17 Desember 2024
Surabaya, Indonesia
Berita

Ini Tujuh Syarat agar Menuntut Ilmu Jadi Berkah

Ustadz Imam Sapari (kiri) ketika mengisi kajian perdana paguyuban SD Muhlas dengan tema “Peran Orang Tua Dalam Memberikan Ilmu yang Berkah” di Aula AR Fachrudin lantai 4. (Yuda/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Paguyuban Sekolah Prestasi SD Muhammadiyah 11 Surabaya lebih dikenal SD Muhlas menggelar kajian perdana. Diasuh oleh Ustadz Imam Sapari SHI MPdI, kajian ini mengusung tema “Peran Orang Tua Dalam Memberikan Ilmu yang Berkah” di Aula AR Fachrudin lantai 4, Sabtu (26/11/2022).

Dalam tausiahnya, Imam Sapari menjelaskan ada tujuh syarat ilmu menjadi berkah. Pertama, ikhlas karena Allah semata, bukan karena yang lain. Kedua, berniat tholabul ilmi atau menuntut ilmu. Ketiga, lapang dada dalam menerima perbedaan. Keempat, mengamalkan ilmu yang didapat. Kelima, memuliakan guru dan orang tua. Keenam, sabar. Dan ketujuh, tawadhu.

Kemudian, ada tujuh peran orang tua. Mulai menjadi guide, membangun komunikasi, malaikat penjaga, guru di rumah, motivator, administrator, hingga mendoakan.

Lebih lanjut, menurut Kepala SMP Muhammadiyah 7 Surabaya itu, ada juga tujuh dahsyatnya sebuah doa.

“Yakni, doa adalah ibadah, doa itu sari pati ibadah, doa memiliki kedudukan mulia, tidak ada yang dapat menolak takdir buruk kecuali doa kepada Allah, doa mendatangkan manfaat, Allah banyak mengajarkan doa didalam Al-Qur’an, dan doa adalah senjata ampun orang beriman,” terang Gus Imsap, sapaan akrabnya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban SD Muhammadiyah 11 Surabaya Ali Rofi’i menjelaskan, kajian tersebut dilaksanakan yang pertama kalinya dengan diikuti kurang lebih 100 orang dari unsur paguyuban dan wali murid.

“Alhamdulillah tadi juga dihadiri Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Krembangan Surabaya Sutikno SSos, Ketua Majelis Dikdasmen Dr Izza Anshory MT, serta Kepala SD Muhlas Mursiah SAg MPd,” terang Ali Rofi’i.

Menurut Ali Rofi’i, kajian paguyuban tersebut akan dilaksanakan satu kali di pekan keempat setiap bulannya dengan mengundang seluruh anggota paguyuban maupun wali murid dari kelas 1 sampai 6.

“Mudah-mudahan dengan dilaksanakannya kajian seperti ini, kami berharap orang tua benar-benar mulai peduli kepada anak, khususnya tentang akhlak dan akidah, sehingga apa yang telah diajarkan di sekolah bisa dilanjutkan orang tua di rumah,” harapnya. (Yuda/AS)

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *