Kader IPM “Ngintil” Siapa?

0
14
Kader "Ngintil" Ulama. (Ilustrasi ipm.or.id)

Oleh: Mochammad Irfani, Ketua PRM Genting, Asemrowo, Surabaya

وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبْرَحُ حَتَّىٰٓ أَبْلُغَ مَجْمَ عَ ٱلْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِىَ حُقُبًا

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada pemuda (yang mengikuti-membantunya): “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”.

Ulama menjelaskan, pemuda tersebut bernama Yusya bin Nun. Pemuda tersebut tidak hanya mengikuti, tapi juga “berguru” dan kelak ia menjadi nabi sepeninggal Nabi Musa.

Abdurahman bin Shakhr, yang populer disebut dengan Abu Huroiroh berusia 26 tahun saat masuk Islam, dan hanya 3 tahun “mengikuti” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, tapi hasilnya lebih dari 5.000 hadits beliau hafal.

Sahabat muda ini masih berusia 13 tahun saat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai gurunya pergi ke Ar-Rafiq Al-A’la. Hal ini tak membuat Abdullah bin Abbas berhenti menimba ilmu. Maka tak heran beliau masuk dalam jajaran mufasir.

Berbekal “mengikuti” bisa mengubah keilmuan seseorang. Tentu bukan sebatas ikut ke mana perginya sang panutan, tapi belajar/menyerap ilmu sang guru.

Masihkah generasi pasca milenial ada yang “ngintil” (mengikuti/membersamai) ulama? Di sisi lain, apakah masih ada ulama yang aktif mengajak remaja untuk membersamai beliau?

“Ngintili” siapakah adik-adik Ikatan Pelajar Muhammadiyah saat ini? Pertanyaan ini harus kita munculkan,  karena merekalah yang kelak akan mewarnai persyarikatan dan negara ini.

Sudah sepatutnya mereka membersamai ulama. Belajar kepada mereka untuk memperdalami Al-Islam. Sangat disayangkan bila Al-Islam mereka yang masih dangkal tapi sudah sibuk mengikuti lainnya.

Bagaimanakah cara agar calon penerus persyarikatan ini dominan mengikuti ulama? Ini bukan pertanyaan yang mudah dijawab. Tugas kita semua (orang tua, guru, pengurus masjid, ranting, cabang, dan daerah) mencari formula agar anak-anak kita rela hati mendekat pada ulama.

Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak buah hati kita hadir di pengajian-pengajian dan bersilaturahmi pada para ustadz.

Berkumpul dengan pandhe besi, tertular bau bakaran. Berkunjung ke toko parfum, tepercik wanginya.

63 tahun Ikatan Pelajar Muhammadiyah (18 Juli 1961-18 Juli 2024). Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya pada kita semua. Aamiiin…

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini