Kader PCM Dibekali Ilmu Menulis Tokoh Lokal Muhammadiyah

0
22
Dio Yulian Sofansyah mengisi materi FGD Riset Sejarah Muhammadiyah Surabaya. (Miftahul Muslim/KLIKMU.CO)

Surabaya, KLIKMU.CO – Aula Pusat Dakwah Muhammadiyah Surabaya kembali ramai dengan kehadiran perwakilan Pimpinan Cabang Muhammadiyah se-Surabaya. Hal tersebut dikarenakan ada acara Focus Group Discussion Riset Penulisan Sejarah Muhammadiyah Surabaya.

Acara FGD kali ini diadakan dengan mengundang perwakilan Majelis Pustaka, Informatika, dan Digitalisasi yang ada di PCM se-Surabaya, Ahad (3/3/2024).

Acara FGD kali ini merupakan langkah awal persiapan penelitian lanjutan sejarah Muhammadiyah Surabaya. Setelah diterbitkannya buku Babad Muhammadiyah Surabaya yang menceritakan seabad sejarah Muhammadiyah Surabaya, dipandang perlu untuk melanjutkan lagi proses penulisan agar menghasilkan tulisan sejarah yang tuntas.

Acara kali ini dihadiri total ada 50 peserta wakil dari MPID PCM se-Surabaya. Para peserta inilah yang nantinya akan menjadi ujung tombak di masing-masing cabang dalam mengumpulkan data dan tulisan sejarah.

Dalam sambutannya, Wakil Ketua PDM Surabaya Suhadi M Sahli menyampaikan bahwa penulisan sejarah lokal Muhammadiyah harus digalakkan.

“Penulisan (sejarah) harus kita galakkan dan kita harus bersemangat dalam menulis. Tulis semua peristiwa yang kita lakukan sehingga jadi dokumen sejarah yang bermakna bagi generasi kita yang akan datang. Hal itu juga sesuai dengan apa yang difirmankan Allah SWT dalam surah Al A’raf ayat 176,” tuturnya sembari mengutip potongan ayat tersebut.

Acara kali ini menghadirkan guru sejarah Smamda Surabaya, Dio Yulian Sofansyah MPd. Ia memaparkan materi terkait langkah penelitian sejarah.

Dio merupakan seorang guru yang memiliki fokus keilmuan sejarah. Hal itu dibuktikan dengan banyak sekali karya tulisan sejarahnya yang diterbitkan oleh berbagai penerbit.

Salah satunya adalah buku tentang kisah sejarah kerja paksa masa Jepang atau yang dikenal dengan romusha. Buku tersebut berjudul Propaganda Romusha Sandiwara dari Jepang. Buku yang kemudian melejitkan nama Dio sebagai penulis muda yang karyanya menjadi best seller.

“Menulis itu tidak mudah, apalagi menulis sejarah. Dalam tahapannya, kita harus bisa melalui tahapan penulisan sejarah. Mulai penentuan tema dan topik, kemudian mencari sumber, mengkritik dan menginterpretasikan, hingga yang terakhir menuliskan interpretasi dari data yang kita dapat,” ujar sosok guru muda yang sekarang menjadi pengurus Surabaya Heritage Society ini.

Dio memaparkan materi penelitian sejarah kurang lebih sekitar 60 menit. Dari pemaparan materi yang diberikan Dio, peserta terlihat antusias dilihat dari banyaknya interaksi yang muncul.

Mulai peserta yang mengajukan pendapat hingga bertanya lebih dalam terkait langkah-langkah penulisan sejarah. Materi ini adalah bekal bagi para pengurus PCM untuk kemudian melakukan tindak lanjut penulisan tokoh lokal Muhammadiyah di tingkat cabangnya masing-masing.

Dio Yulian Sofansyahmengisi materi FGD Riset Sejarah Muhammadiyah Surabaya. (Miftahul Muslim/KLIKMU.CO)

Ketua MPID PDM Surabaya Andi Hariydi MPdI dalam keterangan penutupnya sempat menyampaikan keprihatinan terkait kurangnya penulisan sejarah tokoh-tokoh Muhammadiyah.

“Saya itu sering dengar nama tokoh-tokoh Muhammadiyah di berbagai wilayah di Surabaya. Tapi kadang saya itu susah mencari artikel tulisannya. Padahal sosok tersebut punya peran penting di cabang, bahkan di pimpinan daerah. Jadi, harapan saya, langkah awal riset ini bisa membantu kita semua untuk menambah literasi terkait kisah panjang perjalanan Muhammadiyah di Surabaya,” ungkapnya.

(Miftahul Muslim/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini