Inspiratif! Dua Pemain Timnas Sepak Bola Amputasi Jadi Mahasiswa UM Surabaya

0
83
Khusnul Yakin dan Fredo Dimas Saputro resmi menjadi mahasiswa UM Surabaya setelah mendaftar pada gelombang ketiga. (Humas UM Surabaya/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Dua atlet sepak bola amputasi timnas Indonesia, Khusnul Yakin dan Fredo Dimas Saputro, resmi menjadi mahasiswa UM Surabaya setelah mendaftar pada gelombang ketiga.

Khusnul Yakin merupakan atlet sepak bola asal Kota Surabaya. Ia berhasil lolos mewakili tim nasional (timnas) Indonesia untuk bertanding dalam Piala Dunia Sepak Bola Amputasi di Turki pada Oktober 2022 mendatang.

Bukan hanya itu, Khusnul Yakin merupakan satu dari enam orang dari Provinsi Jawa Timur yang menjadi bagian dari Timnas Persatuan Sepak Bola Amputasi Indonesia (PSAI) pada Juni lalu. Khusnul akan memulai training center (TC) di DKI Jakarta selama dua bulan sebelum berangkat ke Turki.

Sementara itu, Fredo Dimas Saputro, atlet asal Pasuruan, pernah meraih prestasi runner-up pada kejuaraan turnamen sepak bola Kualifikasi Piala Asia di Bangladesh. Hal tersebut yang akan mengantarkan dirinya mewakili Indonesia di kejuaraan Piala Dunia di Turki Oktober mendatang.

Dua atlet kebanggaan Indonesia ini mengambil jurusan S-1 Ilmu Hukum di UM Surabaya dengan jalur beasiswa atlet yang dibebaskan biaya pendidikan secara utuh.

Rektor UM Surabaya Dr dr Sukadiono MM mengatakan bahwa sebagai pimpinan universitas, dirinya sangat bangga dengan dua atlet yang baru saja menjadi mahasiswa UM Surabaya. Keduanya mampu membuktikan dengan mengambil peran bagian dari Indonesia untuk bertanding di kancah dunia pada Oktober mendatang.

“Saya bangga Mas Khusnul dan Mas Fredo mampu memberikan contoh positif. Meski memiliki keterbatasan dan kekurangan, keduanya mampu membuktikan kepada dunia bahwa dirinya layak bersaing di ajang bergengsi tersebut,” tutur Suko, sapaan akrab rektor, Kamis (1/9/2022).

Menurutnya, UM Surabaya telah konsisten sejak empat tahun terakhir memberikan beasiwa penuh kepada para seluruh atlet Indonesia yang ingin menempuh pendidikan di UM Surabaya.

“Hak-hak menjunjung pendidikan tinggi harus bisa dirasakan semua masyarakat, termasuk bagi warga negara berkebutuhan khusus (WNBK) atau disabilitas,” tegas Suko. (AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini