Kajian Jogo Ati Masjid Bahagia Bahas Berbagai Macam Hijrah

0
16
Edi Purnomo mengisi Kajian Jogo Ati Masjid Bahagia di Masjid Bahagia, Jalan Makam Peneleh 37 Surabaya, Ahad (28/7/2024). (Azmi Izuddin/KLIKMU.CO)

KLIKMU.CO – Kajian rutin Jogo Ati Masjid Bahagia Surabaya membahas tentang “Eksistensi dan Makna Hijrah”. Bertindak sebagai penceramah adalah Edi Purnomo.

Kajian itu diikuti jamaah laki-laki dan perempuan di Masjid Bahagia, Jalan Makam Peneleh 37 Surabaya, Ahad (28/7/2024).

Mengawali ceramahnya, Edi Purnomo mengajak jamaah untuk mensyukuri nikmat yang telah Allah SWT berikan.

“Ngaji selepas shalat Shubuh itu tantangannya berat. Tapi pahalanya juga berat. Hanya orang-orang terpilih yang bisa melakukannya. Oleh karena itu, jangan lupa bersyukur atas hal ini,” terang pria yang menjabat sebagai Wakil Kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya itu.

Berbicara tentang bulan Muharram, lanjut Edi Purnomo, berbicara juga mengenai sejauh mana kita berhijrah. Meninggalkan apa yang membuat kita jauh dari karunia-Nya juga lebih semangat dalam menjalankan syariat-Nya.

Menurut dia, ada beberapa macam hijrah yang perlu kita pahami agar perubahan kepada yang lebih baik itu semakin bermakna.

“Pertama ialah hijrah dari pluralisme akidah kepada tauhid Islamiyah,” jelasnya.

Hal itu dimulai dari pola pikir dan sikap kita. Apakah sejauh ini mengarah kepada akidah yang telah dibawa oleh Rasulullah Saw atau belum. Hidup ini dari Allah dan diabdikan kepada Allah.

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, sesungguhnya kita ini dari Allah dan akan kembali kepada-Nya,” kata Edi Purnomo.

Kedua ialah hijrah dari persoalan yang bersifat pamrih kepada keikhlasan. Firman Allah Muhlisiina lahud diin. Artinya, kembali kepada hati yang murni. Menurut dia, hijrah yang satu ini mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan.

“Kemudian, yang ketiga ialah hijrah dari segala sesuatu yang masih bersifat ilmu kepada amal. Karena Allah itu tidak akan melihat wajah dan kekayaanmu, tetapi yang dilihat ialah amal perbuatan dan hatimu,” bebernya.

Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tak berbuah. Artinya, segala pengetahuan yang dimiliki manusia apabila tidak diterapkan dalam tindakan adalah sia-sia. Hal ini mengingatkan kita bahwa penting untuk mengaplikasikan apa yang kita pelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya, hijrah dari belajar ilmu saja ke belajar adab. Setelah adab itu ialah ilmu. Bukan kebalikannya. Karena adablah yang membentengi kita dari perbuatan-perbuatan yang tidak bertanggung jawab.

“Dan yang terakhir adalah hijrah dari perbuatan yang bersifat suasana hati yang sering berubah tanpa alasan atau moody ke sifat yang istiqamah. Itulah beberapa hijrah yang semestinya kita jalankan saat ini. Membawa perubahan dan dampak yang lebih baik untuk kehidupan dan amal kita,” tandasnya.

Kajian Rutin Jogo Ati kali ini ditutup dengan sarapan bersama. Diikuti oleh 80 jamaah laki-laki dan perempuan. Rutin setiap Ahad pagi dimulai dari pukul 05.00-06.00 WIB.

(Azmi Izuddin/AS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini