Surabaya, KLIKMU.CO – Sejumlah kader IMM se-Surabaya kembali ikut bergabung dalam aksi bela Palestina, Minggu (12/11). Dalam acara bertajuk Aksi Superdamai dan Doa Bersama ini, banyak kader IMM yang turut ambil bagian dalam lautan aksi massa maupun sebagai panitia.
Aksi ini telah dimulai sejak pukul 05.30 WIB di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Sebelumnya, IMM Surabaya telah terlibat dalam aksi serupa bersama IMM se-Jawa Timur di kawasan Kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat (Konjen AS) Surabaya pada selasa (7/11) lalu.
Ramadhani Jaka Samudra, Ketua Umum PC IMM Kota Surabaya, menyatakan bahwa kader-kader IMM tidak akan berhenti menyuarakan dukungannya terhadap Palestina dengan segala cara.
“Kali ini kita selain mengoordinasi kader-kader IMM se-Surabaya, juga mengambil bagian pada kebersihan acara. Selain itu, kita juga punya LSO Ikabaya Medical Response yang membantu bagian kesehatan di acara ini,” tuturnya.
“Kita hari ini bergerak di bawah komando Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya yang berkolaborasi dengan puluhan organisasi massa lainnya di Surabaya,” imbuhnya.
Immawan yang akrab disapa Rama ini menjelaskan bahwa aksi ini adalah implementasi dari Nilai Dasar IMM. Tepatnya pada poin bahwa segala bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan kemungkaran adalah lawan besar gerakan IMM, perlawanan terhadapnya adalah kewajiban setiap kader IMM.
“Harapannya, kader IMM selalu ingat bahwa kita harus mengadakan perlawanan terhadap segala ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan kemungkaran. Tentunya dengan cara yang kreatif dan berlangsung secara masif,” tambahnya.
Harapan yang sama disampaikan oleh Ghina Ruqayatul Malihah, salah satu peserta aksi yang juga adalah kader IMM. Mahasiswi Hubungan Internasional (HI) UIN Sunan Ampel Surabaya ini juga menyoroti tindakan sewenang-wenang Israel yang melanggar Hukum Humaniter Internasional maupun sikap berat sebelah yang ditujukan oleh Amerika Serikat.
Menurutnya, IMM sebagai gerakan mahasiswa perlu melakukan banyak hal, termasuk mengkaji problem ini dari berbagai sudut pandang lalu menarasikannya.
“IMM perlu mengambil bagian dalam transformasi ilmu secara lebih luas. Sebab, hari ini masih ada pro dan kontra, salah satunya di media sosial. Masih ada narasi-narasi untuk membela Israel yang jelas-jelas melakukan banyak kerusakan. Ada pula yang menyalahkan Hamas karena menolak diplomasi. Semua terkesan penuh simpang siur informasi,” tuturnya.
“Maka, semua ini perlu dikaji lalu dinarasikan untuk kemudian mengedukasi banyak pihak. Agar meminimalkan simpang siur dan menegaskan bagaimana seharusnya kita bersikap,” tambahnya.
Peserta lainnya, Ahmad Ghozi Al-Afnan yang juga Sekretaris Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman PC IMM Kota Surabaya, lebih menyoroti terkait Bandwagon Effect di dalam aksi ini. Bandwagon Effect sendiri adalah fenomena di mana orang cenderung ikut-ikutan atau mendukung suatu tindakan atau pandangan karena banyak orang lain juga melakukannya atau mendukung hal yang sama.
Ketika terjadi aksi besar-besaran atau gerakan sosial untuk mendukung Palestina, orang-orang yang sebelumnya mungkin tidak terlalu peduli atau tidak terlibat secara aktif dalam isu tersebut dapat merasa tertarik untuk bergabung karena melihat banyak orang lain ikut serta.
“Jangan-jangan beberapa hanya ingin bereksitensi, sekadar untuk update statusdi media sosial dan bukan benar-benar menyuarakan kepedulian dengan sepenuh hati. Meski demikian, kita harus mengapresiasi semua keterlibatan massa dalam aksi ini. Namun, kita jangan lupa bahwa Bandwagon Effect bisa saja terjadi,” ujarnya.
“Maka, kita harus terus menyuarakan hal ini secara bersama-sama dengan lebih masif agar yang awalnya ikut-ikutan menjadi benar-benar memiliki kepedulian,” pungkasnya.
(Muhammad Habib Muzaki/AS)