12 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Risalah

Ideologi Muhammadiyah

Oleh: H.M. Sun’an Miskan Lc

KLIKMU.CO

 

Materi kajian kali ini ialah ”Ideologi Muhammadiyah untuk Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Dr Hamka ( FAI UHAMKA) Berkemajuan”.

*****

Materi ini berbobot dan Muqtadlol-Haal, sesuai dengan kekinian kita. Saat ini pertarungan ideologi itu sangat seru terutama di dunia maya, juga di dunia realita di tengah kampus kita. Sebagai penceramah saya dapat kehormatan dan mencoba bersama mengkaji ulang apa yang sudah kita pelajari. Kebetulan secara akademisi saya alumni Fakultas Ilmu Agama dan Dakwah (FIAD) Univ Muhammadiyah Surabaya tahun 1968. Fakultas tersebut berdiri 1964 sebagai realisasi Musyawarah Nasional (Munas) Majelis Tabligh.

Fakultas tersebut untuk melahirkan dai yang mampu menghadapi ideologi komunis yang sangat kuat dan merajalela saat itu. Dari segi kaderisasi, saya memperoleh materi paham agama dan ideologi Muhammadiyah pada Darul Arqom Tingkat Nasional di Jatim pasca-Gestapo PKI 1965 dari penatar pusat H. Djindar Tamimy dan materi komunisme dari M. Amin Rais. Kemudian diperkaya pada kaderisasi di IMM, ideopolitor yang diadakan oleh PP Muhammadiyah dan lust but not least adalah lewat buku-buku bacaan.

Kita berharap dengan kajian ini, tentang ideologi Muhammadiyah dan diterapkannya dalam kehidupan kampus, maka:

Pertama, identitas dan ciri khas FAI Uhamka makin tampak. Identitas dan ciri khas inilah yang dicari oleh wali mahasiswa, masyarakat, dan persyarikatan Muhammadiyah itu sendiri.

Kedua, persatuan makin kuwat, untuk mengatasi berbagai konflik atau ketegangan yang muncul.

Ketiga, pembentukan solidaritas makin solid untuk menghadapi serangan ideologi dari luar, juga mengatasi kesulitan akibat serangan Covid-19.

Keempat, tercapainya Visi 2035  FAI Uhamka, yaitu menjadi fakultas unggul tingkat nasional dalam mencetak sarjana ilmu agama Islam, berkarakter religius dengan cerdas intelektual, emosional, dan sosial.

*****

Ideologi Muhammadiyah dan Empat Komponennya serta Strategi dan Langkah Mencapainya

Dalam pendalaman ideologi Muhammadiyah ini saya kaitkan terlebih dahulu dengan paham agama dalam Muhammadiyah. Karena paham agama inilah yang menyebabkan lahirnya Muhammadiyah. Hasil kajian intens KH Ahmad Dahlan terutama pada QS Ali Imran 104:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ – ١٠٤

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung (QS Ali Imran 104 ).

Pengertian ayat di atas adalah ajakan agar sebagian dari kamu sekalian itu ada yang jadi ummah. Ummah adalah kelompok yang utuh terorganisasi dengan baik ada pimpinan untuk melakukan amar makruf nahi mungkar. Seiring telah ditemukan di tahun 1912 ilmu manajemen yang disebut juga dengan organisasi dan atas nasihat sejawatnya di Budi Utomo, supaya perjuangan kiai ada yang melanjutkan nanti dirikanlah orgnisasi. Organisasi yang didirikan kiai lalu diberi nama Muhammadiyah supaya sifat-sifatnya seperti Muhammad SAW. Semoga juga itu organisasi terakhir, menurut kiai untuk amar makruf nahi mungkar, tidak ada yang lahir lagi. Begitu penjelasan Bapak Jindar Tamimy dalam Darul Arqom tersebut di atas.

Sejalan juga dengan merajalelanya kemungkaran saat itu, yaitu takhayyul bid’ah dan churofat (TBC), paham taqlid buta, ditutupnya pintu ijtihad, gerakan amar makruf nahi mungkar oleh Muhammadiyah itu digencarkan, sesuai dengan sabda Nabi SAW:

عَنْ أَبِى سَعِيدِ الخُدْرِى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ  (صحيح مسلم ٧٠ )

Shahih Muslim 70: Dari Abu Said al-Khudri berkata, aku dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda: “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman.” (HR Muslim derajatnya shahih no: 70)

*****

Saya sependapat dengan orang yang mengatakan bahwa paham agama itu juga ideologi karena kata paham itu berarti hasil pemikiran (ide) dan ijtihad akal manusia. Tetapi berdasar Manhaj Gerakan  Muhammadiyah, komponen ideologi Muhammadiyah itu  empat): 1) Muqoddimah AD, 2) Kepribadian Muhammadiyah, 3) Matan keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, dan 4) Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIM).

Bapak H. Jindar Tamimy menerangkan alur pemikiran berikut ini dalam menjelaskan Al Islam dan Kemuhammadiyahan: paham agama itulah yang mendorong lahirnya Muhammadiyah. Dari paham agama inilah dalam perjalanan selanjutnya terutama saat Indonesia dan dunia dilanda perang idiologi, terutama antara kapitalis dan komunis, maka  dilahirkanlah ideologi Muhammadiyah. Dimulai dari ide Ki Bagus Hadi Kusumo penggagas Muqoddimah AD Muhammadiyah sepulang beliau dari turut merumuskan Muqoddimah UUD 45.

Adapun paham agama dalam Muhammadiyah adalah  ide KH Mas Mansur (1928) untuk mengilmiahi paham agama yang diajarkan oleh KHA Dahlan agar mudah dipahami oleh semua pihak dan apakah Muhammadiyah menyimpang dari ahli sunnah wal jamaah yang dituduhkan selama ini. Rumusannya tertuang dalam putusan Tarjih yaitu pada bab: Masalah lima. Pada poin 5 (lima)-nya tentang apa itu qiyas, bahwa qias atau tepatnya adalah berijtihad, dianut oleh Muhammadiyah seperti generasi salaf soleh dan para imam madzaahib bahwa dalam keadaan perlu menelurkan fatwa, sementara di dalam Al Qur’an dan As Sunnah tidak ada maka dilakukan ijtihad dengan seperangkat ilmu ushul Fiqh. Ilmu ushul fiqh ini oleh Majelis Tarjih Muhammadiyah dikembangkan menjadi Manhaj Tarjih Muhammadiyah. Tata cara mengoperasional dan memproses dalil atau wajhuj istidlal untuk melahirkan fatwa Di antara poin no 1 Manhaj bernunyi: Bahwa sumber ajaran Islam adalah Al Qur’an dan As Sunnah Al maqbuulah. Pada poin 2 (dua) Muhammadiyah menganut madzhab At Ta’lil (penalaran) , bahwa hukum itu bisa berubah tergantung sebabnya, terhadap persoalan yang bukan menyangkut keimanan dan ibadah mahdloh dan point selamjutmya dalam berijtihad itu harus jama’iy. Dari segi pemikiran maka manhaj tarjih ini menghormati 3 pemikian yaitu Bayani ( penghormatan tada teks Al Quran dan As Sunnah Al Maqbuulah ), penghormatan pada pemikiran Burhani ( rasianal argumentatif ) penghormatan pada akal cerdas manusia yang menghasilkan iptek  dan pemikiran Irfani, pengalaman batin , az zauq, qalb,wijdan, bashiroh dan intuisi.  Ketiganya dioperasionalkan saling terkait. Dengan demikian membawa Jamiyah Muhammadiyah dan amal Ushanya seperti FAI UHAMKA ini berkemajuan.

*****

Ideologi Muhammadiyah ialah keyakinan dan cita-cita hidup serta strategi dan cara mencapai perjuangan Muhammadiyah. Ia pemikiran formal hasil muktamar Muhammadyah. Ia tidak monolitik, ia longgar, rigid flexible, sangat rentan perbedaan tapi sangat toleran dengan perbedaan pendapat. Ia pedoman Dasar untuk menghadapi berbagai permasalahan dan berhasil mengantarkan Muhammadiyah 100 thn (1 abad).

Ia tercakup dalam:

Pertama, Muqoddimah AD. Ide Ki Bagus Hadikusomo (1946). Tercakup didalamnya cara mengatasi kerusakan Tauhid, Akhlaq dan organisasi . Suasana kerusakam-kerusakan ini dialami Ki Bagus Hadikusumo dan pimpinan Muhammadiyah di jaman Jepang di mana Tauhid itu dirusak oleh Upacara Saikere, membungkuk rukuk pagi hari matahari terbit menghadap ke Tenno Haeka di Jepang. Sementara konsolidasi organisasi tidak dapat seperti muktamar atau musywil karena ancaman balatentara Jepang.

Ia juga untuk memenujhi syarat organisasi modern seperti UUD 45 RI bahwa batang tubuh AD dan ART harus diberi muqoddimah. Seperti Al Qur’an dengan muqoddimahnya Al Fatehah. Berisi pokok pikiran yang diperjuangkan sebuah organisasi.

Kedua, Kepribadian Muhammadyah (1962) rumusan untuk menghadapi masalah politik.

*****

Latar belakang lahirnya kepribadian Muhammadiyah

  1. Menghadapi permasalahn-permasalahan politik yang dialami Muhammadiyah
  2. Muhammadiyah hampir pecah karena pemimpinnya sudah terlibat jauh ke politik praktis, pemimpinnya saling berseberangan dan amal usaha Muhammadiyah terbengkalai.
  3. Pihak Komunis sudah menuduh Muhammadiyah sebagai underbow Masyumi ( 1945-1962) dan harus dibubarkan seperti Masyumi. Karena namanya politik praktis itu ialah perang perebutan kekuasaan legislatif, executif, yudikatif tanpa senjata dan ujung-ujungnya ialah partainya dibubarkan.

Atas ide KH Faqih Usman, Muhammadiyah harus dikembalikan ke Kepribadiannya, sebagai gerakan Islam untuk dakwah Islam, konsisten bertajdid untuk menuju masyarakat Islam yang sebenarnya. Dan tidak terpengaruh dengan cara-cara partai politik.Di bawah kepemimpinan KH Yunus Anis pada Muktamar ke 35 di Jakarta thn 1962 diputuskanlah Kepriadian Muhammadiyah

  1. Matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah (1969) menghadapi keterbukaan masyarakat akibat lahir Orde Baru
  2. Pedoman Hidup Islami (2000 ) seperangkat norma Islam, bersumber Quran Sunnah,, Semacam syariah Islam yang disistematika secara modern . Dari hal yang menyangkut pembinaan pribadi , keluarga , sampai pengembangan profesi, cara hubungan Islam dan pemerintahan dan cara berseni dan hiburan yang Islami untuk hadapi abad 21

*****

Khithoh perjuangan

  1. . Dan untuk memagari diri dari tarikan politik praktis, maka Muhammadiyah merumuskan Khithoh ( garis ) Perjuangan. Ada khithah Palembang (1956 ), Khithoh Ponorogo ( 1969 ), Khithoh Ujung Pandang ( 1971 ), Khithoh Surabaya ( 1978 ) dan Khithoh Denpasar ( 2002 ). Pada khithoh Denpasar ( 2002 ), point 6 menjelaskan : Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan kekuatan-kekuatan politik atau organisasi apapun.

Khithoh Ujung Pandang ( September 1971 ) adalah  pengganti khitoh ponorogo. Yang semula   untuk alat perjuangan di bidang politik kenegaraan (  politik praktis ) Muhammadiyah membentuk satu partai politik di luar Muhammadiyah. Dirubah menjadi Muhammadiyah adalah gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu partai politik atau organisasi apapun. Saya dan istri Sabbaha Lillah ( nikah awal 71 ) ikut ke Muktamar Ujung Pandang, saya sebagai panitia Transito peserta Muktamar yang lewat Surabaya dan  istri sebagai peserta Muktamar NA mewakili NA Cabang Dukun Gersik. Keikut sertaan itu membuat saya dapat mengumpulkan laporan PP Muhammadiyah, makalah makalah muktamar dan yang penting adalah keputusan Muktamar. Pada September 1974 berkas itu saya bawa ke Cairo untuk belajar di Al Azhar dengan beasiswa dari Pemerintah Mesir yang didapat oleh Muhammadiyah. Sesampai di Cairo berkas dan keputusan Muktamar Ujung Pandang itu saya serahkan ke DR. Rauf Salabi, ketua jurusan Dakwah dan Kebudayaan di Fak Usuluddin Univ Al Azhar di rumah beliau di Nasser City. Apa komentar beliau : Saya yang lama tinggal di Indonesia dan sangat mengenal Muhammadiyah, dengan bahasa Indonesia yang fasih, saya khawatir kalau di Mutamar Ujung Pandang 1971 itu dijadikan partai memenuhi selera penguasa dari sejak 1945 agar kelak mudah dibubarkan. Madlorotnya lebih banyak dari manfaatnya. Saya menggaris bawahi Muhamadiyah tetap sebagai gerakan Dakwah Islam. Isi berkas dan keputusan ini akan saya masukkan di dalam buku Muqorror ( buku pegangan mahasiswa tingkat IV Jurusan Dakwah dan Kebudayaan, Judul bukunya ialah Dakwah Islam fi Argebel Merlayu ( kepulauan Melayu ).

Perlu ada pilot proyek di FAI Uhamka : lewat pembinaan asrama mahasiswa, ortom resmi di FAI Uhamka IMM, lewat kegiatan seni budaya seperti pemutaran film seperti Sang Pencerah, drama kolosal tentang masuknya Muhammadiyah di tanah Betawi ide Bpk Dr.H. Edy Sukardi, seminar diskusi, bimbingan baca Al Qur’an dari dan untuk mahasiswa. Materi penting yang didalami ialah unsur idiologi ke I : Muqoddimah AD Muhammadiyah, karena ia menjiwai 3 komponen lainnya. Pokok Pikiran Muqoddimah AD Muhammadiyah itu juga mencakup paham agama. Tertuang pada pokok pikiran 1 sd 4, strategi perjuangan poin 5 dan sarana serta tujuan pada poin 6 dan 7. Dikuti kemahiran Bahasa Arab dan Inggris untuk sosialisasinya.

*****

Tujuh Pokok Pikiran Muqodimmah AD Muhammadiyah

  1. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid,mengesakan Allah;bertuhan, beribadah serta patuh hanya pdNYA (QS 7 : 172)

وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ – ١٧٢

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.

Tauhid disini ialah perpaduan antara Tauhid berupa teori, nadloriyah . Tauhid Rubiyah dan sifat : serta mulkiyah Allah pencpta dengan segala kesempurnaannya dan Ia pemilik, Penguasa semesta

Maka dilanjutkan dengan Tauhid Amaly, tauhid aksi yaitu uluhiyah yang kredonya : Laa Ilaaha Illallah. Karena Ia satu satunya Pencipta , maka   tiada kecintaan, kepasrahan dan peribatan kecuali kepada Allah. Peribadatan itu ada yang bersifat umum  seperti membuat FAI Uhamka menjadi parexilence. Dan ada ibadah yang khusus seperti solat yang bentuk, cara, gerakan bilangannya ditentukan oleh Allah dan Rasulnya. Siapa yang menambah atau mengurangi bid’ah. Ibadah khusus inilah nanti yang banyak dikupas oleh sahabat saya Ust.Dr. Wawan Gunawan , bagaimana ibadah menurut Tarjih dalam menghadapi musibah Covid – 19.

  1. Hidup harus bermasyarakat. Itu Sunnah Allah (QS 49 : 13)

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ – ١٣

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.

  1. Hanya ajaran Islam satu-satunya ajaran yang dapat digunakan sebagai pembinaan pribadi & masyarakat untuk bahagia sejahtera dunia akhirat (QS 3 : 19)

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ – ١٩

Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya

  1. Menegakkan, Menjunjung Tinggi Islam dengan mendirikan amal usaha adalah wajib, sebagai Ibadah dan Islah & Ihsan kepada sesama. (QS Shaf 10-11)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰى تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ –

Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?

61:11

تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَۙ – ١١

Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui,

  1. Perjuangan harus Ittiba Rasul (QS Mumtahana 6)

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْهِمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُو اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّ فَاِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ ࣖ – ٦

Sungguh, pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) terdapat suri teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian, dan barangsiapa berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahakaya, Maha Terpuji.

  1. Perjuangan akan berhasil kalau berorganisasi, (QS Ali Imran 104).

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ – ١٠٤

Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

  1. Tujuannya membentuk masyarakat Islam yg sebenar-benarnya dengan konsisten bertajdid, menuju baldatun thoyibatun wa rabbun ghafur.(An Nahal 125) dan (Saba 15 )

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ – ١٢٥

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk

Dan :

لَقَدْ كَانَ لِسَبَاٍ فِيْ مَسْكَنِهِمْ اٰيَةٌ ۚجَنَّتٰنِ عَنْ يَّمِيْنٍ وَّشِمَالٍ ەۗ كُلُوْا مِنْ رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوْا لَهٗ ۗبَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَّرَبٌّ غَفُوْرٌ – ١٥

Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.”

*****

Masyarakat Islam yang sebenar benarnya dapat digambarkan sebagai baldatun thayibatun wa Rabbun ghofur. Dalam Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Jelang 1(satu ) abad pada Muktamar ke 45 thn 2005 dinyatakan pada B. Pandangan keagamaan point 4 : Masyarakat Islam ialah masyarakat yang memiliki keseimbangan antara kehidupan lahiriyah dan, bathiniyah, rasionalitas dan spiritu;itas, akidah dan muamalat, individual dan dan sosial, duniawi ukhrowi, sekaligus menampilkan corak masyarakat yang mengamalkan nilai nilai keadilan, kejujuran, kesejahteraan,, kerjasama, kerja keras, kedisiplinan dan keunggulan dalam segala lapangan kehidupan.Tetapi prosesnya dan bentuk mininya yaitu di amal usaha Muhammadiyah seperti di FAI Uhamka . Apakah sudah seperti apa yang ada di point-point yang ada di  muqoddimah AD Muhammadiyah sebagai landasan mengembangkan amal usaha Muhammadiyah  dan seprti di Pernyataan Pemikiran Muhammadiyah jelang 1 abad :

A, Apakah disana ada nilai keihlasan, seperti pokok pikiran ke 1 hidup wajib bertauhid agar lahir keihlasan.

  1. Apakah disana ada solidaritas sosial tolong menolong spt pokok pikiran 2.
  2. Apakah disana ada tegaknya hukum, kaidah perguruan, disiplin sebagaimna yang tertuang di pokok pikiran ke 3.

4, Apakah di sana ada ihsan, balas jasa sepadan, tegaknya ekonomi terutama kesejahteraan  pimpinan, dosen dan karyawan apakah gajinya sudah memadahi seperti di gariskan PHIM. Dan apakah ada pengabdian masyarakat.

  1. Apakah disana ada suri tauladan sperti pokok pikiran ke 5,
  2. Apakah disana ada tata kelola yang baik berjaringan luas. Seperti apa yang termaktub di pokok pikiran 6.
  3. Bersama merialisir Kepeutusam Muktamar Muhammadiyah Makassar juli 2015.

 

Tujuh (7) pokok pikiran Muqoddimah AD Muhammadiyah itu di rumuskan secara singkat padat dalam keputusan Muktamar Muhammadiyah di Makassar juli 2015.

Isi keputusan itu ialah dalam mengembangkan pendidikan tinggi Muhammadiyah dalam hal ini FAI Uhamka harus berbasis Al Islam dan Kemuhammadiyahan ( idiologi Muhammadiyah ), holistik integratif, bertata kelola baik, berjaringan luas kedalam Muhammadiyah dan keluar, bermutu dan kompetitif. Insya Allah kalau ini dilaksanakan FAI UHAMKA berkemajuan.

Tiada kata penutup yang indah ialah:

Nasrun minallah wa fathun qorib wa basyiril mukminin

 

Jakarta, 17 Syawwal 1441 H./9 Juni 2020 M.

 

*) Disampaikan pada Halal Bi Halal FAI Uhamka, Selasa 9 Juni 2020 H

Ditulis kembali dan diberi penjelasan di sana sini, Rabu, 18 Syawal 1441 H./10 Juni 2020 M. pukul 22.30 (WIB)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *