Ilmuwan, Negaramu Kini Memanggil…

0
143
Ace Somantri, dosen Universitas Muhammadiyah Bandung, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat. (Dok pribadi/KLIKMU.CO)

Oleh: Ace Somantri

KLIKMU.CO

Menjelang berakhirnya kekuasaan periode kedua pemerintahan Jokowi, tidak banyak diduga dan disangka ternyata banyak hal ihwal yang cukup banyak membelalakan kasatmata. Selain isu perpanjangan periode kekuasaan presiden, terindikasi banyak hal lain yang merugikan publik. Baik itu berkaitan dengan pemenuhan hajat hidup rakyat terus merangkak naik, lapangan pekerjaan yang dijanjikan justru sebaliknya yang ada malah PHK besar-besaran, dan ditambah kebijakan IKN yang kontroversial.

Isu demi isu terus membuka mata publik. Kontroversi tenga kerja asing dari tiongkok telah memukul perasaan warga pribumi Indonesia. Semua melihat dengan jelas dengan mata telanjang, hampir di seluruh project infrastruktur didominasi tenaga kerja warga asing Tiongkok. Padahal, bangsa dan warga negara pribumi jutaan menganggur. Entah apa yang ada dibenak dan pikiran pemerintah, yang seharusnya memfasilitasi warga negaranya malah sebaliknya.

Kebijakan demi kebijakan dibuat kemasannya seolah berpihak pada rakyat, namun fakta dan nyatanya berpihak pada segelintir kelompok orang tertentu yang terindikasi oligarki. Negara tak berdaya dalam cengkeramannya, pemerintah hanya menjadi pegawai dari sang pengendali negeri. Padahal bangsa ini berdiri dengan deraian air mata penuh darah anak negeri, ahli sejarah banyak mencatat dengan data yang tepat dan akurat.

Saat ini, generasi hanya menikmati sisa-sisanya, selebihnya ada dalam cengkraman dan kendali penjajah dalam bentuk rupa dan wajah yang berbeda. Lebih berbahaya, rupa dan wajah bangsa yang asli dipinjam oleh mereka untuk dijadikan tipu-tipu seolah ini adalah warga negara pribumi. Sehingga manakala dipreteli dan terungkap dalam ruang terbuka dan nyata dalam hukum yang dijerat adalah bangsa warga negara asli.

Bangsa dan negara dalam kondisi tidak sehat. Berbagai diagnosis dengan multi-pendekatan hasilnya menunjukkan data bahwa sakitnya sudah akut dan virusnya sudah menyebar keseluruh tubuh kehidupan berbangsa dan bernegara. Hasil rontgen menunjukkan hampir seluruh anggota tubuh bangsa dan negara terlihat bercak dan tanda-tanda kerusakan yang relatif permanen.

Namun, bukan berarti tidak dapat disembuhkan, melainkan akan membutuhkan waktu yang relatif lama proses penyembuhannya. Karena akut sudah menjadi karat yang terbentuk menjadi watak dan karakter. Sekalipun obat-obatan mahal dan peralatan medis pun langka, makan demi untuk kesembuhan harus ada langkah jelas, tegas dan terukur untuk memastikan treatmentnya tepat dan cepat penyembuhan penyakit-penyakit, baik kondisi konsistensi Iptek, dan stabilitas sosial, pilitik, ekonomi dan pertahanan bangsa.

Hasil diagnosa dan rontgen menunjukkan ada banyak penyakit yang menimpa bangsa dan negara. Para ilmuwan berbagai ahli dan pakar sesuai bidang ilmunya untuk tidak lagi memprediksi kondisi hal-hal yang tidak urgent, apalagi sekadar untuk portofolio beban kerja ilmuwan.

Sangat dimohon kepekaan dan kepeduliannya akan kondisi bangsa yang sudah sangat jelas dan terlihat dengan kasat mata bahwa negara sebenarnya sedang sakit komplikasi banyak macam ragam penyakit, yang mungkin treatment-nya harus bersifat komprehensif dan universal. Contoh saja, penyakit ekonomi yang bersinggungan dengan kesejahteraan manakala diobati membutuhkan komuniaksi dan birokasi yang efektif dan solutif.

Sehingga untuk men-treatment yang sakit lebih didahulukan skala perioritas bagi usia lanjut dan yang sakit permanen. Selebihnya disesuaikan berdasarkan kondisi dan situasi yang dibutuhkan. Panggilan bagi ilmuwan berbagai pakar senantiasa ditunggu suaramu lantang bicara untuk memberi saran dan masukan dan sangat ditunggu sekali karya-karyamu memberi solusi bangsa dan negara dalam meningkatkan mutu warga dan masyarakat manakala menghadapi ruwetnya kehidupan warga negara dan masyarakat. Baik masalah indeks pertumbuhan ekonomi kesejahteraan yang layak dan lebih mapan, akselerasi pendidikan, dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

Saat ini, keberadaan negara membutuhkan sentuhan dan sitmulus dari ilmuwan di berbagai kepakaran dan spesialis ahli untuk memberi obat-obatan kepada kehidupan sosial yang kian hari semakin menyebar virus-virus sosial berbahaya lebih dari sekedar virus influenca yang cukup istirahat dan makan-makanan yang bergizi. Penyakit satu dengan yang lainya cenderung saling mengikat, sehingga salah satu di treatment yang satu terganggu dan tertarik, berharap terganggunya tidak membuat semakin parah penyakitnya.

Karena ini penyakit sosial, partisi pengobatan dan proses penyembuhannya dapat dilakukan secara terpisah dan bertahap. Hanya bersabar dan tawakal sambil melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada perbaikan bangsa dan negara.

Ilmuwan, kritikmu juga ditunggu agar sedikit mengingatkan penguasa yang tak peka dan peduli pada rakyat. Ilmuwan kritikmu ditunggu, mengingatkan agar para pejabat negara tidak lupa dan hilap akan tanggungjawabnya mengendalikan negara dan pemerintahan penuh kesadaran. Ilmuwan kritikmu ditunggu, mengingatkan kepada seluruh elemen bangsa agar tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip konstitusi yang telah diamanahkan oleh para pahlawan bangsa dan rakyat Indonesia.

Berharap pada politisi terlalu banyak basa-basi jauh untuk cepat eksekusi, berharap juga pada aktifis saat ini beda tipis dengan politisi. Kepada siapa lagi untuk berharap agar bangsa dan negara Indonesia maju? akhirnya kembali kepada pemilik alam semesta, semoga Dia-lah Allah Ta’ala sebaik-baik pemberi petunjuk. Wallahu’alam. (*)

Bandung, Januari 2023

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini