Juara 2 Kaligrafi Gebyar Semarak Milad Muhammadiyah, Guru SDM 9 Dapat Ilmu dan Pengalaman Baru

0
68
Aris Wahyuningsih SPd meraih juara 2 kaligrafi dalam ajang Semarak Milad Ke-111 Muhammadiyah. (Dyah/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Guru SD Muhammadiyah 9 Surabaya, Aris Wahyuningsih SPd, turut menyemarakkan lomba Gebyar Semarak Milad Ke-111 Muhammadiyah. Guru yang juga wali kelas 6 itu berpartisipasi dalam lomba kaligrafi yang diadakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya.

Lomba kaligrafi dipusatkan di SD Muhammadiyah 4 Surabaya, Ahad (8/10). Pada kompetisi itu, Aris berhasil meraih juara 2.

Padahal, persiapan yang dilakukan guru asal Kecamatan Karanggeneng, Lamongan, itu begitu singkat. Dia hanya melakukan persiapan berlatih selama lima hari berlatih.

Kepada kontributor KLIKMU.CO, Aris Wahyuningsih menjelaskan, persiapan yang dilakukan lima hari itu begitu singkat. Tetapi, tidak menjadikan penghalang untuk tetap tampil maju menyemarakkan Milad Ke-111 Muhammadiyah.

“Saya juga diuntungkan dalam pekan ini karena ada kegiatan PTS di sekolah. Jadi, setelah menjaga ujian anak-anak selesai saya belajar kaligrafi di kantor. Kebetulan di sekolah juga ada ekstrakurikuler kaligrafi. Maka dari itu, kesempatan bagi saya untuk sharing ilmu dan ingin mengetahui bagaimana caranya menulis dan memberi hiasan yang benar kepada pembimbing,” tuturnya seusai menjadi pengawas ujian di kelas.

Aris menuturkan, peserta lomba ini berasal dari guru TK, SD, SMP, dan SMA Muhammadiyah se-Surabaya. Kurang lebih ada 30 peserta yang ikut menyemarakkan perlombaan kaligrafi ini.

“Jujur, ini merupakan pengalaman pertama bagi saya mengikuti lomba. Masya Allah ternyata banyak sekali pengalaman yang saya peroleh terkait penulisan hiasan indah Arab ini,” jelasnya.

Dia kemudian menceritakan, pada saat latihan, banyak sekali pelajaran yang diperoleh. Ternyata, jenis-jenis tulisan Arab itu ada berbagai macam.

“Saya baru tahu waktu latihan. Ternyata banyak sekali jenisnya dan banyak sekali berbagai macam tulisan Arab dalam kaligrafi,” terangnya.

Menurut dia, tidak dianjurkan dalam penulisan menggunakan aliran yang berbeda-beda. Harus satu aliran. Misalnya, kalau menulis alifnya ada layarnya, semua huruf tegak harus dikasih layar. Jangan sampai berbeda aliran tulisan satu dengan tulisan lainnya.

Kelemahan yang biasanya dilakukan adalah kurang teliti dalam penulisan tasydidnya. Kemudian pemberian harakatnya juga kurang tepat. Contohnya, tulisan rak ekornya mengangkat ke atas tidak boleh keluar dari jenis tulisan seperti itu.

“Nah, ini merupakan ilmu-ilmu baru bagi saya dalam penulisan dan pengalaman belajar kaligrafi. Mungkin saya merasa sulit karena waktu begitu singkat dan tidak terbiasa menulis, jadi itu menjadi kendala bagi saya. Sempat kemarin waktu lomba sedikit grogi karena penulisan Arabnya saya langsung menggunakan spidol khusus yang depannya sudah didesain lancip untuk Arab, tetapi masih bisa saya perbaiki,” ujarnya.

Selain penulisan, kata Aris, komposisi perpaduan warna juga menjadi penentu penilaian untuk menghidupkan hiasan kaligrafi.

“Ini merupakan pengalaman baru yang selalu mengingatkan tentang diri saya dari pembimbing ekstrakurikuler kaligrafi Ustadz M Rofiq Munawi yang menjadikan saya lebih termotivasi,” tandasnya.

“Terkait dengan kriteria penulisan, ada dua. Pertama, fastabilqul khairat. Kedua, albirru manittaqo. Kemudian untuk poin penilaian ada empat. Yang paling utama adalah kaidah penulisan kaligrafinya yang, kedua kreativitas, ketiga keserasian warna sama kebersihan,” tuturnya.

(Nashiiruddin/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini