Ikatan Alumni Haji Inisiasi Safari untuk Memakmurkan Masjid

0
87
Safari Masjid di Masjid Taqwa Pondok Benowo Indah, Surabaya, yang diadakan Ikatan Alumni Haji KBIHU Muhammadiyah Surabaya. (Andi Hariyadi/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Sesuai dengan program yang telah disepakati, Ikatan Alumni Haji KBIHU Muhammadiyah Surabaya terus menggalakkan kegiatan Safari Masjid untuk menjalin silaturahmi dan memperluas akses dakwah kepada masyarakat. Dengan begitu, keberadaan masjid benar-benar berfungsi yang tidak hanya pada aspek ibadah, tetapi juga pada aspek sosial yang beragam.

Ketua Ikatan Alumni Haji KBIHU Muhammadiyah Surabaya H. Mariyono hadir langsung dalam acara Safari Masjid di Masjid Taqwa Pondok Benowo Indah, Surabaya, pada Ahad (26/11).

Dia mengatakan, alumni haji KBIHU Muhammadiyah Surabaya terus berusaha menjaga dan meningkatkan kemabruran haji dengan menguatkan aktivitas ritual dan sosial.

“Maka kita bersama warga jamaah hendaknya terus berpartisipasi untuk memakmurkan masjid. Libatkan kader-kader muda dengan program yang relevan karena kader-kader inilah yang akan melanjutkan estafet perjuangan dalam dakwah yang mencerahkan,” pesannya.

Sementara itu, kajian kali ini diasuh oleh Dr Thoat Stiawan MHI, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya, dengan tema “Masjid sebagai Star Up Peradaban Rasulullah”.

Thoat Stiawan memaparkan, kajian-kajian keilmuan seperti ini hendaknya terus dimaksimalkan sehingga jamaah bertambah wawasan dan jumlahnya.

“Sering kali masjid diisi jamaah kualifikasi S1, yaitu sepuh, juga S2, yaitu sudah sepuh, serta S3, yaitu sudah sepuh sanget. Maka, gerakan Safari Masjid ini bagian dari dakwah Muhammadiyah,” ujar Dekan FAI Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.

Dia melanjutkan, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah At-Taubah 18 tentang upaya memakmurkan masjid.

“Kita implementasikan dalam bentuk mendirikan masjid, memelihara masjid, dan mengembangkan dakwah yang mencerahkan,” imbuhnya.

Thoat menjelaskan, Rasulullah Muhammad SAW sebagai suri teladan kita telah memberikan contoh bagaimana kedudukan masjid dalam mengisi peradaban. Hal ini masih tetap relevan untuk terus dikembangkan, yaitu menjadikan masjid sebagai tempat ilmu untuk sarana pendidikan dan masjid untuk menumbuhkan ta’awun saling membantu pada jamaah yang membutuhkan.

Misalnya, didirikannya menara bukan sekadar untuk azan, tetapi juga untuk mengetahui warga jamaah yang kurang mampu ekonominya. Masjid harus memperjuangkan Li’illai kalimatillah dengan nilai ketauhidan.

“Masjid yang ramah anak, masjid bisa memberikan rasa keadilan, menyediakan fasilitas mukim bagi musafir. Tentunya diperhatikan keamanan dan kenyamanan. Masjid menyediakan fasilitas untuk merawat jenazah. Sehingga upaya memakmurkan masjid benar-benar menjadi pusat untuk membangun peradaban,” pungkasnya.

(Andi Hariyadi/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini