Hidupnya dengan Kenangan indah (-4 Habis)

0
326
Foto diambil dari kumpulan makalahku

KLIKMU CO-

Oleh: Kyai Mahsun Djayadi*

Kaisar Akbar merupakan raja yang menjunjung tinggi toleransi, terbukti dari usahanya dalam menghapuskan segala bentuk diskriminasi. Pemerintahan Kaisar Akbar terkenal akan toleransinya dalam beragama yang luas dan berpandangan liberal. Kaisar Akbar sendiri sejatinya merupakan pribadi yang sangat religius, namun ia tidak pernah berusaha untuk memaksakan pandangan agamanya sendiri terhadap siapa pun, baik itu tawanan perang, atau lainnya, termasuk istrinya yang berbeda agama, atau orang lain yang ada di kerajaannya.

Dia juga menghapuskan pajak yang diskriminatif berdasarkan agama. Dia memfasilitasi pembangunan kuil-kuil dan bahkan gereja-gereja di kerajaannya. Sebagai bentuk rasa hormatnya pada anggota kerajaan yang beragama Hindu, dia melarang siapapun memasak daging sapi di dapur.

Kaisar Akbar memerintahkan pembangunan sejumlah benteng dan pemakaman selama masa pemerintahannya dengan gaya arsitektur yang khas. Beberapa keajaiban arsitektur yang dibangun pada masa pemerintahannya adalah Benteng Agra, kota Fatehpur Sikri dengan Masjid Jami yang indah dan Buland Darwaza, Benteng Lahore, Makam Humayun , Benteng Ajmer, dan Benteng Allahabad.

Para ahli sejarah banyak yang menganggap bahwa kaisar Akbar yang religious ini ternyata pikiran keagamannya sangat liberal. Bahkan dampak toleransi yang sangat longgar ini adalah banyaknya pegawai kerajaan di dinasti Mughal yang non muslim. Banyak pegawai beragama Hindu dan Christiani bergabung di kerajaan ini.

Ada sisi lain kehidupan pribadi sang kaisar Akbar, yakni kisah yang belum jelas kesahihannya yaitu menikah dengan banyak istri. Istri pertama bernama Ruqaiya Sultan Begum, anak dari Hindal Mirza adik Sultan Humayun. Pada bulan Nopember 1551 M, mereka menikah dan pernikahan ini diatur oleh ayahnya. Namun, pernikahan mereka tidak dikaruniai anak.7 Istri kedua bernama Salima Sultan Begum, janda dari Bairam Khan. Sultan Akbar memutuskan untuk menikahi Salima. Sultan Akbar merasa itulah jalan terbaik bagi mereka sekaligus sebagai cara ia membalas budi atas semua yang ia dapatkan dari Bhairam Khan.

Meskipun ia mempunyai banyak istri, istri yang paling dicintainya adalah puteri Rajput (Mariam Uz-Zamani, gelar untuk ratu yang melahirkan pewaris tahta/dalam bahasa Persia ialah ibu sepanjang zaman) ialah Jodha.

Pernikahannya dengan Jodha awalnya dilakukan semata-mata untuk kepentingan politik hingga akhirnya tumbuh juga benih-benih cinta di antara keduanya. Cinta telah merubah semuanya sehingga mereka dikaruniai 12 anak.

Meskipun Sultan Akbar mampu mengonsolidasikan kekuasaan Mughal, namun ia gagal mendidik anak-anaknya. Murad dan Daniyal meninggal karena pengaruh minuman keras. Anak tertuanya yaitu Salim bertekad untuk merebut tahta, dan ia juga telah membunuh Abu Fazl. Hal ini sangat menyedihkan bagi seorang ayah yang penuh kasih sayang. Sultan Akbar tidak pernah sembuh dari guncangan itu sampai ia menderita sakit dysenteri.
Pada 1605, Akbar jatuh sakit akibat disentri yang serius. Hingga tiga minggu kemudian, dia meninggal pada 27 Oktober 1605 pada usianya yang ke 63 di Fatehpur Sikri. Akbar lalu dimakamkan di Sikandra, Agra. Tak lama kemudian istrinya (Jodha) wafat pada tanggal 19 Mei 1623 M.

Sebelum meninggal ia sempat berwasiat agar dimakamkan tidak jauh dari makam sang suami. Sesuai keinginannya, makam Jodha dibangun oleh putranya, Sultan Jehangir/Salim. Meskipun ia beragama Hindu, namun Jodha dimakamkan secara Islam. Dan untuk mengenang ibunya, sang putera membangunkan sebuah masjid yang bernama Masjid Mariam Uz-Zamani Ratu Sahiba (Mosque of Mariyam Zamani Begum), yang terletak di Kota Walled, Lahore (sekarang Pakistan). Masjid tersebut adalah masjid pertama di Pakistan.

IBRAH DARI KISAH INI :

Jalaluddin Muhammad Akbar, atau dipanggil Kaisar Akbar sungguh-sungguh telah melaksanakan tugasnya sebagai Sultan atau Raja pada dinasti Mughal India secara baik dan maksimal.
Kaisar akbar, awalnya seorang bayi yang kurang beruntung karena lahir di perantauan, itupun ditolong dan dirawat atas bantuan seorang tokoh Hindu. Tetapi taqdir Allah menghendaki bahwa bayi itu tumbuh dan berkembang sampai besar, dan Kembali ke istana Mughal.
Ketika usia remaja umur 13 tahun sudah harus menggantikan sang ayah menjadi Raja, tentu dengan penuh suka dan duka. Bakat kepemimpinan yang dipadu dengan kesungguhan, semangat memaknai hidup, serta pandangan hidup yang religious, akhirnya mengantarkan sang Kaisar Akbar menjadi pemimpin yang berwibawa dan dicintai oleh rakyatnya.
Meskipun begitu, Kaisar Akbar tetaplah kaisar Akbar sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari kekurangan, kelemahan, dan juga kekhilafan. Kebijakan dalam toleransi yang sangat longgar-pun telah menuai banyak kritikan. Tetapi masyarakat umum tetap tidak bisa menutup mata akan berbagai keberhasilan yang diraih oleh sang Raja.
Kaisar Akbar, telah mengakhiri masa tugasnya sebagai raja, sekaligus mengakhiri hidupnya dengan kenangan yang indah bagi Rakyatnya. Kaisar Akbar merupakan salah satu sultan atau raja terbaik yang pernah dimiliki oleh sebuah imperium Islam yakni Kesultanan Mughal di daratan India.
Barokalloh.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini