Isi Kuliah Umum di Ubaya, Prof Haedar dan Gus Yahya Bahas Masa Depan Indonesia

0
123
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Ketua Umum PP Muhammadyah Haedar Nasir mengisi kuliah umum di Ubaya (Jatimnow.com)

KLIKMU.CO – Dua ketua umum ormas besar Islam Indonesia, Muhammadiyah dan NU, hadir di Universitas Surabaya (Ubaya). Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf mengisi kuliah umum (studium generale) 2022-2023 seri tiga dengan tema “Menakar Indonesia ke Depan: Harmoni Kehidupan Beragama untuk Merawat Indonesia”.

Acara berlangsung pada Rabu (31/8/2022) di Ruang Pertemuan lantai 5, Gedung Perpustakaan, Kampus Ubaya Tenggilis Jln Raya Kalirungkut.

Pada kesempatan ini, Yahya Cholil Staquf mengingatkan bahwa mahasiswa sebagai aktor masa depan harus mengikuti apa yang terjadi di sekitar.

“Jangan ikuti aktor politik tidak bertanggung jawab,” ungkap Gus Yahya, sapaan akrabnya dikutip dari laman resmi kampus.

Aktor politik yang tidak bertanggung jawab, kata dia, salah satunya yang menggunakan agama sebagai alat politik. Yahya mengingatkan untuk menjaga persatuan. Mahasiswa yang terdiri dari Gen Z ini harus memahami basis budaya Indonesia yang komunal.

“Banyak momentum komunal sebagai pengingat kita bahwa apapun perbedaan kita, kita manusia,” jelasnya.

Pada kesempatan ini, mantan jubir Presiden Gus Dur itu juga mengingatkan bahwa ini adalah solusi terhadap masalah radikalisme yang merajalela. Pasalnya, dalam radikalisme ada satu elemen yang memandang bahwa elemen lain perlu ditumpas.

“Jangan lupa kita sama-sama manusia!” tegasnya.

Sementara itu, Prof Haedar Nashir juga mengungkapkan bahwa topik ini perlu terus-menerus didiskusikan. Pasalnya, masa depan Indonesia akan ditentukan dari seberapa jauh kita membangun dan merawat modal kita berbangsa dan bernegara.

Ia pun mengingatkan keinginan kita untuk membangun bangsa harus memperjuangkan kemerdekaan. “Pasalnya, kemerdekaan kita diraih melalui perjuangan yang sangat berat, tetapi merawat hasil kemerdekaan itu perlu perjuangan yang lebih besar,” bebernya.

Lebih lanjut, Prof Haedar juga menerangkan bahwa hal ini juga bergantung pada perhatian kita dalam mengelola negara dan sumber daya alam. “Jika masih ada disparitas dan ada salah cara dalam mengelola, ya kita tidak punya masa depan,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa tiga hal utama, yaitu fondasi kita berbangsa, potensi yang kita miliki, serta masa depan bangsa, sangat tergantung dari kita.

“Dari seberapa jauh kita seluruh elemen bangsa punya kesamaan pandangan tentang hal-hal yang krusial,” ungkap guru besar UMY tersebut.

Di sisi lain, Rektor Ubaya Benny Lianto mengatakan bahwa topik yang dibahas pada studium generale kali ini sesuai dengan visi Ubaya yang ingin mencetak pemimpin nasional yang berkarakter dan memiliki integritas melalui dunia pendidikan.

“Melalui acara ini, Ubaya ingin mengajak mahasiswa, civitas akademika, serta seluruh masyarakat untuk mewujudkan kebhinekaan dan keberagaman potensi bangsa. Ini adalah modal sosial untuk mewujudkan Indonesia maju,” ujarnya. (AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini