IPM Belajar Kisah Buya Hamka Memperjuangkan Islam di Masa Penjajahan

0
102
IPM Mulyorejo saat nonton bareng (nobar) film Buya Hamka di Plaza Surabaya. (Deni Muriawan/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PC IPM) Mulyorejo mengadakan nonton bareng (nobar) film Buya Hamka di Plaza Surabaya, Senin (1/5).

Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh kader IPM se-Cabang Mulyorejo dan beberapa alumni pengurus PC IPM Mulyorejo serta Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Mulyorejo.

Dari kisah film Buya Hamka ini, ada hikmah yang dapat dipetik, yaitu memperjuangkan ajaran Islam di masa penjajahan Belanda dan Jepang. Buya Hamka juga tidak sendirian untuk menegakkan kebenaran, melainkan banyak orang sekitar yang mendukung perjuangan Buya Hamka sampai kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Adapun film Buya Hamka volume pertama mengisahkan periode ketika Buya Hamka menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar dan berhasil memajukan organisasi tersebut.

Kemudian, setelah keberhasilan tersebut, Buya Hamka diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat sehingga membuat Buya dan keluarganya harus pindah ke Medan untuk berjuang di Kota lain.

Pasca Buya Hamka diangkat menjadi pemimpin, media tersebut harus ditutup karena bertentangan dengan pemerintah dan dianggap berbahaya.

Pada volume kedua, film Buya Hamka lebih menceritakan usaha perjuangan setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 oleh Ir Soekarno.

Sementara itu, pada volume ketiga, penonton akan mengikuti masa kecil Buya Hamka sampai tumbuh besar di Maninjau, Sumatera Barat.

“Alhamdulillah hari ini tanggal 1 Mei PC IPM Mulyorejo dengan ranting-rantingnya untuk nobar film Buya Hamka. Film tersebut mengisahkan perjuangan dakwah di era penjajahan dan di situ pula Muhammadiyah berperan dalam mencerdaskan, menyadarkan rakyat Indonesia dari hal-hal yang melenceng,” ujar Anisa Aulia, Ketua PC IPM Mulyorejo Bidang PIP.

“Harapan bagi kita semua bisa tetap terus memperjuangkan, melanjutkan nilai-nilai yang telah terukir, dengan segala yang kita punya meskipun harus merelakan pengorbanan,” harapnya.

Ketua Umum PC IPM Mulyorejo Deni Muriawan sangat bangga dengan kader-kader Muhammadiyah dan aktivis organisasi.

“Mereka mampu mendeskripsikan dari nilai-nilai yang terkandung pada film tersebut. Banyak orang suka menonton, tapi sedikit pula orang-orang memilih tontonan,” katanya.

“Di zaman milenial ini kita tidak akan tahu tentang kisah 40-100 tahun yang lalu, sehingga dengan diterbitkan film-film seperti ini sangat membantu bagi para pemuda, khususnya Pelajar Muhammadiyah, guna mengetahui kisah dari tokoh agama maupun nasional,” imbuhnya. (Deni Muriawan/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini