Oleh: Achmad Yusril Abdillah *)
KLIKMU.CO
Kelahiran dan kehadiran Ikatan Mahasiwa Muhammadiyah (IMM) di tengah derap langkah kepemudaan dan kemahasiswaan, di tengah umat dan bangsa, sungguh bukanlah suatu peristiwa kebetulan dalam sejarah organisasi yang berusia 57 tahun ini. Gerakan IMM berproses dan bertumbuh serta bertumpu sikap dari perwujudan dan kesadaran mempunyai ruh dan pertalian untuk membela dan memelihara martabat persyarikatan dan bangsa Indonesia yang kita cintai
Kesungguhan, keseriusan, dan komitmen yang tinggi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. IMM adalah wadah bagi para mahasiswa untuk beramal kebajikan demi kemaslahatan bersama untuk umat dan bangsa yang diperkuat dengan akhlak yang mulia untuk memperbaiki dan turut memperjuangkan kerangka-kerangka dalam persyarikatan dan membantu dan berperan aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Gerakan IMM adalah agen utama perubahan untuk persyarikatan umat dan bangsa, untuk meretas kebodohan dan kedungguan yang merajalela di masyarakat dengan pendekatan sosial yang humanis.Imajianasi kritis harus bangun dalam prasksis sosial, untuk menggetahui apa yang terjadi di sekitar kita dengan intelektual. Karena intelektual itu adalah artikulator untuk melakukan transformasi sosial.
Ali Syariati, tokoh Iran (dulu Persia), menyebut kondisi ini dengan sebuah kelemahan metodologi berpikir dalam tubuh umat Islam. Islam, menurut Syariati, perlu dijelaskan dipahami melalui sumber-sumber dan metodologi ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan seperti sejarah, teologi, hukum, ekonomi, sosiologi, orientologi, dan sejarah peradaban. (Ali Syariati, 1989).
Jangan sampai, eksplanasi tentang Islam yang ilmiah dan akademik hanya diperoleh dari tangan ilmuwan Barat, karena mereka, menurut Syariati tetap memiliki “prasangka-prasangka politis dan kolonial, atau karena mereka menyimpan kebencian atau fanatisme agama, rasial, etis, ataupun sejarah.” (Ali Syariati, 1989).
Maka harus muncul para pemikir dari kalangan umat Islam sendiri yang mampu menjelaskan kebudayaan, peradaban, dan mazhab-mazhab pemikiran Islam dengan menggunakan metodologi riset ilmiah (Ali Syariati, 1989).
Kita bisa memahami pernyataan dan sikap dan pemikiran Ali Syariati tidak jauh beda dengan kelahiran IMM itu sendiri, karena faktor kelahiran IMM ada kekaburan pemikiran dalam jati diri Muhammadiyah yang tidak sesuai dalam kepribadian Muhammadiyah, dan tekad yang bulat dan merehabilitasi negara dari pengaruh komunis tahun 1962-1964.
Konfirguarsi kelahiran ada tiga background (keadaan kehidupan umat dan bangsa, keadaan mahasiswa, keadaan kehidupan Muhammadiyah).Dengan demikian, tujuan utama dilahirkannya IMM bukan untuk persyarikatan Muhammadiyah saja, tapi kepentingan umat dan bangsa yang dilandasi tiga kompetensi dasar religiusiatas, intelektualitas, humanitas dengan tawadhu dan tasamuh.
Untuk mewujudkan masyarakat utama yang adil dan Makmur dengan semangat fastabiqul khairat yang diridhai Allah subbnnahu wataala. Salah poin terpenting dalam gerakan mahasiswa, manusia akademik yang membantu mekanisme masyarakat yang terampil dan sekaligus memiliki kepribadian yang baik. Mahasiswa salah satu unsur dalam lembaga pendidikan tinggi, dengan gagasan yang inspiratif untuk memulai peradaban baru di tengah masyarakat, untuk mencerahkan kehidupan dan memperbaiki pola pikir masyarakat yang religius.
Dengan landasan iman dan takwa kepada tuhan yang maha esa yaitu (Allah subnallahu wataalla). Karena IMM kelahirannya yang di atas dasari kebutuhan masyarakat dan Muhammadiyah dengan dilandasi amal gerak yang sesuai fungsi proporsinya di tangan masyarakat. Tujuan dari gerakan IMM menghidupkan kembali kegembiraan beragama Islam, baik di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiwaan. Kepribadian IMM menegaskan bahwa setiap anggota IMM hendaknya terus menigkatkan kemampuan ilmiah dan ilmunya di tengah-tengah masyarakat untuk masyarakat yang lebih baik.
Kehadiran IMM untuk memperbaiki potensi kuantitas dan kualitas umat Islam, karena ketidakmampuanya berdialoq dengan kekuatan-kekuatan non islam di Indonesia. IMM berpendapat bahwa situasi krisis umat Islam Indonesia disebabkan oleh dua facktor, yakni:
1. Terpecah belahnya umat islam dalam kepingan-kepingan,sebagai akibat kesatuan imamah umat dengan egosetrisme kelompok atau golonggan dengan pemahaman agama yang sempit.
2. Semakin kurangnya inteligensi muslim yang memperjuangkan ideologi, serta sering diabaikannya prinsip-prinsip strategis pemikiran dan tindakan yang didasari keuntungan-keuntungan belaka.
IMM berpendapat dengan tidak menguranggi arti pentingnya taktis politik dengan dilandasi kristalisasi dan integrasi di bidang-bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan untuk kesatuan imamah di bidang politik. Dalam landasan yang kokoh ini dengan kristalisasi pemikiran dalam arti persamaan pandangan agama Islam kembali kepada Al-Quran dan as sunnah.
*) Aktivis IMM UMM, Malang